Sabtu, 17 Juli 2010


Suasana Belajar di KB2 lebih heboh lagi karena usia relatif muda maka sikap perilakunya masih berubah-ubah dan para orang tua mulai mempelajari karakter masing-masing anak. Jangan khawatir pak-bu, kami siap melakukan terapi yang dibutuhkan anak-anak. Insya Allah semuanya akan teratasi...( Foto : Bu Opik).-


Inilah suasana belajar di kelas KB1. Tampak meriah tetapi tetap terkontrol. Kerabat yang menunggui bisa memahami sistim belajar kita yang mengharapkan anak-anak pintar (lewat ketrampilan dan lagu-lagu) sekaligus santun (terhadap orang tua dan orang yang lebih tua serta kepada Allah SWT misalnya berdoa dengan suara lembut dan tidak berteriak karena Allah Maha Melihat, Maha Tahu, Maha Mendengar) dan religius. (Foto : Bu Opik).-

Meriahnya Minggu Pertama Masuk sekolah.

Senin, 12 Juli 2010 menjadi awal tahun pelajaran baru di semua sekolah, tak terkecuali KBAT Birrul Walidain. Minggu pertama jam belajar belum penuh. Anak-anak masuk pukul 7.30 WIB hingga 9.30 WIB. Meski belum penuh tetapi bagi anak-anak yang tadinya belum sekolah merupakan hari yang cukup melelahkan. Beberapa orang tua bercerita bahwa sesampai di rumah anak-anak makan siang dan tidur hingga sore hari. Hal ini membuktikan bahwa tubuhnya mulai beradaptasi dengan jam belajar/sekolah mereka.

Keadaan sekolah demikian meriah karena para orang tua, nenek atau kakek yang ingin mendampingi turut serta masuk di dalam ruangan. Tetapi mulai hari Selasa sudah beberapa anak sekolah sendiri tanpa ditunggui kerabatnya. Bahkan Jum'at kemarin banyak sekali yang mulai ditinggalkan terutama kelas KB1, yang anak-anaknya relatif usia lebih tua, dengan jumlah siswa 26 orang. Sedang kelas KB2 dengan usia relatif muda berjumlah 24 orang. Jadi tahun ini KBAT Birrul Walidain makin banyak penggemar yakni 50 siswa, setelah meluluskan 43 siswa.

Minggu kedua nanti diharapkan anak-anak sudah ditinggal di dalam kelas sendiri tanpa orang tua dan pulang hingga pukul 10.30 WIB dengan jadwal kegiatan ditambah dengan makan siang. Dan di minggu ketiga anak-anak sudah sekolah tanpa ditunggui orang tua. Saran kami,untuk sebuah kebaikan yang akan kita tanamkan ke anak, kita harus teguh hati, termasuk jika anak-anak menangis. Seperti pengalaman-pengalaman tahun sebelumnya ana-anak mengis hanya sesaat. Sesudah itu mereka akan mencari chemistrynya masing-masing. Bisa enjoy dengan teman, guru, mainan, suasana di sekolah (saat belajar, makan, senam, pembukaan dan sebagainya) bahkan dengan snack dan oleh-oleh yang dibawanya ke rumah.

Biasanya suasana terus berubah tiap harinya. Dan pada bulan ketiga, Insya Allah anak-anak sudah bisa diajak jalan-jalan untuk ber-PPL (Program Pengenalan Lingkungan) yakni kegiatan belajar mengajar di luar sekolah. Kegiatan ini menjadi semangat yang luar biasa bagi anak-anak dalam melalui hari-harinya.

Oke, mari kita lalui tahun ajaran baru ini dengan semangat dan tekad baru dan kuat untuk membina siswa agar berprestasi dan sekaligus menjadikan kehidupan di Birrul Walidain sebagai nafas segar untuk mencapai Birrul Walidain sejati. Amin...

