Selasa, 27 April 2010


Rofi' Fajariyah, S.Psi, Psi
Kepala Sekolah KBAT Birrul Walidain Kudus.

R.A.Kartini Pahlawan Emansipasi Wanita

Oleh Ibu Rofi' Fajariyah, S.Psi, Psi

ALHAMDULILLAH senantiasa kami panjatkan atas limpahan nikmat-Nya. Bulan ini banyak dijadikan sebagai tonggak bagi perjuangan wanita mengingat di bulan ini lahir RA Kartini, pejuang emansipasi wanita.

Para guru KBAT Birrul Walidain sudah sepantasnya mengikuti jejak dan niat baik Kartini ini. Setidaknya sebagai Kartini masa depan kami berusaha semampu kami untuk berkata, berbuat dan bertindak sebaik mungkin.

Terima kasih yang tak terhingga juga kami ucapkan kepada anak-anak dan para orang tua yang bersedia memilih KBAT Birrul Walidain sehingga kami bisa mengabdikan diri dan membuat hidup jadi berarti untuk kami.

Bulan ini pula kami semua memakai pakaian daerah. Untuk itu terima kasih atas kerjasama anak-anak dan para orang tua sehingga pawai menggunakan mobil kapal sambil berbusana daerah ini terlaksana dengan baik. Tunggu beritanya di koran kecil berikutnya…***

Anak-anak tengah mencoba mencetak kue keciput.
(Foto; Ibu Ilmi)*

Ibu Aulia dan Ibu Heny membagikan keciput pada anak-anak (Pak Au)*

Anak KB Belajar Mencetak Keciput

Oleh Ibu Henny

HARI Kamis, 25 Maret 2010 anak-anak KBAT Birrul Walidain berduyun-duyun PPL ke perusahaan keciput “Spesial” sambil berjalan kaki lantaran dekatnya lokasi. Acara berjalan inipun sarat dengan berbagai adab seperti berjalan di sebelah kiri, kehati-hatian saat di jalan raya dan bekerjasama dengan teman.

Sesampai di lokasi keluarga pak Zahroni telah menunggu sambil membawa seember keciput hangat yang siap disantap anak-anak sebagai pengenalan tentang jajanan keciput ini. Bu Opik pun sigap memberikan pengarahan. Disusul pak Zahroni menerima secara lesan. Segera anak-anak masuk ke lokasi pembuatan keciput dan segera mecuci tangan.Masing-masing kelompok melakukan praktek membuat keciput dengan didampingi kru bapak Zahroni. Mulai dari mencetak, memotong, mencampur wijen, memisahkan dengan wijen hingga ke penggorengan.

Sambil makan keciput bapak Zahroni bercerita tentang awal berdirinya usaha keciput ini. Saat pak Zahroni tak lagi bekerja di PT Pura, secara cabakan pak Zahroni ketiban sampur untuk meneruskan usaha keluarga ini. Sedangkan usaha ini awalnya dijalani oleh Ibu Khoiriyah, ibundanya.

Saat ditanya capnya apa, dengan seadanya cap yang berada di jas hujan anaknyalah yang kemudian dicetak. Konon keciput bila dimakan keras tetapi dengan kemajuan zaman, tepung yang dihasilkan makin bagus kualitasnya adonanpun diubah sedemikian rupa sehingga tak keras lagi dan senantiasa menghiasi rumah-rumah saat lebaran tiba.

Pulangnya anak-anak masih mengantongi satu plastik cantik keciput untuk oleh-oleh ayah dan ibu di rumah. Terima kasih pak-bu… ***

Karya: Tika, murid KBAT Birrul Walidain Kudus.

Karya: Jenny, murid KBAT Birrul Walidain Kudus.

Karya: Rasyid. murid KBAT Birrul Walidain Kudus.

Miss Lala dan Miss Zuli: ''Wow , Its So Surprise!''


Suasana belajar bahasa Inggris dengan Mis Lala dan Miss Zuli, penuh keceriaan dengan lagu, pantomim,tepuk tangan dan toast(Foto : Pak Au)*
Oleh Ibu Helida Heirani

PADA dari Senin dan Rabu (26 dan 28 Maret 2010) KBAT Birrul Walidain kedatangan Miss Zuli dan Miss Lala dari “I Speak English” sebuah lembaga kursus Bahasa Inggris untuk anak-anak berbasis bermain.

Banyak hal yang dilakukan dengan beliau mulai dari bernyanyi, menari, menggambar, belajar dengan 100% berbahasa Inggris. Meski diajak berbicara anak-anak maupun guru dengan Bahasa Indonesia atau Jawa, beliau tetap menjawab dengan Bahasa Inggris. Sepertinya ini menjadi satu cara agar anak-anak terbiasa menggunakan Bahasa Inggris.

Suasana belajar nampak ceria dan tak sedikitpun anak-anak merasa jenuh dan bosan. Anak-anak pun berbahasa dengan lucu, seperti my eyes gatal, my hair dikuncir ...makin menambah hangat dan suasana tutorial makin enjoy.

