Minggu, 21 Maret 2010


Bu Opik belajar membatik bersama anak-anak dengan sabar, tidak menggurui,
tekun demi ingin meniru sifat kepemimpinan Nabi Muhammad SAW. (Foto : Bu Helida)

Meneladani Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW

ALHAMDULILLAH senantiasa kami panjatkan atas segala limpahan nikmat-Nya.
Pada edisi kali ini bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Semoga kita senantiasa meneladani sifat dan sikap Nabi Muhammad SAW yakni Tabligh, Sidiq, Amanah dan Fatonah.
Pendidikan yang baik harus dimulai sejak dini dan ada role model yang bisa dijadikan sosok panutan bagi anak-anak. Maka alangkag baiknya bila lingkungan pertama yakni rumah kita telah kita hiasi dengan sifat nabi tersebut.
Begitu pula kami sebagai pendidik semoga bisa menyampaikan pesan moral dari peringatan ini, baik untuk diri kami sendiri maupun untuk anak didik kami.
Demi acara ini didatangkanlah pakar dongeng, Kak Bimo agar cerita Nabi Muhammad SAW terpaparkan lebih menyatu dengan anak-anak.
Bagaimanapun KB-TKAT Birrul Walidain berusaha memberikan yang terbaik. Semoga Allah SWT selalu memberikan petunjuk bagi kita semua. Amin. ***(bu Opik)

Suasana membatik terlihat meriah. Guru dan siswa KBAT Birrul Walidain
sama-sama belajar membatik bersama kru Muria Batik Kudus. Ayo...siapa lebih jago? (foto : bu Helida)

KBAT Birrul Walidain Belajar Membatik

HARI Jum’at, 19 Februari 2010 KBAT Birrul Walidain mengadakan PPL di Muria Batik Kudus. Sebuah perusahaan Batik tulis milik pengusaha muda, Yuli Astuti yang bertempat di Karang Malang.
PPL kali ini sedikit berbeda karena anak-anak berangkat lebih pagi ketimbang biasanya. Hal ini disebabkan proses membatik hingga pewarnaan memakan waktu relatif lama. Maka anak-anakpun dengan penuh semangat berkumpul di sekolah pukul 07.00 WIB.
Setelah latihan sekali untuk konser nanti, anak-anak segera berangkat diantar angkutan umum.
Sampai di sana anak-anak sudah ditunggu mbak Yuli dan segenap krunya. Anak-anakpun segera bersiap konser setelah mendengarkan pengarahan dari ibu Opik selaku Kepala sekolah dan mbak Yuli sebagai tuan rumah.Konser berjalan lancar dan cukup menyedot penonton serta menghibur mbak Yuli dan para kru. Tepuk tangan riuh pun mengiringi usai konser.
Selanjutnya anak-anak menuju tempat membatik. Disana sudah menunggu para kru untuk membantu belajar membatik. Demi memanfaatkan kesempatan langka ini para guru dan karyawan turut mencoba membatik menemani anak-anak.
Tujuan utama dilaksanakannya PPL ini adalah untuk memperkenalkan batik kepada anak-anak sebagai karya seni yang perlu dilestarikan, dan menjadi warisan turun temurun nenek moyang kita.*** (Ibu Tatik)

Setiap hari anak-anak minum susu yang dibawa dari rumah. Bila ada yang lupa
tidak membawa maka akan ada penawaran, siapa ingin tiket ke surga,
siapa yang ingin memberi susu pada teman yang tidak membawa?
Maka anak-anakpun belajar berbagi dengan temannya. (foto : Pak Au)

Saat mengambil air wudlu harus senantiasa ditunggui guru agar urutan tidak salah. Selain itu diciptakan pula tepuk wudlu yang memuat urutan wudlu. Jangan lupa baca bismilah dulu, ya...(Foto : Bu Ilmi)

Acara makan dipenuhi adab makan seperti berdoa sebelum dan sesudah makan, makan dengan tangan kanan, tak boleh berbicara saat makan dan sebagainya. Karena dilakukan setiap hari maka aturan lebih mudah diterapkan. (Foto : Bu Ilmi)