Jumat, 16 Juli 2010



Tampak keluarga besar yang tengah berbahagia, bu Eda dengan tiga anaknya dan bapak Sulistiyono dengan dua anak lelakinya. (foto : pak Au).-

Lagi...Warga Birrul Walidain Menikah.

Setelah beberapa tahun mendidik anak-anak seorang diri, pada tanggal 8 Juli Ibu Djubaedah kembali menikah dengan Bapak Kusmanto ayah dari dua putra ini. Dan inilah foto keluarga bahagia ini. Selamat ya bu... mudah-mudahan langgeng, tercipta keluarga Sakinah, Mawaddah dan Warohmah. Amin...


Tampak anak-anakpun belajar bergaul dan berkomunikasi dengan ank-anak yang lain. Mereka bergembira dan bermain bersama. (Foto : Pak Habibi).-


Tampak ibu dan anak bermain bersama sembari mendengarkan pengarahan ibu Opik dengan seksama. Para orang tua mengajak anak-anaknya ke sekolah untuk mengenalkan lingkungan sekolah dan para gurunya. (Foto : Pak Au).-


Inilah suasana saat Orientasi Wali Murid, 26 Juni 2010 lalu. Beberapa kursi tampak kosong karena orang tua mendengarkan sambil mengajak putra-putrinya bermain. (Foto : Pak Au)

Orientasi Siswa Baru Tahun Pelajaran 2010-2011

Pada tanggal 26 Juni 2010 diadakan Orientasi tehadap para orang tua siswa baru tahun pelajaran 2010-2011. Acara ini memang sangat penting bagi warga baru yang baru saja memasuki lembaga Birrul Walidain karena pada akhirnya nanti anak-anak akan berada di sekolah dalam kurun waktu yang cukup panjang tanpa didampingi oleh orang tua. Untuk itu banyak hal yang harus dibawa anak-anak sebagai kelengkapannya saat berkegiatan di sekolah. Termasuk beberapa tata aturan yang penting untuk dipahami dan dipatuhi demi suksesnya Kegiatan Belajar Mengajar di KBAT Birrul Walidain.

Beberapa kali orang tua terdengar khawatir dengan anaknya kalau ditinggal mengingat ada tingkah teman yang berbeda, takut direbut mainannya, takut jatuh dan sebagainya, bahkan tak tega meninggalkan anaknya saat menangis selalu menghantui setiap orang tua. Tetapi seperti tahun-tahun yang lalu semuanya berusaha kami atasi dengan semampu kami. Prinsipnya adalah saling sayang antar teman, saling menghargai dan mengormati antar teman, takut dengan Allah SWT serta setiap ada masalah berusaha menyelesaikan di hari itu juga sehingga tidak meninggalkan trauma pada anak-anak. Untuk itu perlu kerja sama yang kuat antara guru dan orang tua untuk menciptakan sistim pendidikan yang berkelanjutan.

Acara ini dibawakan oleh ibu Helida dan diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur'an oleh ibu Tatik. Sambutan dari Pengurus KBAT Birrul Walidain oleh bapak Rizka Himawan serta sambutan IKWAM oleh bapak Kayadi. Selanjutnya ibu Opik selaku Kepala Sekolah memberi pengarahan secara panjang lebar. Selanjutnya para orang tua bisa mengambil seragam kepada Ibu Heni dan Ibu Tatik.

Acara yang cukup sibuk tersebut dengan berat hati harus dilalui tanpa kehadiran Bu Uud, Bu Ida dan Bu Aulia karena pada saat yang sama Ibu Rona (Ghufronah) melangsungkan pernikahannya dengan bapak Budi Haryadi, seorang karyawan Polytron. Selamat ya bu... Mudah-mudahan tercipta keluarga Sakinah Mawaddah Warohmah. Amin.


