Jumat, 31 Desember 2010

Koran Kecil Kembali Menyapa Pembaca

Alhamdulillah akhirnya Koran kecil edisi pertama pada tahun ajaran 2010/2011 bisa kami terbitkan. Kami atas nama pengurus dan segenap guru serta karyawan KBAT Birrul Walidain mengucapkan terima kasih atas kepercayaan bapak ibu yang telah mempercayakan putra/putrinya kepada kami. Kami juga mohon dukungan dan kerjasama bapak dan ibu semua untuk tak segan-segan memberikan saran dan kritik kepada kami, demi kemajuan kita bersama. KArena pendidikan putra/putri kita tak akan berhasil bila komponen sekolah, guru dan orang tua serta masyarakat tidak saling mendukung. TAk lupa juga kami segenap pengurus , guru pegawai KBAT Birul Walidain mengucapkan Selamat HAri Raya Idul Fitri Mohon Maaf lahir dan Batin.


Dan buah tangan pun menjadi oleh-oleh bagi kami. Terima kasih banyak...


Foto Bersama moment penting agar menjadi kenangan terindah.


Inilah para kru yang membantu melayani anak-anak PPL di Jenang Kenia. Terima kasih ya mbak, bu, mas...

Duh... mbak Nia...enak, ya jenangnya...


Anak-anak tengah berusaha membungkus jenang dengan rapi


Anak-anak mengamati dengan seksama


Anak-anak memasuki tempat pembuatan jenang dimulai dari mesin parut kelapa, pemeras kelapa dan tape


Anak-anak tengah mendengarkan pengarahan bu Opik

Azka belajar membungkus jenang.

KBAT Birrul Walidain PPL ke “Jenang Kenia”

Pagi itu, Rabu 27 Oktober 2010 anak-anak KBAT Birrul Walidain untuk yang pertama kalinya melaksanakan kegiatan PPL (Program Pengenalan Lingkungan). Program ini seterusnya akan berjalan satu bulan sekali.
Anak-anak sangat antusias. Detik-detik menjelang PPL (seminggu sebelumnya) anak-anak terus disiapkan agar menjaga kesehatan sekaligus diberi motivasi untuk melakukan tugas dengan rapi. Hal ini semata-mata agar saat PPL tak ada yang sakit ataupun terjadi hal yang tak diinginkan karena mereka telah mematuhi perintah guru. Maklum anak-anak sangat tertarik dengan banyak hal baru, dan di lokasi PPL banyak peralatan yang berbahaya seperti tungku panas, mesin dan perapian
Pukul 08.00 anak-anak berangkat ke lokasi dengan mobil angkutan. Anak-anak tampak menikmati suasana kebersamaan bersama teman-teman, dengan bercakap dan bernyanyi bersama. Berada di dalam angkutan ini kita betul-betul merasakan suasana yang menyenangkan, khas dan sebenar-benarnya anak-anak.
Setelah menyaksikan cara pembuatan jenang hingga pengepakan dengan tertib dan sabar, kini tibalah saatnya anak-anak menjalankan kegiatannya di lokasi yakni membungkus jenang. Beberapa anak yang mulai kesulitan membungkus jenang mulai mencicipi jenang yang dipegangnya...inilah potret anak-anak ...selalu ingin mencoba hal yang baru.
Setelah itu saatnya menyantap jenang...Pulangnya anak-anak dan guru membawa jenang sebagai buah tangan. Alhamdulillah PPL pertama berjalan dengan sukses...Amin…(Bu Helida)***