Pada akhir acara kami persilakan Miss Lala dan Miss Zuli ke kantor untuk minum. Melihat Koran Kecil kami online diinternet, mereka berkomentar,”Wow, it’s so surprise!”

Tampaknya beliau tidak menyangka bahwa sebuah KB bisa memiliki Koran Kecil. Mereka berharap bisa memiliki. Dan ketika kami nyatakan bahwa berita tentang beliau akan kami muat di edisi selanjutnya beliau berkata,” We feel like an artist. So, thanks very–very much for this. Nice place, nice children, nice teacher and nice situation.” ***

Guru-guru KB-TKAT Birrul Walidain unjuk gigi dalam Paduan Suara pada Musda Aisyiyah 2010-2014 (atas) dan Pak Sukiman berbicara pada SeminarPendidikan di Gedung DPRD Kudus.(Foto : Isti dan Helida)

Kesibukan KBAT Birrul Walidain Memuncak

Oleh : Ibu Ida, Ibu Aulia dan Ibu Uud

MENDEKATI acara akhir tahun dan awal tahun ajaran baru kesibukan para guru meningkat. Mempersiapkan acara perpisahan, mulai dari mencari tampilan, kaset, gerakan, melatih anak-anak hingga merancang kostum.

Kesibukan berikutnya adalah Penerimaan Siswa Baru. Alhamdulillah setelah tiga hari membuka pendaftaran kursi di KBAT Birrul Walidain telah penuh. Seperti tahun lalu kali ini pun kami menuai protes untuk menambah kursi karena waktu pendaftaran baru dibuka tiga hari, yang seharusnya satu bulan.

Untuk menyambut Musyda NA muncul kegiatan seni yang cukup menguras konsentrasi kita yakni mementaskan kelompok paduan suara. Biasanya kami para guru dan pegawai hanya menampilkan kelompok koor. Tetapi kini kami harus menampilkan Indonesia Raya, Mars NA dan Sang Surya dinyanyikan dengan suara 1 dan 2, plus lagu baru Nasyiahku Sayang. Latihan hanya dilakukan selama seminggu setiap pulang sekolah hingga pukul 16.00 WIB. Ini merupakan pengalaman pertama menampilkan paduan suara.

Semua kegiatan itu dilaksanakan dengan tidak meninggalkan kegiatan rutin seperti menerbitkan Koran kecil baik versi cetak maupun internet, melakukan PPL dan kesibukan mengajar.

Perlu kami kemukakan pula disini bahwa ananda Tika, mantan siswa KBAT Birrul Walidain yang maju ke tingkat propinsi, Alhamdulillah berhasil membawa tropi juara ketiga. Sebuah kemenangan yang patut disyukuri dan dibanggakan dengan usaha cukup keras, berguru kepada banyak pihak. Selamat ya?...***

Bergaul bersama Kakak-Kakak Kelas

Olah Ibu Opik

SETIAP hari Senin anak-anak KB-TKAT Birrul Walidain berkumpul bersama untuk mengikuti upacara bendera. Disinilah cara bergaul anak-anak, tenggang rasa dan saling menghormati antar teman terlihat. Persatuannya dengan teman-teman KB saat menghadapi kakak-kakak TK pun terlihat dengan kuat.

Secara fisik melihat anak-anak bisa berbicara, bercanda dan bergaul dengan kakak-kakak TK menunjukkan anak-anak KB sudah mempunyai modal baik fisik, mental dan bahasa yang baik.Mereka juga mempraktikkan budaya antri dan gotong-royong baik dengan teman KB maupun dengan kakak TK.Tidak saling berebut, tidak bertengkar dan sabar menjadi modal utama dalam bergaul dengan teman sebaya.

Inilah yang menjadi tujuan kita untuk memberi pendidikan pada anak usia dini, yaitu mengajarkan kepada anak untuk bersosialisasi/beradaptasi baik dengan teman, guru, kakak-kakak yang lebih dewasa.

Usia tiga tahun adalah usia anak untuk belajar mengenal lingkungan di luar keluarganya.Mereka belajar mengenal bahwa kita ternyata hidup tidak sendiri, ada tetangga, teman sekolah, guru dan masih banyak lagi.
Mudah-mudahan anak-anak berhasil melampauinya dengan baik.***

Senin, 26 April 2010


Ananda Zaki tengah diperiksa oleh dokter dari RS Aisyiyah (Foto: Ilmiroh)