Inilah ekspresi para guru KBAT Birrul Walidain usai acara pelepasan yang melelahkan itu. Tetapi mengingat suksesnya acara, maka kami tetap semangat!!! Terima kasih untuk semua yang turut mensukseskan...(Foto : Mas Andi).-

Selasa, 13 Juli 2010



Tibalah saat bongkar isi dokumen. Album Kenangan yang dibuat eksklusif yang tidak hanya berisi identitas anak agar tali silaturahmi terjalin tetapi juga hasil karya anak. Ck...ck...ck... gambar anak KB bagus-bagus juga ya... Dan moment ini tak disia-siakan bu Yayuk. Terima kasih.-***(Foto : Bu Yayuk)


Usai acara Penta Seni para orang tua berhak mengambil semua dokumen seperti raport, porto folio hasil pekerjaan anak bingkisan buku mewarnai untuk anak-anak dan Buku Kenangan yang berisi identitas dan karya semua anak KBAT Birrul Walidain. (Foto : Bu Yayuk)


Tampak Bu Sofi dengan kasih sayang ikut serta merias anak-anak KBAT Birrul Walidain diantaranya ananda Agung. Terima kasih bu Sofi dan semua guru TKAT Birrul Walidain. Bantuan kalian membuat acara berjalan dengan lancar.***(Foto : Bu Yayuk).-


Kehidupan harmonis melingkupi Birrul Walidain karena pada event besar seperti acara akhir tahun seperti ini guru TK dan KB bekerja sama dalam menyemarakkan acara ini terutama tenaga rias dan ganti pakaian. (Foto : Bu Yayuk).-


Pasukan Koor kali ini menyanyikan empat lagu dimulai dengan Assalamualaikum sebagai wujud kecintaan pada Allah SWT, lagu Sejak Kecil sebagai simbol penghormatan pada orang tua, lagu Selamat Pagi Guruku sebagai lambang kecintaannya pada guru KBAT Birrul Walidain, dan Selamat Tinggal Birrul Walidain. "...takkan lupa semua kisah pengalaman kita. Birrul Walidain, tempat tercinta, tak akan pernah sirna..."*** ( Foto : Mas Andi).-


Inilah Trio yang menyajikan budaya Jawa untuk mengawali Koor KBAT Birrul Walidain. Ananda Raju dengan mocopat Sekar Kinanthi Laras Slendro Pathet Sanga, Nasywa Lail dengan geguritan Wektu dan Izzul menyanyikan lagu Esuk-esuk mengiringi teman-teman berlenggang di atas panggung. Terima kasih...*** ( Foto : Mas Andi).-


Tibalah saatnya pentas Tari Melayu yang aduhai... Pentas ini dibawakan dengan luwes oleh ananda Citra, Dini, Alea, Noula, Talitha, Sheila, Ira dan Difa. Terima kasih sayang, kelak lanjutkan bakatmu dan berusaha menjadi Birrul Walidain ya...*** (Foto : Mas Andi).-

Senin, 12 Juli 2010



Pentas Hafalan pun berjalan sangat sukses, hafal, dengan artikulasi yang suara yang keras. Para pemainnya adalah Syeira, Anta, Bram, Jeny, Dimas, Sheva, Rafi dan Zaki. Makasih sayang...***(Foto : Mas Andi).-


Tari Rebana dibawakan dengan apik oleh sekelompok putri mungil yakni Aninda, Ratna, Aliya Dea, Alin, Lulu, Nasywa Adiba, Sita dan Zafira. Semoga dimasa yang akan datang kalian makin mantap dalam bergerak-tari...*** (Foto : Mas Andi).-


Senam One, Two, Three yang dilakukan oleh ananda Rasyid, Raju, Zahra, Gina, Tika, anggun, Hibat, Athif dan Ibang berjalan dengan lancar. Terima kasih, sayang...*** (Foto : Mas Andi).-

Minggu, 11 Juli 2010



Penampilan pertama pementasan kali ini adalah tari Getuk yang digawangi oleh Bagus, Najib, Adib, Faros, Gavin, Arul, Wawa, Agung dan Izzul. Keren kan...***(Foto : Mas Andi).-