Ananda Daffa berusaha memakai kaus kaki sendiri. (foto : Bu Helida).-

Komunikasi Membuka Gerbang Segala Ilmu

Glenn Doman seorang ahli perkembangan anak, perkembangan otak manusia paling pesat terjadi pada usia 0-7 tahun dan bisa dicapai secara optimal apabila diberi stimulasi yang tepat.
Oleh karena itu sebaiknya mengajak anak untuk mengikuti program kelopok bermain (PG) sejak anak berusia 2 tahun. Pendidikan prasekolah (PG dan TK) dianggap penting karena memberikan fondasi yang kuat untuk jenjang pendidikan selanjutnya.
Sebagian besar ortu ingin mengalami kemulusan agar anak masuk sekolah KB mampu tanpa rengekan dan air mata minta ditunggui. Tapi memang tak semua anak siap untuk sekolah. Ada anak yang butuh waktu cukup lama untuk menyesuaikan diri dengan dunia barunya ini. Persiapan masuk KB memang dapat dan harus dilakukan. Peran ortu sangatlah penting dalam hal ini.
Anak yang masih menjaga jarak ketika di lingkungan baru, bulan pertanda ia belum matang untuk masuk KB. Setiap anak punya karakter masing-masing.
Ketika masuk KB, si kecil memasuki dunia baru yang di dalamnya terdapat barbagai hal seperti teman baru, orang dewasa lain selain orang tua, dan pengasuh anak, yaitu guru serta sejumlah kegiatan yang mungkin belum pernah dilakukan anak untuk menghadapi ini semua, anak butuh kesiapan fisik, kognitif, dan sosial emosional. Selain itu ada 2 hal penting yang perlu dimiliki anak saat hendak masuk KB.
1. Kemampuan self help yaitu kematangan anak untuk dapat mengkomunikasikan kebutuhannya.
2. Kemampuan social help yaitu kematangan anak untuk mengerti kebutuhan orang lain. Orang tua sebaiknya membantu anak mematangkan aspek yang dibutuhkan anak untuk masuk KB melalui kegiatan sederhana misalnya memberi kesempatan si kecil bermain bersama teman sebaya, bertanggung jawab atas barang-barang milik sendiri, belajar mendengarkan orang lain berbicara, memberi salam atau memahami instruksi.


Naik kereta api...tut...tut...tut...


Suasana anak-anak saat senam. Meski belum bisa melakukan dengan sempurna tetapi anak-anak sudah mulai bergerak sesuai irama musik.

Subhanallah…...Asyiknya Hari Pertama Sekolah...

Hari pertama sekolah ba-gi anak-anak akan menjadi hari tak terlupakan. Dengan mengenakan baju seragam, anak-anak sangat antusias untuk berangkat ke sekolah di-temani oleh orang tua atau kakek nenek. Saat kepala sekolah mengumumkan kelas, anak-anak berbaris di halaman sambil menunggu giliran namanya disebut. Setelah mendengar namanya disebut anak-anak langsung memasuki kelasnya masing-masing ditemani orang tuanya. Sehingga saat itu terlihat kelasnya cukup penuh, bayangkan saja yang seharusnya terisi 25 anak dan 3 orang guru ternyata ditambah dengan beberapa orang tua yang ikut masuk menemani putra-putrinya. Namun, suasana gembira cukup terlihat diwajah anak-anak, meskipun banyak anak-anak yang masih menangis dan bergelayutan disebelah orang tuanya.
Suasana seperti ini berjalan kira-kira 3,5 bulan. Setelah itu anak-anak relative tertata dengan baik. (Bu Opik).-



Suasana KBM anak-anak saat belajar di Ruang Serba TKAT Birrul Walidain
r

Belajar di Ruang Serba Guna TKAT Birrul Walidain

Mulai awal bulan Oktober KBAT Birrul Walidain dilakukan beberapa perbaikan gedung. Dan KBM pun berpindah tempat di ruang serba guna TKAT Birrul Walidain.
Tentu saja perpindahan ini memuat segi positif seperti anak-anak KB1 dan KB2 saling akrab, anak-anak makin mengenal gurunya sehingga bersedia dilayani semua guru KB (tidak memilah-milah guru,lagi), belajar naik-turun tangga.
Negatifnya, mungkin akan butuh waktu lagi menyesuaikan dengan tempat yang baru. Namanya juga anak-anak...(Bu Helida).-

Sebersit Keinginan Para Guru KBAT Birrul Walidain di Hari Guru

Ya, Allah...
Jadikanlah anak didik kami sholih dan sholihah
Rendahkanlah suara mereka terhadap orang tua, guru dan orang yang lebih tua
Jadikanlah kami guru yang senantiasa memuliakan-Mu
dan membawa anak didik untuk berbakti kepadamu
Berikanlah petunjuk-Mu pada kami dalam menunaikan tugas dan menjaga amanah
Ya, Allah...kabulkanlah do'a kami...
Aamiin ya Robbal Aalaamiin...

Kudus, 25 November 2010.-


Ananda Zidan tak menangis lagi dan tengah belajar berdzikir usai sholat Dhuhur (foto : Bu Helida).-

Sekarang Zidan Manaf Tak Menangis Lagi

Pada edisi perdana dari Koran kecil ini untuk bagian cerita lucu akan dihiasi dengan cerita lucu dari ananda Zidan Manaf dari KB2.
Cerita ini terjadi pada awal-awal tahun ajaran baru, dimana anak-anak masih ada yang belum terkondisikan, masih menangis karena ditinggal orang tuanya saat kegiatan bermain sambil belajar berlangsung. Diantara anak-anak yang masih menangis, terlihat juga Zidan Manaf yang menangis karena ditinggal orang tuanya, terlebih lagi kalau bermain di halaman dan melihat rumah eyangnya yang memang dekat sekali dengan tempat Kelompok Bermain ‘Aiyiyah Terpadu Birrul Walidain.
Walaupun masih menangis, ketika Zidan melihat bu guru membawa kamera untuk mengambil gambar anak-anak, Zidan pun tak mau ketinggalan ikut berpose dengan teman-temannya yang lain, air mata mengalir tak jadi masalah tapi ekspresi untuk tampil bersama teman-temannya masih tetap ada. (Bu Heni)

