Sabtu, 01 Januari 2011

KBAT Birrul Walidain Menjuarai Lomba Mewarnai

AHAD, 7 November2010, ananda Sinok, Firda, Hana dan Azka mengikuti lomba mewarnai yang diadakan oleh Pelita Nusantara. Ini merupakan pengalaman kedua anak-anak mengikuti lomba mewarnai. Sebelumnya ananda Sinok Firda dan Hana mengikuti Lomba Mewarnai yang diadakan oleh UPT Kec. Kota dalam rangka HUT RI 17 Agustus 2010 dan Alhamdulillah ananda Hana mengantongi juara ke-3 dan ananda Firda masuk dalam 20 besar.
Pengalaman kali ini sungguh berbeda. Diawali dengan seleksi umur atas para peserta yang membuat ananda Sinok harus berpisah dengan teman-temannya. Tak hanya itu, ananda Sinok disejajarkan dengan anak usia TK dengan gambar yang lebih sulit. Tempat duduk yang bernomor sehingga anak-anak tak bisa memilih sendiri, hingga saat lomba tiba dimana anak-anak mewarnai sendiri, tanpa ditemani.
Kontan ananda Azka menangis saat ditinggal sendiri dan bu Opik pun memberi penjelasan sehingga Azka mengerti.
Meski dengan tekanan psikologis yang cukup berat di saat lomba Ananda Hana berhasil meraih juara kedua dan ananda Firda menempati juara tiga.
Sedang ananda Sinok dan Azka belum berhasil meraih kemenangan. Jangan menyerah sayang, teruslah belajar, berjuang dan berkarya. Kemenangan adalah bonus dari Allah SWT tetapi yang penting adalah terus belajar di segala aspek ya, sayang… (Bu Helida).-




Ini adalah suasana belajar anak di dalam kelas dan suasana belajar di luar kelas dalam rangka Idul Adha. Duh,...senangnya... (foto : Bu Yayuk, TKAT BW).-

Berbagai Info di KB-TKAT Birrul Walidain

PADA tanggal 4 November 2010 para mahasiswa S1 PAUD UT hadir di KBAT Birrul Walidain untuk melaksanakan praktek. Komentar mereka ,”...kok bisa ya, anak-anak duduk anteng saat mendengarkan penjelasan guru dan berdo’a dengan suara yang lembut.” Alhamdulillah…
Idul Adha tahun ini semakin meriah dengan adanya penyembelihan dan pembagian daging Qur’ban. Antusiasme wali murid sangat bagus dan alhamulillah pada akhinya terkumpul 1 sapi dan 6 kambing yang siap disembelih dan dibagikan kepada warga.
Proses Qur’ban berlangsung pada hari Jum’at, 19 November 2010 mulai pukul 05.00 WIB-11.30 WIB.
Kegiatan ini melibatkan pengurus KB-TKAT Birrul Walidain, segenap guru dan pegawai, wali murid be-serta sebagian peserta didik TK AT Birrul Walidain. Daging kurban, di bagikan kepada segenap wali murid, para pengurus, guru dan pegawai, muballig, serta warga disekitar KB-TKAT Birrul Walidain.
Kegiatan ini sekaligus mengenalkan pada peserta didik tentang makna idul adha, perintah untuk berkurban, serta mengambil ibroh dari kisah nabi Ibrahim dan nabi Ismail. Para peserta didik yang ikut menghadiri kegiatan ini tampak senang sekali karena dapat menyaksikan kegiatan kurban ini sampai dengan proses pembagian daging kurban.
Semoga amal baik kita diterima oleh Allah dan Allah pasti akan memberikan balasan yang lebih baik lagi. Amin...
Pada tanggal 23 November 2010 siswa KBAT Birrul Walidain diperiksa oleh tenaga medis RS Siti Khodijah. Beberapa anak sempat menangis seperti Nokwa, Naila Dzuhaina, Azka dan Luna.
Selasa, 30 November 2010 dilakukan pemotretan siswa KBAT Birrul Walidain untuk keperluan pembuatan raport. Meski sifatnya sepele namun membutuhkan waktu ekstra untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Demikian pula dengan kegiatan ini, beberapa anak juga menangis dan trauma untuk berangkat ke sekolah, tetapi tentu saja tetap sekolah. (Bu Heni dan Bu Helida)