Ibunda Jenny pun mengungkap kegembiraan dan rasa terima kasih para orang tua murid dengan memberikan bingkisan kepada para guru dan karyawan berupa kain seragam batik. Selain itu kami juga menerima bingkisan secara pribadi dari para wali murid berupa radio-tape, tas, kerudung juga inventaris sekolah berupa dispenser, seragam tari dan dalaman kerudung. Padahal mendidik dan mengajar anak-anak adalah tugas kami. Maka bingkisan seperti ini adalah bonusnya. Terima kasih bapak-ibu...***(Foto : Mas Andi).-


Mewakili orang tua murid, papa Noula menyampaikan terima kasih sekaligus memohon maaf apabila selama bergaul terdapat kesalahan baik disengaja maupun tidak, anak-anak dan kami, para orang tua. Selanjutnya kenang-kenangan berupa televisi layar datar kepada sekolah, yang diwakili oleh ibu Opik. Terima kasih ya pak-bu....***(Foto : Mas Andi).-

Sabtu, 10 Juli 2010



Pak Yusuf pun tak mau kalah dalam memberi sambutan. Beliau menunjukkan kebanggaannya kepada KBAT Birrul Walidain atas prestasi yang tak pernah dibayangkannya. Selamat dan teruslah berkarya serta mendidik putra-putri menjadi Birrul Walidain sejati. amin... ***(Foto : Mas Andi).-


Setelah KB1 maka dilanjutkan KB2 untuk berfoto bersama usai menerima STSB. Oke, action...***(Foto : Mas Andi).-


Tampak anak-anak KB1 berfoto bersama usai menerima STSB. Action...***(Foto : Mas Andi).-


Bu Opik tampak memberikan laporan pendidikan selama anak-anak belajar di KBAT Birrul Walidain. Mudah-mudahan tiap tahun kami mampu menjadikan anak-anak lebih baik dalam menapaki jenjang pendidikan selanjutnya dan menjadikan kehidupan selama di KBAT Birrul Walidain sebagai nafas ke arah birrul walidain sejati. Amin...***(Foto : Mas Andi).-


Ananda Gina dan Alin tengah melakukan tugasnya di acara penglepasan KBAT Birrul Walidain, sebagai pembaca Al-Qur'an dan terjemahan. Sayang saat itu Gina tengah sakit jadi mogok tak mau membaca. Tapi kalau sehat mau kan...***(Foto : Mas Andi).-


Inilah sosok Ibu Ghufronah yang akrab disapa bu Rona, halus, religius tanggal 26 Juni 2010 menikah. Selamat ya, semoga tercipta keluarga Sakinah, mawaddah dan warohmah. Amin...***(Foto : Mas Andi).-


Tahun ini KBAT Birrul Walidain membuat bannner untuk acara penglepasan siswa didik tahun ajaran 2009-2010 yang didesain khusus oleh ibu Helida.***(Foto : Mas Andi)

Jumat, 09 Juli 2010

Perpisahan KBAT Birrul Walidain Tahun Pelajaran 2009/2010 Berlangsung Sukses

Hari Sabtu, tanggal 12 Juni 2010 merupakan hari yang amat ditunggu warga KBAT Birrul Walidain. Setelah latihan pentas selama tiga bulan dan sebulan khusus berlatih pentas, dua kali gladi kotor dan sekali gladi bersih serta melakukan fitting baju, kini saatnya anak-anak unjuk gigi pada penonton.

Sejak pagi anak-anak sudsah berkumpul untuk dibereskan riasan anak-anak. Beberapa ada yang demam panggung seperti rewel, sakit perut, pusing, pengen pipis terus dirasakan oleh anak-anak dan para orang tua. Maklum ini adalah pentas pertama bagi anak-anak setelah mulai sekolah. Melihat banyaknya penonton yang akan menyaksikan para orang tua turut deg-degan. Kekhawatiran utama adalah apabila anaknya mogok pentas.