Mas Haidar Bahzi Si Anak Aktif


BELAJAR mengendalikan diri dan beradaptasi dengan lingkungan amat diperlukan. Apalagi di awal masuk sekolah saat anak belum banyak mengetahui peraturan dalam belajar dan bermain.Dan anak-anakpun mengambil contoh pada guru yang mengajarnya. Mas Haidar pun demikian. Meski di awal banyak orang tua yang heran dengannya dan mengingin-kan jauh dari putra-putrinya tetapi lambat laun mas haidar banyak belajar. Dia bisa membilang 1-10, mengenal bentuk geometri, warna dan sekalipun usil dia segera meminta maaf pada temannya sembari mencium tangan temannya.(Bu Tatik)

Senin, 27 Desember 2010

KELOMPOK BERMAIN DAN TAMAN KANAK-KANAK 'AISYIYAH TERPADU BIRRUL WALIDAIN KUDUS

Kehadiran seorang anak senantiasa membawa semangat dalam kehidupan manusia. Keinginan untuk memberi warna pada sangbuah hati (bak sebuah gelas kosong) dengan segala bentuk kebaikan dunia-akhirat. Maka gelas kosong itu perlu diisi dengan ilmu yang bermanfaat dan dilakukan kontinyu setiap saat, agar kelak di usia lanjut ilmu tersebut tetap melekat bahkan terwariskan kepada keturunannya.
Kepolosan hati dan pikirannya membuat banyak hal mudah diserap anak. Oleh karena itu diperlukan pendidikan yang bersumber dan berdasar pada nilai-nilai islami.
Kelompok Bermain (KB) dan Taman Kanak-Kanak (TK) 'Aisyiyah Terpadu Birrul Walidain menyelenggarakan pendidikan anak usia dini yang menanamkan nilai-nilai Islami dan menyeimbangkan antara SQ, EQ, dan IQ untuk menciptakan generasi yang teguh imannya, mulia akhlaknya, cerdas pemikirannya dan sehat badannya menuju kebahagiaan di dunia dan akhirat.
KELOMPOK BERMAIN
Hari Senin-Kamis: KBM jam 07.30 s/d 13.00 WIB
Hari Jum'at : KBM jam 07.30 s/d 10.00 WIB
TAMAN KANAK - KANAK
Hari Senin - Kamis : KBM jam 07.30 s/d 13.30 WIB
Hari Jum'at : KBM jam 07.30 s/d 10.30 WIB
Hari Sabtu : Ekstra Kurikuler

Kamis, 30 September 2010

Malaikat Kecil Singgah Kembali di KBAT Birrul Walidain




Ananda Fatih tampak nyaman dalam dekapan ibu


Lahir


Inilah dokumentasi saat para wartawan senior Pikiran Rakyat berkunjung ke Kudus, kota Kretek dan kota terkecil di Jawa Tengah. Tampak masih gagah meski rambut telah berubah dua warna. Tetap semangat ya pak...(Foto : Helida).-

Senin, 20 September 2010

Kunjungan IKPPR (Ikatan Keluarga Pensiunan Pikiran Rakyat) - Bandung Membawa Berkah

IKPPR...apa itu? Ini singkatan dari Ikatan Keluarga Pensiunan Pikiran Rakyat yang bertempat di Bandung. PR atau Pikiran Rakyat adalah nama salah satu koran daerah yang berasal dari Bandung. PR Group memang tidak hanya perusahaan yang bergerak di bidang media massa tetapi mulai merambah ke bidang lain seperti percetakan, apotik, juga beberapa media massa lain yang berbeda nama. Apa hubungannya dengan KBAT Birrul Walidain?...

Salah seorang Penasehat dan Pembina Koran Kecil di KBAT Birrul Walidain bernama Alex Achlish adalah mantan wartawan Pikiran Rakyat dan sempat menjadi Pemimpin Redaksi Fajar Banten. Sebagai pembina sekaligus penasehat, bapak Alex pernah memberikan pengarahan tentang pentingnya membuat berita, berita yang harus terus di-update di tiap-tiap ada perkembangan bahkan membuat buku pegangan untuk kami, para wartawan-wartawati koran kecil.

