Jumat, 31 Desember 2010

Koran Kecil Kembali Menyapa Pembaca

Alhamdulillah akhirnya Koran kecil edisi pertama pada tahun ajaran 2010/2011 bisa kami terbitkan. Kami atas nama pengurus dan segenap guru serta karyawan KBAT Birrul Walidain mengucapkan terima kasih atas kepercayaan bapak ibu yang telah mempercayakan putra/putrinya kepada kami. Kami juga mohon dukungan dan kerjasama bapak dan ibu semua untuk tak segan-segan memberikan saran dan kritik kepada kami, demi kemajuan kita bersama. KArena pendidikan putra/putri kita tak akan berhasil bila komponen sekolah, guru dan orang tua serta masyarakat tidak saling mendukung. TAk lupa juga kami segenap pengurus , guru pegawai KBAT Birul Walidain mengucapkan Selamat HAri Raya Idul Fitri Mohon Maaf lahir dan Batin.


Dan buah tangan pun menjadi oleh-oleh bagi kami. Terima kasih banyak...


Foto Bersama moment penting agar menjadi kenangan terindah.


Inilah para kru yang membantu melayani anak-anak PPL di Jenang Kenia. Terima kasih ya mbak, bu, mas...

Duh... mbak Nia...enak, ya jenangnya...


Anak-anak tengah berusaha membungkus jenang dengan rapi


Anak-anak mengamati dengan seksama


Anak-anak memasuki tempat pembuatan jenang dimulai dari mesin parut kelapa, pemeras kelapa dan tape


Anak-anak tengah mendengarkan pengarahan bu Opik

Azka belajar membungkus jenang.

KBAT Birrul Walidain PPL ke “Jenang Kenia”

Pagi itu, Rabu 27 Oktober 2010 anak-anak KBAT Birrul Walidain untuk yang pertama kalinya melaksanakan kegiatan PPL (Program Pengenalan Lingkungan). Program ini seterusnya akan berjalan satu bulan sekali.
Anak-anak sangat antusias. Detik-detik menjelang PPL (seminggu sebelumnya) anak-anak terus disiapkan agar menjaga kesehatan sekaligus diberi motivasi untuk melakukan tugas dengan rapi. Hal ini semata-mata agar saat PPL tak ada yang sakit ataupun terjadi hal yang tak diinginkan karena mereka telah mematuhi perintah guru. Maklum anak-anak sangat tertarik dengan banyak hal baru, dan di lokasi PPL banyak peralatan yang berbahaya seperti tungku panas, mesin dan perapian
Pukul 08.00 anak-anak berangkat ke lokasi dengan mobil angkutan. Anak-anak tampak menikmati suasana kebersamaan bersama teman-teman, dengan bercakap dan bernyanyi bersama. Berada di dalam angkutan ini kita betul-betul merasakan suasana yang menyenangkan, khas dan sebenar-benarnya anak-anak.
Setelah menyaksikan cara pembuatan jenang hingga pengepakan dengan tertib dan sabar, kini tibalah saatnya anak-anak menjalankan kegiatannya di lokasi yakni membungkus jenang. Beberapa anak yang mulai kesulitan membungkus jenang mulai mencicipi jenang yang dipegangnya...inilah potret anak-anak ...selalu ingin mencoba hal yang baru.
Setelah itu saatnya menyantap jenang...Pulangnya anak-anak dan guru membawa jenang sebagai buah tangan. Alhamdulillah PPL pertama berjalan dengan sukses...Amin…(Bu Helida)***


