Selasa, 29 Juni 2010



Tampak ananda Dimas, Jenny, Rafi, Bram, Sheva, Syeira, Anta, dan Zaki belajar atraksi Hafalan yang menyajikan hafalan bahasa (Inggris, Jawa dan Arab), Hadist, Doa dan materi pekerjaan. Atraksi ini diampu oleh ibu Uud.(Foto : Bu Ilmi)

Latihan Pentas Dijalani Anak-anak usai Materi telah Selesai Diberikan

Untuk mengisi waktu hingga acara perpisahan tiba, dilakukan persiapan pentas agar acara berjalan lancar. Tak tanggung-tanggung, untuk mempersiapkan semuanya itu pihak KBAT Birrul Walidain melakukan dua kali Gladi Kotor dan sekali Gladi Bersih. Ini semua dilakukan agar anak-anak benar-benar matang dengan kondisi pentas.

Alhamdulillah, anak-anakpun amat kompromi dan siap bekerja sama dengan teman dan gurunya. Hal ini dibuktikan nyaris dalam tiap latihan tak terdengar keluhan anak-anak yang capek usai latihan atau saat menjalani latihan. Sempat beberapa anak sakit karena terkena virus gondong, panas, pilek dan batuk. Agak mengganggu memang karena acara pementasan dilakukan berkelompok dan bukan perseorangan. Itu sebabnya satu saja anak yang sakit bisa membuat temannya sulit menyesuaikan diri saat blocking.

Tetapi semua kejadian datangnya dari Allah SWT maka sebaik-baik manusia adalah mensyukuri segala cobaan dan bersikap positif atas cobaan Allah tersebut. Dan meski
sulit tapi kami yakin pelan tapi pasti mereka akan beradaptasi tentang tata letak dengan sebaik-baiknya.

Beberapa kesempatan latihan kami ambil gambarnya. Silakan menyaksikan aksi anak-anak KBAT Birrul Walidain...

Kamis, 10 Juni 2010



Rofi' Fajariyah, S.Psi, Psi

Kepala KBAT Birrul Walidain Kudus

Hardiknas dan Harkitnas Menginspirasi Kami

Oleh Rofi' Fajariyah, S.Psi, Psi

ALHAMDULILLAH senantiasa kami panjatkan atas limpahan nikmat-Nya. Bulan ini banyak dijadikan sebagai tonggak perjuangan bangsa Indonesia mengingat dirayakannya Ha-ri Pendidikan Nasional dan Hari Kebangkitan Nasional.

Maka sebagai Kepala Sekolah kami mengajak semua komponen Birrul Walidain untuk bangkit bersama melawan kebodohan, kezaliman dan senantiasa menciptakan suasana nyaman di mana saja.

Tentu bukan hal yang mudah dan tak bisa dibuat-buat. Perasaan nyaman akan tumbuh disertai keikhlasan hati untuk melakukannya. Kami akan berusaha memulai dari lingkungan terkecil kami, yakni keluarga dan lembaga kerja.

Semoga saja permulaan kecil kami ini akan membawa manfaat. Dan harapan kami, orang tua, anak-anak dan kami bergandeng tangan mewujudkannya. Insya Allah** (bu Opik)

Anak-anak KBAT Birrul Walidain mengenakan pakaian adat dan naik ,,mobil kapal'' pada Hari Kartini. (Foto : Pak Au)*

Transit di belakang Gedung DPRD Kudus untuk memberi makan kijang. Sebuah pelajaran menyayangi binatang. (Foto : Ilmi)***

Tampak anak-anak KB berpose sejenak sambil beristirahat. (Foto : Pak Au)*

Tradisi Kartini’s Day di KBAT Birrul Walidain

Oleh Ibu Heny

Sebagai bulan perjuangan wanita bulan April memberi makna lebih, termasuk untuk peserta didik KBAT Birrul Walidain. Anak-anak dan guru menjalani Program Pengenalan Lingkungan (PPL) yang beda dari biasanya yakni mengenakan baju adat.