Sebuah prestasi yang luar biasa ditorehkan sebagai pensiunan wartawan. Ini membuktikan bahwa profesi wartawan ternyata tak mengenal kata pensiun. Wartawan adalah panggilan mulia dari sebuah jiwa yang ingin terus memberikan perubahan ke arah yang lebih baik bagi lingkungannya.

Kunjungan ini menjadikan Bapak Alex merasa tak dilupakan oleh habitat lamanya. Kunjungan yang bermula dari sebuah kekhawatiran dan keprihatinan IKPPR untuk menengok para mantan wartawan yang terkena stroke. Dan sungguh luar biasa kaget pihak IKPPR karena Bapak Alex masih berdiri tegak, dan banyak waktunya digunakan untuk berkiprah bagi banyak orang termasuk untuk KBAT Birrul Walidain.

Apa yang dihasilkan oleh Bapak Alex dibawa sebagai hasil karya abadi seorang pensiunan wartawan, termasuk koran kecil dijadikan sebagai buah tangan untuk dibawa ke Bandung. Masa pensiun yang indah bukan,...diperguinakan untuk membuat bahagia orang lain. Semoga amalan Bapak Alex diridloi Allah SWT. amin... Terima kasih , pak...

Senin, 06 September 2010

Pembinaan Para Guru KB-TKAT Birrul Walidain Perlu Terus Dipupuk.

Pada tanggal 7 Agustus 2010 para guru baik KB maupun TKAT Birrul Walidain diberikan pembinaan oleh para pengurus. Pertemuan ini dihadiri oleh semua guru KB dan TKAT Birrul Walidain, para pengurus yang diwakili oleh Pak Yusuf, Pak Hemi, Pak Imam, Pak Purwanta.

Pertemuan ini menjadi kian menarik karena menggunakan Slide, gambar animasi dan pemutaran video mini sehingga penjelasan menjadi demikian gamblang dan tidak membuat jenuh. Bak Pencerahan bagi kami.

Pembicaraan yang menyangkut pengkaderan, pendidikan SDM dan diakhiri dengan implikasi untuk dunia pendidikan terutama di sekolah KB-TKAT Birrul Walidain Kudus. Semua komponen sekolah berhak mengusulkan yang terbaik untuk Birrul Walidain. Mungkin akan menjadi kian menarik apabila banyak kegiatan kemuhammadiyahan maupun Aisyiyah dan NA bisa terakses langsung di ingternet sehingga syiar terhadap agama dan organisasi kian terasa hingga pucuk-pucuk masyarakat termasuk bagi yang jarang menghadiri pengajian karena berbagai alasan.

Hotmail juga bisa jadi pilihan untuk mengirimkan kritik dan saran bagi orvganisasi dan masyartakat Islam pada umumnya. Semoga di masa mendatang semua ini menjadi kenyataan Amin...(Helida).-



Tampak Bapak Hemi dan Bapak Yusuf tengah mengamati dengan jeli para guru KB-TKATBirrul Walidain saat diadakan pembinaan di ruang serba guna TKAT Birrul Walidain. (Foto : Bu Helida)

Malaikat Kecil Menghampiri Keluarga Pak Habib.

Alhamdulillah pada tanggal 6 Agustus 2010 Bapak Habibi, sang penjaga malam KBAT Birrul Walidain dan ibu Kholimatul Husna mendapatkan berkah luar biasa dari ALLAH SWT dengan hadirnya malaikat kecil di rumah beliau. Kami mendengar kabar bahagia tersebut saat menyelesaikan tugas akbar mengikuti lomba mewarnai dalam rangka HUT RI ke-65 dan melakukan beberapa kegiatan di sekolah dalam rangka memeriahkan HUT RI ke-65 di KBAT Birrul Walidain.

Dan Ananda Zakiya Putri Salsabila, nama sang malaikat kecil ini lahir di rumah beliau dengan ditolong seorang bidan dengan berat 3,5 kg sedang panjang belum diukur sampai berita kami dapatkan. Subhanallah...di zaman seperti ini masih ada yang melahirkan di rumah adalah berkah yang besar. Selamat ya pak-bu, semoga kelak menjadi sholikhah dan pencerah rumah tangga ayah-ibunya. Amin... (Bu Helida).-




Tampak Pak Habib dan Istri tengah berbahagia dengan hadir si kecil. Keduanya bergotong royong mengganti popok bersama. Duh..., rukunnya. Semoga pemandangan ini akan terus nampak hingga akhir hayat ya, pak... Selamat. (Foto : Bu Helida).-