Melatih Disiplin pada Anak di KBAT Birrul Walidain

MELATIH disiplin si kecil memang sangat baik apabila dimulai sejak dini. Proses ini diawali dengan memperkenalkan disiplin melalui pembiasaan pada anak seperti waktu untuk makan, tidur, bermain, belajar, sholat dan lain sebagainya.
Namun sebelum orang tua mengajarkan disiplin pada anak, orang tua terlebih dahulu harus disiplin. Mengapa? Karena orang tua adalah role model yang tepat bagi anaknya. Anak akan mengamati dan mempelajari apa yang biasa dilakukan oleh orang tua-nya.
Selanjutnya adalah beri pemahaman pada anak tentang perlunya disiplin dan menetapkan aturan yang disepakati secara bersama-sama.
Oleh karena itu dituntut komunikasi yang baik untuk memudahkan pemahaman tentang pentingnya kedisiplinan tersebut.
Dalam pelaksanaannya bisa diperkuat dengan adanya hukuman maupun hadiah. Namun hukuman disini tidak diberikan dalam bentuk hukuman fisik akan tetapi lebih kepada tidak mengizinkan sesuatu hal yang digemari oleh anak.
Demikian pula pemberian hadiah, tidak harus selalu berbentuk barang tetapi pujian, pelukan dan ciuman penuh cinta juga merupakan hadiah berharga bagi anak. Pemberian pujian dapat menyebabkan anak menjadi percaya diri dan bertindak lebih mandiri.
***(Bu Opik)

H. Abdul Subur bergaya di depan ruang makan dengan latar belakang
gambar kartun yang dibuatnya untuk menarik minat anak
agar serasa makan dengan kelompok Spongebob. (Foto : Bu Helida)

Pak Subur : Melepas kangen di Birrul Walidain

SIAPA gerangan tokoh ini? Beliau adalah salah satu orang yang berperan banyak terhadap pembangunan gedung TK-KBAT Birrul Walidain, terutama dalam membuat dekorasi pada dinding, kursi anak-anak dan taman.
Ayah dari tiga putra ini beberapa waktu lalu sengaja datang ke Birrul Walidain untuk melepas kangen. Lelaki ini menginjakkan kakinya di Birrul walidain sejak tahun 2003 lewat Bapak Agus Darmawan, salah seorang Pengurus TK-KBAT Birrul Walidain.
Suami ibu Siti Laila ini bertutur tentang suka dukanya selama bekerja di KBAT Birrul Walidain yakni “Pelajaran disiplin yang harus dilakukan oleh murid, guru dan karyawan termasuk saya sendiri,” katanya.
“Dikit dukanya…, yakni bila direpotin anak-anak saat jam kerja, diomelin karena datang telat,” lanjutnya. Bapak dari tiga anak ini, biasanya bekerja mulai jam 09.00 tetapi di Birrul Walidain harus datang pukul 07.00 seperti yang lain.
Di akhir pembicaraan beliau mengagumi Koran Kecil. Kagum akan krea-tifitas guru dan sekolah. Mudah-mudahan terus maju., lanjutnya. Terima kasih doanya pak. Semoga Allah mengabulkan. Amin...***(Bu Helida)

Ananda Noula berdialog dengan Ibu Ida dari foodmart tentang perasaannya ber-PPL di Matahari, siapa yang mengajari nyanyi dan banyak lagi. Semua itu dilakukan spontan tanpa persiapan dari sekolah karena pada PPL lalu begitu anak-anak selesai konser langsung praktek berbelanja. Kini Foodmart telah berbenah, usai dialog kemudian memberikan merchandise kepada si anak. (Foto : Bu Ilmi)

Alin mencium tangan pak Aries Susetya, SE manager Foodmart dengan lembut, sepenuh hati dan sopan saat melakukan PPL di Matahari Dept. Store. (Foto : Pak Au)

Perlu Modal Keberanian Khusus untuk Jago Tampil

DALAM banyak kesempatan anak-anak seringkali diajak untuk melakukan konser dan sesekali tes keberanian dengan berdialog maupun menyanyi serta berpuisi.
Pemberian hadiah seringkali menjadi daya tarik utama anak-anak. Tetapi kami berusaha terus untuk menekankan pada anak-anak bahwa menghibur penonton dan berharap ridlo Allah adalah hal yang utama. Dengan menghibur orang lain kita akan mendapat berkah dan pahala dari Allah SWT. Dan bila mendapat hadiah, maka itu dianggap tipsnya.
Kurikulum KBAT Birrul Walidain tidak hanya mengejar materi keilmuan tetapi juga kemasyarakatan dan ketuhanan. Diharapkan anak cerdas dalam ilmu, bermasyarakat, beragama sekaligus sopan. Bila semua telah terpenuhi, itu baru “Birrul Walidain Sejati”. Semoga Allah mengabulkan. Amin…***(Bu Helida).