Acara dibuka oleh ibu Rona, MC sekaligus guru TKAT Birrul Walidain. Kemudian dibacakan ayat suci Al-Qur'an oleh ananda Alin dan Gina. Dilanjutkan oleh sambutan-sambutan oleh ibu Rofi' Fajariyah selaku Kepala Sekolah.Selanjutnya adalah prosesi pemberian STSB oleh Ibu Kepala Sekolah. Selanjutnya anak-anak akan mementaskan kebolehan mereka, maka acara ganti baju ini dipergunakan mendengarkan sambutan dari Pak Yusuf mewakili Pengurus KBAT Birrul Walidain, Papa Noula selaku wakil orang tua murid dan Ibu Noor Zakiyah selaku Ketua Himpaudi.

Tibalah saat yang ditunggu-tunggu dimana anak-anak berpentas. Acara pentas diawali dengan Tari Getuk, Senam One Two Three, Tari Rebana, Pentas Hafalan, Tari Melayu dan diakhiri dengan Koor KBAT Birrul Walidain. Semua pentas terasa istimewa.

Saat dibacakan ayat suci Al-Qur'an anak-anak ini memiliki keistimewaan. Alin adalah anak yang mudah menghafal termasuk untuk menghafal Al-Qur'an. Tiap hari tanpa jemu Bu Aulia melatih, selanjutnya saat bu Aulia cuti ibu Opik melanjutkan melatih. Demikian juga Gina, adalah anak KBAT Birrul Walidain yang sudah piawai dalam membaca sehingga terjemahan memang dibaca sendiri. Itu sebabnya ketika kemarin mogok karena sakit, Alin tak bisa menggantikannya.

Tari Getuk ini menonjolkan anak laki-laki untuk bergerak rancak dengan iringan gamelan Jawa. Bu Tatik ahlinya bergerak lincah dengan anak-anak. Agar anak-anak mudah menghafal beberapa gerakan dihafalkan lewat filsafat, seperti pencak silat, kelelahan, ingak-inguk maka anak-anakpun bergerak dengan senang hati dan serempak.

Senam One Two Three atau biasa dijuluki senam Dor karena terdapat adegan seolah menembak sambil berteriak Dor!!! Senam ini diciptakan dan diaransemen sendiri oleh ibu Helida kemudian oleh Ibu Ida diramu agar mudah dilakukan anak-anak. Kostum plus ascesories pun dirancang sendiri oleh ibu Ida dengan barang bekas yang ada di sekitarnya. Disinilah letak soulnya.

Tari Rebana menggambarkan tentang kehidupan beragama agar giat sholat dan mengaji sebelum datangnya Malaikat Maut. Tari ini menonjolkan motorik kasar pada tangan dan kaki berbalut busana Islami dan gendhing Jawa. Meski terlihat sulit tetapi anak-anak berusaha belajar mendengar musik Jawa dan gerakan dipilihkan ibu Helida yang mudah ditiru anak-anak.

Konsep Pentas Hafalan sebetulnya adalah sebuah pementasan yang bersifat fun diramu dengan gerak dan nyanyi. Terbukti anak-anak memang lebih mudah mengerti. Misalnya arti dari do'a untuk kedua orang tua dan doa kebaikan dunia dan akhirat dibuat lagu agar mudah dihafal tetapi sekaligus tahu maknanya. Bu Uud membuat pentas kian menarik karena anak-anak yang pelafalannya kurang, karena berlatih tiap hari, Alhamdulillah artikulasi sekaligus pelafalan makin terbuka. Teknik micingpun teratasi.