KBAT Birrul Walidain Berjaya di Ajang HUT RI ke-65 sebagai Juara 3 Mewarnai



Ekspresi Hanna penuh kemenangan saat menunjukkan hasil karyanya. Selamat ya, sayang... Teruslah Berkarya...(Foto : Bu Helida).-


Alhamdulillah meski baru sebentar sekolah anak-anak mampu merebut perhatian juri lomba Mewarnai. Yakni sebagai juara 3 atas nama ananda Hanna. Ini tentu di luar dugaan. Setiap anak mempunyai kekuatan bagai magnit yang menyimpan kekuatan besar di dalamnya. Ananda Hanna, Sinok dan Firda memang tampak bagus dalam mewarnai. Gambar apel yang kami berikan mampu diwarnai sesuai dengan warnanya (Apel, batang dan daun).

Tetapi di awal yang tampak nyata adalah Firda dan Sinok. Firda dengan guratan dan pewarnaan yang tajam, halus,nyaris tanpa cacat. Dengan sedikit sentuhan dan polesan kecil kami yakin kemampuannya akan luar biasa. Apalagi didukung oleh kemandirian dan tanpa rewel sejak pertama kali masuk sekolah.

Ananda Sinok yang pernah menjadi juara 3 di lomba Mewarnai dalam rangka Ulang Tahun UMK ini pun tak kalah hebatnya. Usia yang relatif dewasa membuat dia mudah beradaptasi dengan banyak hal. Dalam mewarnai meski kurang halus dan tebal tetapi Sinok adalah pemompa semangat bagi teman-temannya. Sinok selalu berujar aku sudah sampai sini...kalian sampai mana?...dan ini membuat teman-temannya berusaha mengejar keteringgalan. Satu hal yang agak menyulitkan, di pagi hari saat diantar ke sekolah dia masih suka menangis meski sebentar kemudian bisa berhenti dan mengikuti apa kata bu guru.

Ananda Hanna di awal sekolah justru agak rewel. Selalu saja ingin ditunggui ayahnya. Tetapi orang tuanya cukup bijaksana, meski bersedia ditunggui tetapi harus berjanji untuk tetap melakukan kegiatan sekolah. Dan usut punya usut sang ayah bekerja di Brasil dan setahun sekali baru bisa bertemu. Akhirnya pihak sekolah punya kebijakan tersendiri kepada ananda Hanna ini.

Pada saat berlomba mental Hanna justru sangat terjaga. Dia cuek dan santai saat mengerjakan tugasnya. Sedang Firda dan Sinok tengah mengalami masa yang kurang mengenakkan hatinya. Tiba-tiba ingin ditunggui orang tuanya, ingin berangkat ke tempat lomba dengan diantar orang-orang tertentu dan sebagainya. Dan ini membuktikan bahwa mental menjadi hal utama juga untuk diperhatikan. It's OK, masih banyak kesempatan lagi yang bisa kita raih bersama. Jangan pernah putus asa untuk berkarya dan yang penting lagi KBAT Birrul Walidain bangga dengan hasil kerja keras kalian...Selamat ya, sayang... (Bu Helida dan Bu Opik).-


Ananda Firda dan hasil mewarnainya tengah tersenyum lebar penuh kegembiraan. Meski belum berhasil menjadi juara tetapi prestasi Firda tak bisa diremehkan. Konon 20 hasil peserta tingkat playgroup terbaik dipamerkan dan salah satunya terdapat gambar Firda. Tetap semangat untuk berlomba ya, sayang...(Foto : Bu Helida).-


Inilah mbak Sinok beserta gambar hasil lomba mewarnai. Meski belum berhasil di Peringatan HUT RI ke-65 tetapi Sinok pernah menjuarai lomba mewarnai di UMK dalam rangka ulang Tahun UMKbeberapa waktu yang lalu. Tetap semangat ya, sayang...(Foto : Bu Helida).-

Inilah Hasil Bidikan Kamera Kami Saat anak-anak Ditinggalkan Para Orang Tua



Putra sang Kepala Sekolah tak luput dari rewel dan tangis. Bahkan Azka harus membiasakan diri mengenakan seragam sekolah. Allah SWT tentu paling tahu Kepala Sekolah sekaligus Psikolog mendapatkan tantangan lebih besar ketimbang yang lain. Allahu Akbar...(Foto : Pak Au).-


Yuk...kita nyanyi bersama untuk menghilangkan susah dan sedih... satu,...dua...tiga...
Kasih ibu. Kepada Beta. Tak terhingga sepanjang masa...(Foto : bu Ilmi).-


Sesekali anak-anak perlu diajak berfikir di sela-sela menenangkan anak. Inilah metode yang dipakai KBAT Birrul Walidain. (Foto : Pak Habib).-


Bermain ayunan menjadi ajang bermain peran naik bis. Siapa yang belum bayar tiket???(Foto:Bu Ilmi)


Bermain titian, siapa takut???(Foto:Pak Au)


Keceriaan pun nampak di ruang musholla(Foto:Pak Au)


Suasana pengkondisian di area parkir(Foto:Ibu Helida)


KB 2 pun tak kalah stabilnya dengan KB 1(Foto:Ibu Helida)


Bu Ida tengah menenangkan Radit dan Ikhsan di ruang tunggu KBAT Birrul Walidain.