Kendaraan yang digunakan untuk PPL adalah “mobil kapal”, yakni mobil yang dibentuk menyerupai kapal. Anak-anak diajak berkeliling kota Kudus. Dari sekolah menuju Barongan, UMK sampai perempatan belok kanan, sampai RM Prima di lanjut ke arah barat sampai pentol dan melewati RSA (Rumah Sakit ’Aisyiyah) sampai ke gedung DPRD untuk transit.

Di tempat transit, selain foto bersama dan mempraktekkan menyayangi binatang lewat memberi makan kijang.Meski kegiatan berkeliling dilakukan dalam waktu yang cukup lama namun anak-anak tampak ceria dan menikmati PPL ini.

Tak lupa sebelum berangkat PPL, anak-anak diberi pengenalan dan disosialisasikan tentang Ibu Kartini, pahlawan wanita Indonesia. Sehingga anak-anak mengenal perjuangan dan pahlawan bangsa Indonesia. Keterangan bu Guru ditutup dengan menyanyikan lagu Ibu Kartini… Selamat melanjutkan perjuangan pahlawan kita, sayang…***


Ibu Opik tengah menjawab pertanyaan dari Ibu Endang dan Ibu Faridah seputar administrasi KBAT Birrul Walidain .(Foto : Ibu Ilmi)*

Ibu Ilmi, Ibu Opik dan Pak Ali Zamroni tengah berembuk dalam acara Ikwam (Foto : Pak Au)*

Ibu Muslimah dan Ibu Chasanah menandatangani dokumen (Foto : Helida)*

Ibu Opik memberikan ucapan selamat kepada Ibu Entis (Foto : Ilmi)*

Berbagai Info di TK-KBAT Birrul Walidain

Oleh Ibu Uud, Ibu Heny dan Ibu Ilmi

INFO pertama diawali dengan apel administrasi KB-TKAT Birrul Walida-in oleh Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah Majelis Dikdasmen pada tanggal 13 April 2010. Persiapan tak terlalu lama dilakukan karena banyak administrasi yang selalu dikontrol oleh Kepala Sekolah. Alhamdulillah semuanya berjalan dengan lancar. Terima kasih kepada Ibu Munziyah, ibu Endang dan Ibu Faridah karena membawa aura berbeda bagi kami.

Tanggal 9 April 2010, Bu Entis melakukan perpisahan dengan anak didik dan para guru serta pengurus KB-TKAT Birrul Walidain. Dari pengurus diwakili oleh Ibu Sulikhah dan Ibu Elly Nurmiyati. Dalam kesempatan itu disampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Naryras atas kerjasamanya selama ini, sekaligus permohonan maaf sebesar-besarnya bila selama bergaul melakukan kesalahan baik yang disengaja maupun yang tidak.
Meski penuh makna tetapi pertemuan ini tak dihujani dengan deraian air mata.

Pada tanggal 14 April 2010 Bu Chasanah, A.Ma dilantik menjadi Plt(Pelaksana Tugas) menggantikan po-sisi Ibu Muslimah, S.PdI sebagai Kepala Sekolah. Mudah-mudahan ini membawa sua-sana baru bagi Keluarga Besar Birrul Walidain menuju ke kehidupan yang lebih maju dan bersinergi dengan banyak lingkungan. Amin.

Pada Hari Sabtu, 25 April 2010 mengadakan kegiatan rutin pertemu-an IKWAM (ikatan wali murid) yang membahas beberapa kegiatan seputar perkembangan anak, persiapan acara penglepasan dan penyerahan STSB TP 2009/2010, serta tidak ketinggalan rencana PPL.Di akhir acara, diputuskan hasil yang diantaranya adalah tentang PPL keluar kota (Jepara), sosialisasi pentas dalam acara penglepasan peserta didik serta keputusan iuran untuk dana acara penglepasan. ***

Ibu Peni dan Ibu Neli tengah berdiskusi dengan Ibu Opik (Foto : Ibu Ilmi)

,,Bebekku'' (Krayon dan Spidol)
Karya : Ibang, Murid KBAT Birrul Walidain Kudus.