KBAT Birrul Walidain mementaskan "Senam Dor" yang dibawakan dengan apik oleh Raju, Alin, Noula, Sheila, Citra, Nasywa Lail, Ira dan Hibat. (Foto : Pak Au)

Anak-anak mendengarkan cerita kak Bimo dengan senyum dan tawa merekah meski udara panas dengan durasi cerita relatif lama. Kak Bimo bercerita secara komunikatif dengan penonton sehingga tidak membosankan. (Foto : Bu Ilmi)



Pakar Dongeng,Kak Bimo bercerita dengan menarik dan penuh penghayatan tentang kejadian yang mengikuti kelahiran Nabi Muhammad SAW di halaman TKAT Birrul Walidain dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.*** (Foto : Pak Au)

KBAT Birrul Walidain Perlu Moment Kebersamaan

PADA hari Senin, 8 Maret 2010 anak-anak KBAT Birrul walidain tidak melakukan KBM seperti biasa tetapi mengikuti acara Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang diadakan oleh TKAT Birrul Walidain. Alhamdulillah acara berlangsung dengan meriah.
Anak-anak dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari kegiatan ini. Mereka makin memahami sosok Nabi Muhammad SAW lewat cerita yang sebelumnya pernah disosialisasikan oleh ibu guru di kelas
Tampak anak-anak gembira dan antusias menikmati inti acara yang dibawakan oleh Kak Bimo dari Jogjakarta, dengan menceritakan kelahiran Nabi Muhammad SAW beserta kejadian yang mengiringinya.
Pakar dongeng ini tampak sukses membawakan cerita tersebut. Para penonton tertawa gembira, tak terlihat wajah kuyu atau jenuh karena panjangnya waktu dan panasnya mentari.
Dalam acara ini pentas anak-anak KB-TKAT Birrul Walidainpun digelar. Ada tari, kelompok paduan suara, geguritan dan “senam Dor” oleh KBAT Birrul Walidain. Khusus untuk ananda Tika yang membawakan Geguritan, telah memenangkan kompetisi di tingkat Kabupaten dan berhak maju ke tingkat karisidenan, bahkan Kamis kemarin, 18 Maret 2010 telah memenangkannya pula. Maka kini melakukan persiapan untuk maju ke tingkat propinsi. Ananda Tika adalah alumnus KBAT Birrul Walidain periode 2007/2008. Kita doakan bersama yach…
Disinilah perlunya moment kebersamaan. Selain bersama TK Birrul Walidain, TK-TK lainpun diundang untuk mengikuti dongeng Kak Bimo ini. Dari sini anak-anak belajar bersabar, tekun, mengembangkan beberapa aspek (kognitif, motorik, afektif dan lain-lain) dan yang terpenting adalah mengaktualisasikan diri.
Bukan hanya anak-anak yang belajar tetapi para ibu guru juga belajar dengan kak Bimo dalam “Workshop Mendidik Anak lewat Cerita Bersama kak Bimo” di siang hingga sore hari-nya. Acara ini bertempat di Panti Asuhan ’Aisyiyah bersamaan dengan para guru yang tergabung dalam IGB (Ikatan Guru bustanul Athfal).***(Bu Heni dan Bu Uud).

Jumat, 19 Maret 2010




Persahabatan yang indah antara Jenny dan Ira akhirnya mampu menyatukan teman-teman wanita di kelas KB 2. Indahnya...***(Foto : Pak Au)

Persahabatan Jenny dan Ira Penuh Warna......

KISAH persahabatan antara Jenny dan Ira bak cerita dalam dongeng yang patut kita contoh.
Bermula dari pertemanan biasa di rumah berlanjut di sekolah. Intensitas pertemuan yang cukup tinggi mem-buat tali ikatan ini kadang mengendur, meregang dan hampir putus.
Tetapi karena didalamnya tak ada kepentingan pribadi, masa-lah khusus atau intrik politik la-yaknya para
politikus maka seringkali berakhir dengan happy ending. Ini yang patut kita contoh.
Suatu ketika Jenny tengah ma-rahan dengan Ira. Sejak pagi semua hal nyaris tak ada kecocokan. Saling meledek saat meletakkan sepatu dan mengambil sandal, sentra, ganti baju, makan siang, hingga saat tidur.
Jenny melakukan semua aktifitas hari itu dengan teman yang lain yakni Anggun, Alin, Syeira dan Sita. Demikian juga dengan Ira yang mulai akrab dengan Zahra, Zafira, Aliya, dan Nasywa Adiba.
Bangun tidur masih dengan malas–malasan bu Ida mengajak keduanya berlomba siapa yang mampu lebih cepat ganti baju menjadi anak yang good.
Keduanya bergegas untuk me-ngikuti perlombaan ini. Lantas siapakah yang menang? Ternyata ke-duanya menyelesaikan tugas secara bersama-an. Lalu apa yang terjadi kemudian?
Keajaiban berikutnya terjadi. Teman-teman Jenny dan teman-teman Ira bermain bersama. Akhir-nya semua teman wanita di kelas KB2 bersatu karena persahabatan mereka. Kisah manis, bukan? Siapa ingin meniru?...(Ibu Aulia dan Ibu Ida)***