Tampak anak-anak di KB 1 bersemangat untuk diambil gambarnya karena tak menangis lagi. Hebat kan, pak-bu anak-anak tak menangis lagi. Maka bapak dan ibu tak perlu khawatir meninggalkan anak-anak untuk menjalankan aktivitasnya. (Foto : Bu Helida).-


Inilah pose Dicky yang tak menangis sejak bersekolah, cuek dan terus mencari keasyikan bersekolah dengan terus menjelajah ruangan KBAT Birrul Walidain. (Foto : Bu Helida).-


Mama Ikhsan tak perlu khawatir ananda Ikhsan segera berhenti menangis sekitar 10 menit setelah bunda pulang.( Foto : Bu Helida).-


Meski Zidan masih sedih dan menangis tetapi tetap ingin difoto...he...he...he... Dan ini pose yang tak bisa menipu...(Foto : Bu Helida).-


Yang ini adalah suasana saat bu Ida dan Bu Uud berlomba. Selain memperagakan bagaimana cara membuat mereka juga harus membuat proposal dan mempresentasikan di depan juri. Sang juripun bebas menanyakan banyak hal yang menyangkut APE ini. (Foto : Bu Helida).-


Lomba membuat spanduk juga diikuti oleh bu Helida. Oh ya, spanduk ini dipamerkan di GOR dan banyak dipakai penonton untuk berfoto...Tetapi belum berhasil mengantarkan ke gerbang juara. Tak apa-apa ya, bu. Yang penting tetap semangat. (Foto : Bu Helida).-


Ini adalah APE yang dibuat oleh bu Ida dan Bu Uud. Judulnya Pocket Tower atau Menara Berkantung. Jangan putus asa bu Ida dan Bu Uud terus berkarya ya...(Foto : Bu Helida).-

Para Guru KBAT Birrul Walidain Belum Berhasil Memenangkan Juara di Ajang Lomba Hari Anak Nasional 23 Juli 2010

Pada tanggal 23 Juli 2010 tepat di Hari Anak Nasional KBAT Birrul Walidain mengirimkan Bu Ida dan bu Uud untuk mengikuti Lomba membuat APE (Alat Peraga Edukatif) dengan ciptaannya yakni menara saku (Pocket Tower). Idenya cukup brilian bagi kami, yakni kaleng kue yang ditutup dengan kain flanel lantas diberi 5 saku dengan warna, angka, huruf hijaiyyah, abjad atau benda-benda yang berbeda lantas dipergunakan untuk mengelompokkan benda bagi anak-anak. Di bagian atas dipasang kayu sebagai menara/tower untuk memasang sandal bekas yang sudah kami potong sesuai dengan bentuk Lingkaran, persegi dan segitiga. Ketiga bentuk ini masih dikelompokkan antara yang kecil, sedang dan besar agar anak juga memahami perbandingan besar danb kecil selain belajar bentuk. Sedang di bawah kaleng dimanfaatkan untuk belajar puzzle bagi anak-anak.

Meski ide ini brilian bagi kami tetapi tidak bagi panitia. Seperti layaknya semua perlombaan kalah dan menang adalah hal yang biasa maka kami pun menerima kekalahan dengan lapang hati.

Lomba membuat spanduk juga coba diikuti oleh bu Helida. Lomba ini baru kali ini diadakan sehingga kami belum mengetahui persis bentuk lombanya dan penilaiannya. Modal tekad yang kuat untuk berkompetisi dan mencari pengalaman barulah yang kami harapkan. Tetapi di lomba inipun kami belum berhasil mendapatkan juara.