Rabu, 09 Juni 2010


,,Pesawatku'' (Krayon dan Spidol)
Karya : Bram, murid KBAT Biruul Walidain Kudus

“Hebat...Posisi Guru Amat Dekat dengan Murid”

Oleh Ibu Helida Heirani

SELAMA satu minggu Ibu Peni dan Ibu Naili dari PAUD ’Aisyiyah Kecapi Jepara melakukan magang di KBAT Birrul Walidain Kudus. Selama itu pula beliau berdua meli-hat bagaimana proses belajar me-ngajar mulai pagi hingga siang hari. Sempat sakit flu karena kecapaian dengan waktu pembelajaran yang cu-kup lama. Konon hal seperti ini nyaris dialami semua guru saat awal bekerja di Birrul Walidain.

Tiap ada kesempatan beliau berdua menyempatkan bercengkrama dengan guru dan anak-anak. Dua hal yang menarik perhatiannya adalah kerja-sama antar guru yang saling mengisi, kreatifitas guru di bidangnya serta peran guru yang amat dekat dengan anak-anak.

Konsep ini menjadi titik tolak bagi KBAT Birrul Walidain karena dengan menjadi teman anak-anak maka kita lebih mudah masuk ke dunianya. Dengan demikian anak-anak mudah pula meniru perbuatan baik yang ingin kita tularkan. Tetapi jangan salah anak-anak juga bisa mengkritik kala gurunya melakukan kesalahan. Ini fungsinya saling mengisi…***

Anak-anak bernyanyi dan berkomunikasi dengan teman dan Ibu Guru pendamping. (Foto : Ibu Opik dan Ibu Ilmi)*

Aktivitas Anak-anak Saat di Atas Mobil Kapal

Oleh Ibu Opik dan Ibu Heny

PPL di bulan April sungguh meriah dan dirasakan gembira oleh anak-anak KBAT Birrul Walidain. Tampak anak-anak gembira di mobil kapal. Walaupun cuaca cukup panas, tetapi anak-anak menikmatinya sambil melihat pemandangan di sepanjang per-
jalanan dan mendengarkan alunan lagu anak-anak yang diperdengarkan di dalam mobil kapal. Ngobrol, bercanda dengan teman-teman dan guru juga menjadi aktivitas yang menarik bagi anak-anak, karena dengan suasana seperti itu anak yang biasanya pendiampun bisa ikut serta.

Dengan balutan busana yang indah dan lain dari biasanya anak-anak terlihat lebih manis dan menarik. Bahkan balutan busana yang demikian rupa bisa berpe-ngaruh terhadap perilaku anak-anak. Misalnya anak-anak yang biasanya cukup aktif, dengan balutan busana beskap mereka terlihat semakin dewasa dalam bertingkah laku. Mengenakan busana adat juga membuat anak-anak lebih mengenal dan menghargai busana daerah. Keterbatasan gerak karena berbaju adat juga memperlihatkan sopan santun dan budi bahasa yang luhur bangsa ini.
Kebersamaan seperti ini menjadi ke-nangan yang indah bagi anak-anak KBAT Birrul Walidain. (Bu Heni dan Bu Opik)

Perlu Deteksi Dini Terhadap Anak Berbakat

UNDANG-UNDANG Sistemm Pendidikan Nasional mengamanatkan antara lain bahwa “warga Negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khu-sus” (Pasal 5, ayat 4). Disamping itu juga dikatakan bahwa “setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya” (pasal 12, ayat 1b). Hal ini pasti merupakan berita yang menggembirakan bagi warga negara yang memiliki bakat khusus dan tingkat kecerdasan yang istimewa untuk mendapat pelayanan pendidikan sebaik-baiknya.