Tari Melayu yang apik dibawakan anak-anak ini memakai kostum yang wah...karena rencananya apabila ada lomba, maka anak-anak dengan kostum inilah yang akan diluncurkan. Anak-anak sengaja diambil yang berpostur tinggi, bergerak dengan luwes dan melalui seleksi yang diadakan di sentra seni tiap hari Jum'at. Kostum dirancang sendiri oleh bu Heni dengan gerakan anak-anak yang luwes hingga tak menimbulkan kesulitan saat bergerak

Tadinya para guru merencanakan ada pentas mocopat, geguritan dan menyanyikan lagu daerah. Tetapi lantaran para personil yang multi talenta ini tidak puas hanya melakukan satu tugas(ada yang terpilih di geguritan, mocopat dan menyanyi Isuk-isuk) maka mereka memilih tampil lagi dalam salah satu pementasan di atas. Alhasil acara koor didahului mocopat, geguritan dan saat menyanyi Isuk-isuk teman-teman lain berjalan menempatkan diri di atas panggung. Lagu yang dibawakan adalah Assalamualakum, Sejak Kecil sebagai tanda terima kasih pada orang tua, Selamat Pagi Guruku sebagai tanda sayangnya pada ibu guru dan Selamat Tinggal Birrul Walidain saduran dari Lagu Yek Liang Tai Piao wo Te Sin.

Dan inilah foto-foto anak-anak...


Setelah berdoa, mari kita berjalan di dalam barisan menuju lokasi bis diparkir. Kita akan berangkat PPl naik bis Nusantara. Doakan kami ayah dan ibu....***(Foto : Pak Habib).-

ppl ke Jepara


Suasana sibuk terlihat di sela hiruk pikuk anak-anak saat bekerja. Mereka tampak begitu antusias dengan apa yang tengah mereka kerjakan. (Foto : Bu Helida).-



Kegiatan lain yang dilakukan anak-anak adalah mencat hasil grabah berupa kendi kecil. Disini anak-anak belajar untuk memahami bahwa benda ini termasuk barang pecah-belah sehingga harus berhati-hati memegfangnya. (Foto : Bu Helida).-




Anak-anak dipandu bu Ilmi bergumul dengan tanah lempung, bahan untuk membuat grabah. Anak-anak dibebaskan membuat apapun yang diinginkan sebagaimana bila menggunakan plastisin di sekolah. (Foto : Bu Helida).-

href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPwghFl80cLo7yGFjdbmuqGD9BqirEQpt4FoIFeqBKrsxcUVuv_8p7TzEmOLPnNG1gdlLBdzZvnOXR5h4GAXN_gz95LyZ5IytfLwGBBFYbnsbAp457EVO4k3WiemFM3FVX5xjPSWCMwaQ/s1600/DSC02427.JPG">


Biarpun di dalam bis tetep dong ation...he...he...(Foto : Pak Au).-

href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGz1DVD03iZzu7hyVoItLb356Yv4YXSMnKJhsPI8KNzjwRa2hQLULpFvrf-pV6P7L4wNlbISqgVi6wGek4b63F8C4Y1mDvC4MnAXeHuJfJ_g-8Ak1evZZ0x-p2FjmOvfvWF8xIY6_AHrM/s1600/DSC02408.JPG">


Sebelum berangkat berbaris dan berdoa dulu ya... dipimpin oleh bu Opik. Oh ya, dengarkan pula wejangan bu Opik agar acara PPL terakhir ini berjalan dengan sukses. Amin...*** (Foto : Bu Ilmi).-

Kamis, 08 Juli 2010

PPL Luar Kota

Berkunjung ke Tempat Pembuatan Grabah dan Bermain Air di Pantai Bandengan Jepara

Tiap akhhir tahun ajaran anak-anak selalu diajak PPL ke luar kota. Meski dari tahun ke tahun kita PPL di Jepara dengan alasan tempat yang tak terlalu jauh dan tak terkena macet, tetapi lokasinya berbeda-beda. Pernah anak-anak ini diajak ke Semarang barengan dengan Siswa kelas A TKAT Birrul Walidain, tetapi tampaknya kelelahan karena jarak, waktu dan macet. Pernah hanya main di Pantai Kartini dan Bandengan. Juga melihat proses pembuatan kain troso. Tetapi kali ini anak-anak tampak senang karena mereka bisa turut aktif membuat gerabah dan mencat hasil gerabah yang telah dibuat oleh perajin.