Sebetulnya Lomba HAN adalah lomba yang kami nanti-nantikan. tetapi di tahun ini lomba diadakan dalam waktu yang mendadak dan sangat singkat. Anak-anak KBAT Birrul Walidain pun sudah selesai melangsungkan acara perpisahan sehingga tak satupun lomba anak yang diikuti. Mudah-mudahan tak terjadi lagi di masa yang akan datang. Dan yang penting kami tetep semangat dalam mengikuti lomba apapun. Semoga Allah meridloi...Amin... (Helida Heirani.-)

Permohonan Maaf kepada Pembaca Setia karena Lama Off-line

Pada kesempatan terbaik ini, baik di moment Ramadhan dan Idul Fitri 1431 H yang sebentar lagi akan kita rayakan sebagai hari kemenangan kita atas puasa dalam menahan segala bentuk hawa nafsu ini, kami atas nama KBAT Birrul Walidain memohon maaf lahir dan batin atas segala kesalahan dan kekhilafan selama bergaul dan menyapa para pembaca. Terutama setelah lama kami off-line karena kesehatan yang tengah mendera. Mohon doanya saja agar kami lebih sehat sehingga dapat beraktivitas sebagaimana biasanya.

Hingga kini koran kecil kami belum muncul lagi karena berbagai urusan dalam dan luar sekolah yang dibutuhkan tenaga ekstra sehingga koran kecil belum muncul kembali. Tetapi pembaca tak perlu kecewa karena seperti yang telah kami lakukan segala perkembangan yang terjadi di KBAT Birrul Walidain akan kami up-date sebisa mungkin. Apabila dalam mengup-date berita terdapat keterlambatan dan kesalahan maka ini murni datangnya dari kami pribadi tetapi bila terdapat kemaslahatan di dalamnya maka semua ini datangnya dari Allah SWT. Oke selamat membaca berita-berita kami...(Bu Helida).-

Sabtu, 17 Juli 2010


Suasana Belajar di KB2 lebih heboh lagi karena usia relatif muda maka sikap perilakunya masih berubah-ubah dan para orang tua mulai mempelajari karakter masing-masing anak. Jangan khawatir pak-bu, kami siap melakukan terapi yang dibutuhkan anak-anak. Insya Allah semuanya akan teratasi...( Foto : Bu Opik).-


Inilah suasana belajar di kelas KB1. Tampak meriah tetapi tetap terkontrol. Kerabat yang menunggui bisa memahami sistim belajar kita yang mengharapkan anak-anak pintar (lewat ketrampilan dan lagu-lagu) sekaligus santun (terhadap orang tua dan orang yang lebih tua serta kepada Allah SWT misalnya berdoa dengan suara lembut dan tidak berteriak karena Allah Maha Melihat, Maha Tahu, Maha Mendengar) dan religius. (Foto : Bu Opik).-

Meriahnya Minggu Pertama Masuk sekolah.

Senin, 12 Juli 2010 menjadi awal tahun pelajaran baru di semua sekolah, tak terkecuali KBAT Birrul Walidain. Minggu pertama jam belajar belum penuh. Anak-anak masuk pukul 7.30 WIB hingga 9.30 WIB. Meski belum penuh tetapi bagi anak-anak yang tadinya belum sekolah merupakan hari yang cukup melelahkan. Beberapa orang tua bercerita bahwa sesampai di rumah anak-anak makan siang dan tidur hingga sore hari. Hal ini membuktikan bahwa tubuhnya mulai beradaptasi dengan jam belajar/sekolah mereka.

Keadaan sekolah demikian meriah karena para orang tua, nenek atau kakek yang ingin mendampingi turut serta masuk di dalam ruangan. Tetapi mulai hari Selasa sudah beberapa anak sekolah sendiri tanpa ditunggui kerabatnya. Bahkan Jum'at kemarin banyak sekali yang mulai ditinggalkan terutama kelas KB1, yang anak-anaknya relatif usia lebih tua, dengan jumlah siswa 26 orang. Sedang kelas KB2 dengan usia relatif muda berjumlah 24 orang. Jadi tahun ini KBAT Birrul Walidain makin banyak penggemar yakni 50 siswa, setelah meluluskan 43 siswa.

Minggu kedua nanti diharapkan anak-anak sudah ditinggal di dalam kelas sendiri tanpa orang tua dan pulang hingga pukul 10.30 WIB dengan jadwal kegiatan ditambah dengan makan siang. Dan di minggu ketiga anak-anak sudah sekolah tanpa ditunggui orang tua. Saran kami,untuk sebuah kebaikan yang akan kita tanamkan ke anak, kita harus teguh hati, termasuk jika anak-anak menangis. Seperti pengalaman-pengalaman tahun sebelumnya ana-anak mengis hanya sesaat. Sesudah itu mereka akan mencari chemistrynya masing-masing. Bisa enjoy dengan teman, guru, mainan, suasana di sekolah (saat belajar, makan, senam, pembukaan dan sebagainya) bahkan dengan snack dan oleh-oleh yang dibawanya ke rumah.