Banyak referensi menyebutkan bahwa di dunia ini sekitar 10-15% anak berbakat dalam pengertian memliki kecerdasan atau kelebihan yang luar biasa dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Kelebihan-kelebihan mereka bisa nampak dalam salah satu atau lebih tanda-tanda berikut: (1) Kemampuan intelegensi umum yang sangat tinggi, biasanya ditunjukkan dengan perolehan tes inteligensi yang sangat tinggi, missal IQ diatas 120. (2) Bakat istimewa dalam bidang tertentu, misalnya bidang bahasa, matematika, seni, dan lain-lain. Hal ini biasanya ditunjukkan dengan prestasi istimewa dalam bidang-bidang tersebut. (3) Kreativitas yang tinggi dalam berpikir, yaitu kemampuan menemukan ide-ide baru. (4) kemampuan memimpin yang menonjol, yaitu kemampuan untuk mengarahkan dan mempengaruhi orang lain untuk bertindak sesuai dengan harapan kelompok (5) prestasi-prestasi istimewa dalam bidang seni atau bidang lain, misalnya seni music, drama, tari, lukis dan lain-lain.

Pada zaman modern orang tua makin sadar bahwa pendidikan merupakan kebutuhan pokok yang tak bisa ditawar-tawar. Oleh sebab itu tidak mengherankan pula bahwa semakin banyak orang tua yang merasa perlu cepat-cepat memasukkan anaknya ke sekolah sejak usia dini. Mereka sangat berharap agar anak-anak mereka “cepat menjadi pandai”.

Sementara itu banyak orang tua yang menjadi panic dan was-was jika melihat adanya gejala-gejala atau perilaku-perilaku anamnya yang berbeda dari anak seusianya. Misalnnya saja ada anak berumur tiga tahun sudah dapat membaca lancar seperti layaknya anak usia tujuh tahun. Dapat terjadi bahwa gejala-gejala dan perilaku aneh dari anak itu merupakan tanda bahwa anak tersebut memiliki kemampuan istimewa. Maka dari itu kiranya perlu para guru dan orang tua bisa mendeteksi sejak dini tanda-tanda adanya kemampuan istimewa pada anak agar anak-anak yang memiliki bakat dan kemampuan istimewa seperti itu dapat diberi pelayanan pendidikan yang memadai dan bisa terfasilitasi untuk mengembangkan kebihan yang mereka miliki. Hal ini semoga bisa menjadi pertimbangan buat pemerintah terutama bagian pendidikan.***
(Sumber: Pak Faizur Rohman pengurus KBAT Birrul Walidain)

Anak-anak KB-2 berpose ceria pada Kartini,s Day untuk menunjukkan kebersamaan (Foto:Ibu Ilmi)*

Beda Teknik, Beda Hasilnya

Oleh Ibu Ida dan Ibu Aulia

kemarin kita banyak mengupas KB 1, kini giliran KB 2 akan dikupas tuntas.Mengajarkan sesuatu kepada anak-anak di bawah umur yang merupakan malaikat kecil se-ringkali memerlukan banyak trik. Semuanya itu dimaksudkan agar pesan pendidikan tersampaikan dengan benar. Jadi meski cara melakukan-nya berbeda tetapi hasilnya sama.

Suatu contoh ketika anak-anak meronce ker-tas dan sedotan, Zafira memasukkan banyak sekali sedotan, padahal seharusnya kertas ben-tuk matahari, 3 sedotan, kertas bentuk awan, 3 sedotan, kertas bentuk bintang, 3 sedotan, kertas bentuk bulan, 3 sedotan. Ternyata setelah banyak sedotan yang di-masukkan, tiap 3 sedotan dia tinggal me-nempel gambar. Alhasil pekerjaan Zafi-ra menjadi efekif dan efisien.