Kesehatan, Paling Utama dalam Menuntut Ilmu

Oleh : Ibu Heny Anggraini

FASILITAS lain yang didapat di KBAT Birrul Walidain adalah Kesehatan, berupa pemeriksaan kesehatan umum di sekolah, kesehatan gigi dan pemberian vitamin A (intern) serta mendapatkan kartu berobat di RS Aisyiyah Kudus (Ektern).
Kerjasama dengan RS Aisyiyah ini berlangsung selama anak didik menjalani pendidikan di KBAT Birrul Walidain Kudus.
Pemeriksaan terhadap anak didik dilakukan setiap 3 bulan sekali dengan cara dokter dari RS Aisyiyah berkunjung ke sekolah untuk memeriksa kesehatan anak. Sedang kartu berobat digunakan apabila orang tua ingin memeriksakan kesehatan anaknya di RS Aisyiyah.
Kesehatan merupakan harta berharga dan mahal, maka sudah sepantasnya dijaga dengan baik. Komunikasi efektif antara pihak sekolah dan wali murid sangat membantu dalam memahami keadaan dan kondisi anak Adanya kerjasama yang kontinyu semakin membantu pelaksanaan dan tercapainya tujuan.***

Anak-anak KBAT Birrul Walidain sedang bermain dan mengerjakan tugas. Ini merupakan latihan bekerja sama bersama teman-teman. (Foto : Helida)

Asyik Bermain dengan Banyak Teman

Oleh Ibu Aulia dan Ibu Ida

SALAH satu latihan dalam mengendalikan diri adalah dengan bekerjasama, antri, dan sabar. Hal ini perlu dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk saat bermain dengan teman.Saat bermain anak-anak perlu pengawasan agar masalah yang timbul bisa diselesaikan dengan tuntas.

Biasanya persoalan antar teman karena dominasi salah satu pihak. Maka harus diselesaikan dengan saling memaafkan sehingga tak ada masalah yang mengganjal.
Sikap adil harus tetap terpancar meski beda umur, pemahaman ada di sekitar kita.
Bergaul dengan banyak orang membuat sense belonging dengan sesama manusia terbentuk. Dan keberanian untuk berpendapat membuat anak-anak berani membela kebenaran.***

(Searah Jarum Jam) : Saat diambil gambarnya mereka minum susu tercepat dan habis, Citra nyaris selalu terdepan dalam berganti pakaian, Faros Tika dan Alea berpose bersama, para ''jagoan mengacungkan jempol (Foto: Helida)

Jumat, 23 April 2010

Terdepan di KBAT Birrul Walidain

Terdepan di KB Birrul Walidain

PADA edisi kali ini KB 1 menunjukkan para siswa teladan dan terdepan di bidangnya masing-masing.
Sang jago hafalan baik Al-Qur’an, Hadist, Doa, Akhlak, dan menyanyi masing-masing adalah : Gina, Talitha, Raju, Ratna, Difa, Hibat, Dini, Sheila, Noula, Izzul, Alea dan Tika.
Ada juga yang piawai saat diberikan gerakan baru baik dalam tari maupun senam yakni : Talitha, Alea, Noula, Nasywa Lail. Perespon Bahasa Inggris dengan cepat adalah : Sheva, Gina, Difa, Hibat.
Anak yang selalu mendengarkan nasehat bu guru sekaligus menasihati temannya ketika lupa : Najib, Bagus, Ratna, Raju, Agung, Rafi. Tak kalah penting juga si jago mencairkan suasana sehingga belajar di kelas makin semarak adalah : Dimas, Aninda, Faros dan Gavin.
Diantara sekian banyak keahlian dan ketrampilan anak-anak terdapat anak yang nyaris selalu terdepan di kelasnya. Yakni ananda Citra. Nyaris di tiap lini dia berusaha untuk menyelesaikan semua pekerjaannya terlebih dahulu, baru melakukan hal yang lain kemudian.
Pernah suatu ketika Dini jengkel karena tidak ditunggui saat kegiatan mencuci pakaian. Usai melakukan semua pekerjaan dia menghampiri Dini meminta maaf dan menungguinya sambil menjelaskan maksudnya bahwa ia ingin semua pekerjaan selesai baru melakukan hal yang lain. Dan Dinipun bisa memahami maksud Citra.
Belakangan Dini dan teman lainpun mengikuti perilaku mbak Citra. Dan Subhanallah, ...anak-anak KB1 makin menunjukkan pengaruh positif dalam bertingkah laku. (Bu Tatik)

Selasa, 20 April 2010


Lulu, Gavin dan Rafie (Foto : Pak Au)*

Minggu, 18 April 2010

Belajar Linguistik

BELAJAR apapun di KBAT Birrul Walidain kami sambut dengan antusias. Termasuk Gavin dan Lulu yang berusaha berbicara dengan baik dan benar. Anak-anak lainpun memberi respon positif, dengan berusaha menerjemahkan apa yang ingin diungkapkannya.
Bak kuis di televisi tiap kata yang keluar dari mulut Lulu dan Govinda langsung berusaha ditebak dan mereka berduapun bak seorang juri, bebas menentukan mana yang sesuai dengan kata-kata yang dikehendakinya. Rafipun akhirnya tertarik untuk bergabung dengan para juri kecil ini...***(Ibu Heni Anggraini)