Ananda Daffa berusaha memakai kaus kaki sendiri. (foto : Bu Helida).-

Komunikasi Membuka Gerbang Segala Ilmu

Glenn Doman seorang ahli perkembangan anak, perkembangan otak manusia paling pesat terjadi pada usia 0-7 tahun dan bisa dicapai secara optimal apabila diberi stimulasi yang tepat.
Oleh karena itu sebaiknya mengajak anak untuk mengikuti program kelopok bermain (PG) sejak anak berusia 2 tahun. Pendidikan prasekolah (PG dan TK) dianggap penting karena memberikan fondasi yang kuat untuk jenjang pendidikan selanjutnya.
Sebagian besar ortu ingin mengalami kemulusan agar anak masuk sekolah KB mampu tanpa rengekan dan air mata minta ditunggui. Tapi memang tak semua anak siap untuk sekolah. Ada anak yang butuh waktu cukup lama untuk menyesuaikan diri dengan dunia barunya ini. Persiapan masuk KB memang dapat dan harus dilakukan. Peran ortu sangatlah penting dalam hal ini.
Anak yang masih menjaga jarak ketika di lingkungan baru, bulan pertanda ia belum matang untuk masuk KB. Setiap anak punya karakter masing-masing.
Ketika masuk KB, si kecil memasuki dunia baru yang di dalamnya terdapat barbagai hal seperti teman baru, orang dewasa lain selain orang tua, dan pengasuh anak, yaitu guru serta sejumlah kegiatan yang mungkin belum pernah dilakukan anak untuk menghadapi ini semua, anak butuh kesiapan fisik, kognitif, dan sosial emosional. Selain itu ada 2 hal penting yang perlu dimiliki anak saat hendak masuk KB.
1. Kemampuan self help yaitu kematangan anak untuk dapat mengkomunikasikan kebutuhannya.
2. Kemampuan social help yaitu kematangan anak untuk mengerti kebutuhan orang lain. Orang tua sebaiknya membantu anak mematangkan aspek yang dibutuhkan anak untuk masuk KB melalui kegiatan sederhana misalnya memberi kesempatan si kecil bermain bersama teman sebaya, bertanggung jawab atas barang-barang milik sendiri, belajar mendengarkan orang lain berbicara, memberi salam atau memahami instruksi.


Naik kereta api...tut...tut...tut...


Suasana anak-anak saat senam. Meski belum bisa melakukan dengan sempurna tetapi anak-anak sudah mulai bergerak sesuai irama musik.

Subhanallah…...Asyiknya Hari Pertama Sekolah...

Hari pertama sekolah ba-gi anak-anak akan menjadi hari tak terlupakan. Dengan mengenakan baju seragam, anak-anak sangat antusias untuk berangkat ke sekolah di-temani oleh orang tua atau kakek nenek. Saat kepala sekolah mengumumkan kelas, anak-anak berbaris di halaman sambil menunggu giliran namanya disebut. Setelah mendengar namanya disebut anak-anak langsung memasuki kelasnya masing-masing ditemani orang tuanya. Sehingga saat itu terlihat kelasnya cukup penuh, bayangkan saja yang seharusnya terisi 25 anak dan 3 orang guru ternyata ditambah dengan beberapa orang tua yang ikut masuk menemani putra-putrinya. Namun, suasana gembira cukup terlihat diwajah anak-anak, meskipun banyak anak-anak yang masih menangis dan bergelayutan disebelah orang tuanya.
Suasana seperti ini berjalan kira-kira 3,5 bulan. Setelah itu anak-anak relative tertata dengan baik. (Bu Opik).-



Suasana KBM anak-anak saat belajar di Ruang Serba TKAT Birrul Walidain
r

Belajar di Ruang Serba Guna TKAT Birrul Walidain

Mulai awal bulan Oktober KBAT Birrul Walidain dilakukan beberapa perbaikan gedung. Dan KBM pun berpindah tempat di ruang serba guna TKAT Birrul Walidain.
Tentu saja perpindahan ini memuat segi positif seperti anak-anak KB1 dan KB2 saling akrab, anak-anak makin mengenal gurunya sehingga bersedia dilayani semua guru KB (tidak memilah-milah guru,lagi), belajar naik-turun tangga.
Negatifnya, mungkin akan butuh waktu lagi menyesuaikan dengan tempat yang baru. Namanya juga anak-anak...(Bu Helida).-

Sebersit Keinginan Para Guru KBAT Birrul Walidain di Hari Guru

Ya, Allah...
Jadikanlah anak didik kami sholih dan sholihah
Rendahkanlah suara mereka terhadap orang tua, guru dan orang yang lebih tua
Jadikanlah kami guru yang senantiasa memuliakan-Mu
dan membawa anak didik untuk berbakti kepadamu
Berikanlah petunjuk-Mu pada kami dalam menunaikan tugas dan menjaga amanah
Ya, Allah...kabulkanlah do'a kami...
Aamiin ya Robbal Aalaamiin...