Saat menasehati temannya yang nakal anak-anak KB 2 lebih banyak mengguna-kan logika kemudian sharing dengan teman lainnya. Misalnya saat Rasyid habis memukul temannya bu Ida menasehati bahwa memukul, baik yang dipukul dan yang memukul sama-sama sakitnya. Wawa menimpali, iya Syid, aku sedih kalau ada temanku yang nakal. Ulu uga (Lulu juga). Nanti gak bisa masuk ke TK lho, sahut Ibang. Enak jadi anak baik Syid, biar disayang orang, tambah Alin. Dan perdamaianpun tercipta…

Setiap guru punya banyak cerita yang intinya banyak mengisahkan kebersamaan diantara KB 2. Agak berbeda di KB 1 anak-anak relatif makin dewasa berfikir-nya, sehingga saat melakukan pekerjaan ada kecenderungan untuk berprestasi. Tetapi tentu tidak boleh menge-jek orang lain yang kurang. Karena setiap anak juga punya kelebihan. Anak yang cerdas sebaiknya baik pula hati, budi dan bahasanya.

Maka ketika ada anak yang ingin berbuat baik, yang lain mengikuti. Demikian pula dengan kebiasaan buruk. Artinya kebaikan dan keburukan sama-sama mudah dilakukan tinggal anak-anak ini akan kita arahkan kemana. Semoga menjadi Birrul Walidain.***

Selasa, 08 Juni 2010


Ananda Arul

Mas Arul pun Belajar Beradaptasi


Oleh Helida Heirani


BELAJAR mengendalikan diri dan beradaptasi dengan lingkungan amat diperlukan. Ananda Arul sangat menikmati peran adaptif terhadap teman.

Saat bersama Ibang, Zaki dan Bram tingkah lakunya bisa demikian lincah.Akan tetap saat bersama Anta, Jeny dan Ira Arul bisa berlaku tenang. Melihat fenomena itu Sheila (yang masih punya ikatan keluarga) pun mengingatkan “ Mas Arul, kamu sebetulnya suka berlari apa nggak sih! Bu guru, aku pusing mikirin mas Arul, kadang begini, kadang begitu! Aku kan bingung mau ngajak mas Arul main apa!...” Dan mas Arulpun tersenyum dengan langkah gontai...***

Senin, 07 Juni 2010

Buku Kenangan : Cermati Setiap Halaman


Halaman 6 dan 7 memuat Mukadimah dan sambutan kepala
KBAT Birrul Walidain Ibu Rofi' Fajariyah, S.Psi, Psi

Buku Kenangan KBAT Birrul Walidain

Buku Kenangan yang Cantik

Oleh Helida Heirani

Kelompok Bermain ‘Aisyiyah Terpadu (KBAT) Birrul Walidain Kudus telah menerbitkan sebuah ,,Buku Kenangan’’ yang didisain amat cantik. Buku setebal 38 halaman termasuk cover ini masing-masing halaman berwarna penuh (full color) dia atas kertas BC 160 gram. Cover dari hardcarton merupakan mix antara lukisan anak-anak, bangunan sekolah dan seluruh murid KB Tahun Pelajaran 2090-2010. Buku ini merupakan hasil kerja ,,keroyokan’’ semua guru KB mulai Penata Letak, Disain dan Pracetak. Sedang illustrasi dikerjakan oleh Ibu Helida Heirani.

Isinya di samping sambutan dari Kepala Sekolah, Pengurus dan Ketua Ikwam juga data pribadi, foto-foto murid beserta salah satu karya lukisan terbaiknya selama di KBAT Birrul Walidain. Di sebelah lukisan dicantumkan pula komentar tentang lukisan tersebut oleh guru-guru yang mengamatinya selama setahun penuh. Jadi, benar-benar dimaksudkan untuk menjadi kenangan selama belajar di KBAT Birrul Walidain.

Buku ini rencananya akan dibagikan kepada semua murid pada saat acara perpisahan sekaligus penglepasan murid tahun pelajaran 2090-2010 di Halaman Sekolah hari Sabtu mendatang (12/6). Dalam kesempatan itu ditampilkan berbagai atraksi anak al. tari, menyanyi, operet, deklamasi dan pantomime.***