Kotor karena cat maupun tanah tak menyurutkan tekad mereka. Bahkan beberapa dari mereka memecahkan gerabah, kemudian mereka menjadi tahu bahwa barang-barang tersebut merupakan benda pecah-belah. Pengalaman menjadi guru berharga mereka.

Usai belajar dan berkotorkotoran, perjalanan diteruskan dengan bermandi ria di Pantai Bandengan. Pantai berpasir putih ini menjadi saksi bagaimana anak-anak belajar mulai dari yang ketakutan melihat ombak hingga bisa menikmati bahkan asyik bermain air laut. Seperti pengalaman Wawa, bocah tambun yang banyak senyum lagi pede ini semula amat ketakutan dengan suasana laut tetapi perlahan Wawa larut dalam kegembiraan bersama di acara PPL ini.

Usai berbasah-basah anak-anak mandi dan berganti pakaian dan langsung mengambil air wudlu untuk sholat berjamaah Sholat Dhuhur di teras dekat pantai Bandengan. Semuanya terkaver di VCD anak-anak tentang PPL ini.

Bahkan demi memanfaatkan fasilitas Televisi yang menjadi kenang-kenangan sekolah para guru dan siswa menonton bersama VCD PPL ini di sekolah. Esok harinya banyak diantara anak-anak yang meminta para orang tua untuk memesan VCD....buat kenang-kenangan gitu loh... Makasih anak-anak, kalian amat manis saat PPL kemarin. Sebuah Kenangan Terindah.-


Tampak Ibu Aulia berbahagia dengan ananda Tanalina Taqiyya. Cantik seperti ibunya kan? Selamat ya bu...***(Foto : Bu Ilmi).-

Malaikat Kecil Bu Aulia telah Lahir.

PADA tanggal 31 Mei 2010 pukul 15.55 WIB lahirlah seorang bayi mungil berjenis kelamin perempuan di RB Fatimah. Dialah ananda Tanalina Taqiyya, putri pertama pasangan Bu Aulia (Guru KBAT Birrul Walidain dan bapak Ladun. Perjuangan cukup berliku dan mendebarkan di awal hingga akhir kehamilannya membuat perjuangan ibu yang satu ini tampak hebat. Bagaimana tidak, di awal kehamilan beberapa kali jatuh pingsan karena tekanan darah rendah, dan di akhir sempat terjatuh dari kursi. Tetapi apapun halangan dan rintangan beliau berusaha untuk terus bisa mempertahankan Malaikat Kecilnya ini. Untuk itu sepantasnya kami semua mengucapkan selamat, semoga ananda menjadi insan Sholikhah dan ibu-bapaknya menjadi orang tua terbaik bagi ananda sehingga bersama-sama bisa mendiami surga. Amin...


Sebuah tari ala Melayu yang kemudian disebut sebagai tari Melayu ini diampu oleh ibu Heni yang beranggotakan Diva, Talitha, Noula, Dini, Citra, Ira, Nasywa Lail, Sheila dan Alea. Sedang lagu pengiringnya adalah aransemen lagu Laila Canggung. ***( Foto : Ilmiroch).-


Tari Rebana ini diikuti oleh Aliya Dea, Alin, Lulu, Sita, Ratna, Zafira, Nasywa Adiba dan Aninda sedang pengampunya adalah ibu Helida. Tari ini unik karena diiringi gamelan Jawa dan bernuansa Islami. ***(Foto : Ilmiroch).-
Anak-anak terlihat gembira berlatih Senam One Two Three atau anak-anak senang menyebutnya dengan senam Dor. Atraksi ini digawangi oleh Rasyid, Raju, Anggun, Zahra, Tika, Hibat, Ibang, Gina dan Athif dan diampu oleh Bu Ida.***(Foto : Ilmiroch).-