Kudus, 25 November 2010.-


Ananda Zidan tak menangis lagi dan tengah belajar berdzikir usai sholat Dhuhur (foto : Bu Helida).-

Sekarang Zidan Manaf Tak Menangis Lagi

Pada edisi perdana dari Koran kecil ini untuk bagian cerita lucu akan dihiasi dengan cerita lucu dari ananda Zidan Manaf dari KB2.
Cerita ini terjadi pada awal-awal tahun ajaran baru, dimana anak-anak masih ada yang belum terkondisikan, masih menangis karena ditinggal orang tuanya saat kegiatan bermain sambil belajar berlangsung. Diantara anak-anak yang masih menangis, terlihat juga Zidan Manaf yang menangis karena ditinggal orang tuanya, terlebih lagi kalau bermain di halaman dan melihat rumah eyangnya yang memang dekat sekali dengan tempat Kelompok Bermain ‘Aiyiyah Terpadu Birrul Walidain.
Walaupun masih menangis, ketika Zidan melihat bu guru membawa kamera untuk mengambil gambar anak-anak, Zidan pun tak mau ketinggalan ikut berpose dengan teman-temannya yang lain, air mata mengalir tak jadi masalah tapi ekspresi untuk tampil bersama teman-temannya masih tetap ada. (Bu Heni)

Mas Haidar Bahzi Si Anak Aktif


BELAJAR mengendalikan diri dan beradaptasi dengan lingkungan amat diperlukan. Apalagi di awal masuk sekolah saat anak belum banyak mengetahui peraturan dalam belajar dan bermain.Dan anak-anakpun mengambil contoh pada guru yang mengajarnya. Mas Haidar pun demikian. Meski di awal banyak orang tua yang heran dengannya dan mengingin-kan jauh dari putra-putrinya tetapi lambat laun mas haidar banyak belajar. Dia bisa membilang 1-10, mengenal bentuk geometri, warna dan sekalipun usil dia segera meminta maaf pada temannya sembari mencium tangan temannya.(Bu Tatik)

Senin, 27 Desember 2010

KELOMPOK BERMAIN DAN TAMAN KANAK-KANAK 'AISYIYAH TERPADU BIRRUL WALIDAIN KUDUS

Kehadiran seorang anak senantiasa membawa semangat dalam kehidupan manusia. Keinginan untuk memberi warna pada sangbuah hati (bak sebuah gelas kosong) dengan segala bentuk kebaikan dunia-akhirat. Maka gelas kosong itu perlu diisi dengan ilmu yang bermanfaat dan dilakukan kontinyu setiap saat, agar kelak di usia lanjut ilmu tersebut tetap melekat bahkan terwariskan kepada keturunannya.
Kepolosan hati dan pikirannya membuat banyak hal mudah diserap anak. Oleh karena itu diperlukan pendidikan yang bersumber dan berdasar pada nilai-nilai islami.
Kelompok Bermain (KB) dan Taman Kanak-Kanak (TK) 'Aisyiyah Terpadu Birrul Walidain menyelenggarakan pendidikan anak usia dini yang menanamkan nilai-nilai Islami dan menyeimbangkan antara SQ, EQ, dan IQ untuk menciptakan generasi yang teguh imannya, mulia akhlaknya, cerdas pemikirannya dan sehat badannya menuju kebahagiaan di dunia dan akhirat.
KELOMPOK BERMAIN
Hari Senin-Kamis: KBM jam 07.30 s/d 13.00 WIB
Hari Jum'at : KBM jam 07.30 s/d 10.00 WIB
TAMAN KANAK - KANAK
Hari Senin - Kamis : KBM jam 07.30 s/d 13.30 WIB
Hari Jum'at : KBM jam 07.30 s/d 10.30 WIB
Hari Sabtu : Ekstra Kurikuler