Nasywa Adiba,siswa KB.2 yang bersahaja,lembut hati dan supel.***(foto : Bu Ilmi)

" Sawang-Sinawang "

Oleh Bu Ida
PRIBADI yang bersahaja, lembut hati dan supel senantiasa menarik perhatian. Nasywa Adiba, si kecil cabe rawit ini menjadi ajang rebutan bagi teman-teman sebayanya. Mereka berebutan untuk duduk, bermain, makan, sholat, senam serta aktifitas lainnya bersama Nasywa. Hal ini disebabkan karena Nasywa tak memilah teman dalam bergaul, dan tidak memperdulikan kelebihan dan kekurangan dari teman-temannya.

Sedangkan dimata ibunya, ananda Nasywa masih banyak kelemahannya. Tiap hari minta berganti-ganti tas, baju, sepatu dan lain-lain hingga di pagi hari se-ringkali kebingungan mau memakai yang mana. Inilah prinsip “sawang-sinawang” , melihat orang lain dari sudut pandang yang berbeda.

Kamis, 18 Maret 2010

Tika sedang menunjukkan kebolehannya dalam mengucapkan geguritan pada acara
Maulid Nabi Muhammad SAW, 8 Maret 2010. Penontonpun memberi
aplaus meriah mengiringi Tika menuruni panggung.***(Foto : Pak Au).-

MANTAN SISWA KBAT MENGGONDOL JUARA GEGURITAN

Alhamdulillah hari ini Kamis, 18 Maret 2010 Ananda Kartika Medha rinjani yang akrab disapa Tika berhasil memboyong juara satu Lomba Geguritan tingkat Karesidenan. Apa kaitannya dengan KBAT Birrul Walidain? Tika adalah mantan siswa KBAT Birrul Walidain yang sekarang sekolah di TKAT Birrul walidain kelas B.

Siswa satu ini sungguh unik karena dia amat tertarik banyak hal kemudian ingin mempelajari sekaligus menjajal kemampuannya. Mulai dari tarik suara, melukis, mewarnai, bermain keyboard, drum, acting, hafalan keagamaan yang kesemuanya setelah dipelajari kemudian mengikuti lomba untuk mencari pengalaman.

Sebuah keinginan unik yang tidak bisa didapat oleh setiap anak. Menurut Ibu Reni, bunda Tika ini diantara keempat putranya Tika termasuk yang tidak betah hanya mendalami satu kegiatan. Kesemuanya dilakukan dengan senang hati tanpa paksaan kedua orang tuanya. Dan Tika pun menjalaninya dengan amat enjoy.

Selamat ya, sayang. Teruslah berkarya demi masa depanmu. Tetapi ingat, kelak harus ada satu pilihan penting yang ditekuni agar terasa indepth ilmunya. Pengalaman yang didapat kini jadikan guru berharga untuk esok hari... Good Luck!!!

Jumat, 05 Maret 2010

Bu Tatik menjelaskan konsep lingkaran dengan ekspresif menggunakan
ujung lengan baju sebagai contohnya. Zafira, Athif, Rasyid, Wawa, Syeira,
Adib yang tergabung dalam kelompok apel turut mempraktekkan. ( Foto: Pak Au )*
Bu Heni memberi pengarahan tentang mengisi air berwarna
hijau dengan corong. Ananda Dini,Sheila, Ninda, Agung,
dan Gina memperhatikan dengan baik. (Foto: Bu Ilmi)*
Bu Auliya dengan penuh kesabaran mengajari Raffie belajar menulis angka. Kegiatan ini dilaksanakan pada Sentra Persiapan, dimana anak-anak dipersiapkan untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi. (Foto : Pak Au)
Anak-anak tengah memperhatikan bu Ida praktek memandikan adik bayi. Tampak Aliya Dea, Jenny, Zahra, Ira, Anggun, Ibang, dan Zaki mengamati dengan seksama. (Foto : bu Ilmi)
"Rumah dan balon udara" karya: Raju
Siswa Kelompok Bermain 'Aisyiyah Terpadu Birrul Walidain Kudus