Ananda Arya Dinata dan ananda Aliya Arta Paramita menonton badut Ipin-Upin bersama. Ananda Firda, ananda Sinok dan Ananda Hana tetap tidur bersama. (Foto : Bu Ilmi)

Persahabatan yang Indah Telah Tercipta di KB1

SEMUA anak tampak istimewa di mata kami. Maka, Insya Allah tiap episode Koran Kecil kami akan membahas secara berbeda untuk memberi gambaran kepada orang tua tentang dunia anak-anak KBAT Birrul Walidain dari waktu ke waktu.
Bagi kami hal ini menambah pengalaman baru dan berbeda tiap waktu. Kami melakukan observasi dengan semua anak dan mencari solusi terbaik bagi masalah yang timbul. Semoga bermanfaat bagi kita.
Kasus Hana, Firda dan Sinok adalah salah satunya. Mereka menyatu sebagai sahabat karena sama-sama suka mewarnai, menari dan menyanyi. Mereka saling mensuport kala yang lain belum menyelesaikan gambar yang diwarnai. Itu sebabnya mereka bertigalah yang diajak mengikuti lomba mewarnai. Tetapi kami yakin nantinya akan banyak bibit yang muncul dan mampu mengikuti lomba.
Lain halnya Aliya dan Arya Dinata. Mereka bersatu karena perbedaan sifat. Aliya yang periang, dan Arya Dinata yang pendiam tetapi ia suka menolong. Lantaran beberapa kali Aliya ditolong Arya Dinata dalam berbagai hal, mereka saling akrab.
Sikap penolong dan pendiam Arya Dinata sesekali menjadi pemacu Aliya untuk diam mendengarkan bu guru saat memberi penjelasan. Sedang Aliya mensuport Arya Dinata untuk mau bernyanyi dan bergerak saat senam.
Kelebihan mereka, keduanya tetap memberi ruang dan kebebasan dalam bersosialisasi. Saat makan dan tidur mereka tidak bersama lagi. Sedangkan waktu bermain banyak dihabiskan bersama dengan teman-teman lainnya.
Sementara Sinok Hana dan Firda selalu tampil bersama di saat makan tidur dan sholat. Justru saat belajar Sinok berpisah dengan Hana dan Firda karena berbeda kelompok. Yang agak mengganggu adalah bila dari bertiga ini ada yang tidak masuk, maka satu anak ini tak bersemangat dalam bersekolah. Hal ini mengandung arti bahwa mereka harus benar-benar menjaga hubungan mereka dengan sebaik-baiknya agar tak terjadi perselisihan.
Untuk itu kami sepakat memberikan terapi agar ketiganya bergantung pada sisi baik dan mencoba membuka ruang untuk masuknya teman-teman mereka yang lain.
Sahabat yang baik akan selalu hadir di saat dibutuhkan dan senantiasa mendorong untuk melakukan kegiatan positif, itu yang ingin kami tanamkan.(Bu Helida dan Bu Uud)



Inilah mas Radit, mbak Rahma dan Zidan Na'im saat bermain bersama

Belajar Memahami

BELAJAR memahami sedang dialami anak-anak. Mas Radit salah satunya, dia sulit mengenali gurunya. Membedakan bu Ida dan bu Helida, misalnya harus dijelaskan yang ada heli dan tak ada helinya. Dan mas Real pun nyeletuk,”kaya pesawat saja…”
Dan pengalaman ini juga dirasakan mbak Rahma. Saat diajari do’a akan tidur dan bangun tidur secara berulang, tiba-tiba muncul ide briliannya. “Oo...ada ahya dan ahyaanaa… Dan Alhamdulillah proses memahami pun berjalan dengan lancar...terima kasih, sayang***(Ibu Helida, Bu Ida)