Biasanya suasana terus berubah tiap harinya. Dan pada bulan ketiga, Insya Allah anak-anak sudah bisa diajak jalan-jalan untuk ber-PPL (Program Pengenalan Lingkungan) yakni kegiatan belajar mengajar di luar sekolah. Kegiatan ini menjadi semangat yang luar biasa bagi anak-anak dalam melalui hari-harinya.

Oke, mari kita lalui tahun ajaran baru ini dengan semangat dan tekad baru dan kuat untuk membina siswa agar berprestasi dan sekaligus menjadikan kehidupan di Birrul Walidain sebagai nafas segar untuk mencapai Birrul Walidain sejati. Amin...

Jumat, 16 Juli 2010



Tampak keluarga besar yang tengah berbahagia, bu Eda dengan tiga anaknya dan bapak Sulistiyono dengan dua anak lelakinya. (foto : pak Au).-

Lagi...Warga Birrul Walidain Menikah.

Setelah beberapa tahun mendidik anak-anak seorang diri, pada tanggal 8 Juli Ibu Djubaedah kembali menikah dengan Bapak Kusmanto ayah dari dua putra ini. Dan inilah foto keluarga bahagia ini. Selamat ya bu... mudah-mudahan langgeng, tercipta keluarga Sakinah, Mawaddah dan Warohmah. Amin...


Tampak anak-anakpun belajar bergaul dan berkomunikasi dengan ank-anak yang lain. Mereka bergembira dan bermain bersama. (Foto : Pak Habibi).-


Tampak ibu dan anak bermain bersama sembari mendengarkan pengarahan ibu Opik dengan seksama. Para orang tua mengajak anak-anaknya ke sekolah untuk mengenalkan lingkungan sekolah dan para gurunya. (Foto : Pak Au).-


Inilah suasana saat Orientasi Wali Murid, 26 Juni 2010 lalu. Beberapa kursi tampak kosong karena orang tua mendengarkan sambil mengajak putra-putrinya bermain. (Foto : Pak Au)

Orientasi Siswa Baru Tahun Pelajaran 2010-2011

Pada tanggal 26 Juni 2010 diadakan Orientasi tehadap para orang tua siswa baru tahun pelajaran 2010-2011. Acara ini memang sangat penting bagi warga baru yang baru saja memasuki lembaga Birrul Walidain karena pada akhirnya nanti anak-anak akan berada di sekolah dalam kurun waktu yang cukup panjang tanpa didampingi oleh orang tua. Untuk itu banyak hal yang harus dibawa anak-anak sebagai kelengkapannya saat berkegiatan di sekolah. Termasuk beberapa tata aturan yang penting untuk dipahami dan dipatuhi demi suksesnya Kegiatan Belajar Mengajar di KBAT Birrul Walidain.

Beberapa kali orang tua terdengar khawatir dengan anaknya kalau ditinggal mengingat ada tingkah teman yang berbeda, takut direbut mainannya, takut jatuh dan sebagainya, bahkan tak tega meninggalkan anaknya saat menangis selalu menghantui setiap orang tua. Tetapi seperti tahun-tahun yang lalu semuanya berusaha kami atasi dengan semampu kami. Prinsipnya adalah saling sayang antar teman, saling menghargai dan mengormati antar teman, takut dengan Allah SWT serta setiap ada masalah berusaha menyelesaikan di hari itu juga sehingga tidak meninggalkan trauma pada anak-anak. Untuk itu perlu kerja sama yang kuat antara guru dan orang tua untuk menciptakan sistim pendidikan yang berkelanjutan.

Acara ini dibawakan oleh ibu Helida dan diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur'an oleh ibu Tatik. Sambutan dari Pengurus KBAT Birrul Walidain oleh bapak Rizka Himawan serta sambutan IKWAM oleh bapak Kayadi. Selanjutnya ibu Opik selaku Kepala Sekolah memberi pengarahan secara panjang lebar. Selanjutnya para orang tua bisa mengambil seragam kepada Ibu Heni dan Ibu Tatik.

Acara yang cukup sibuk tersebut dengan berat hati harus dilalui tanpa kehadiran Bu Uud, Bu Ida dan Bu Aulia karena pada saat yang sama Ibu Rona (Ghufronah) melangsungkan pernikahannya dengan bapak Budi Haryadi, seorang karyawan Polytron. Selamat ya bu... Mudah-mudahan tercipta keluarga Sakinah Mawaddah Warohmah. Amin.


Inilah ekspresi para guru KBAT Birrul Walidain usai acara pelepasan yang melelahkan itu. Tetapi mengingat suksesnya acara, maka kami tetap semangat!!! Terima kasih untuk semua yang turut mensukseskan...(Foto : Mas Andi).-