Minggu, 04 November 2012

Sekolah !!! Siapa takut......



MEMULAI  sekolah dengan lingkungan dan suasana yang baru bukan hal yang mudah untuk anak-anak. Tetapi jangan salah… dalam sekejap anak-anak juga bisa jadi akrab tanpa jarak. Lihatlah keakraban Sila, Devdan, Eric, Asa dan  Fahri yang tergabung dalam kelompok Durian yang diampu oleh bu Tatik. Padahal kelompok ini anggotanya merupakan pecahan dari KB-1 dan KB-2. Tetapi rintangan dan halangan ini bisa mereka taklukkan bersama. Wow… keren, kan?  (Bu Helida, Bu Tatik).-

Menangis sebagai Media Katarsis bagi Anak-Anak



Menangis adalah kata-kata yang tidak asing di telinga kita pada saat awal anak-anak masuk sekolah terutama di kelompok ber-main. Hal ini tentu bukan se-suatu yang asing bagi para ibu guru tapi bagi orang tua peserta didik hal ini merupakan sesuatu yang berat dan menyedihkan.
 “Kenapa ya bu anak saya setiap ber-angkat sekolah kok selalu menangis? .” Pertanyaan tersebut sering terlontar dari para orang tua. Anak usia kelompok bermain biasanya untuk sekolah adalah hal baru dimana sebelumnya mereka belum pernah ber-adaptasi dengan dunia diluar rumah kecuali bersama dengan orang tua atau orang terdekat mereka. Sehingga ketika sekolah menjadi tempat asing  bagi me-reka.
Menangis ketika pertama kali masuk sekolah atau bahkan ada yang sampai berbulan-bulan masih menangis ketika berangkat sekolah adalah sesuatu yang wajar bagi anak yang baru sekolah. Karena dengan menangis dia bisa mengekspresikan emosinya (katarsis) sehingga perasaannya bisa lega. Belum tentu anak yang pada saat berangkat menangis, dia akan menangis selamanya sampai pulang sekolah. Kebanyakan anak menangis ketika ditinggal orang tuanya tapi nanti tertawa ketika orang tuanya menjemput. Karena di sekolah men-dapatkan sesuatu hal yang baru dan menemukan keasyikan tersendiri yang terkadang orang tua menganggap  itu adalah hal yang sepele. Dunia anak-anak memang terkadang sulit kita bayangkan kalau kita belum benar-benar menyelami dunia mereka. (Bu Opik)

Orientasi Orang Tua Siswa Mempermudah Adaptasi Anak



     Pada tanggal 24 Juni 2012 dilaksanakan acara Orientasi Wali Murid Baru tahun pelajaran 2012-2013. Acara ini dimaksudkan untuk memberitahukan berbagai hal seputar kegiatan anak saat KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) maupun di luar KBM seperti toilet training, snack time, makan siang, gosok gigi, tidur siang, wudlu, sholat berjamaah dan minum susu. Wali siswa baru mendengarkan dengan seksama dan sesekali bertanya apabila tidak berjalan sesuai dengan aturan
     Masa orientasi orang tua peserta didik yang utama adalah mengajak orang tua peserta didik untuk menyamakan visi dan bekerjasama agar tercapai perkembangan yang optimal sesuai dengan tahapan perkembangannya. Pada sesiini banyak pertanyaan dari wali murid baru seputar pelayanan sekolah terhadap anak didik kita. Beberapa pengalaman kami pun selama menjalani ritme kemandirian anak dibeberkan untuk mendukung argumentasi. (Bu Heni)

Halal bi Halal ala KBAT Birrul Walidain berlangsung meriah



HALAL bi halal menjadi moment indah sekaligus membuat dag-dig-dug. Bagaimana tidak, masuk sekolah setelah libur panjang bukan hal mudah bagi anak-anak. Tangis masih menjadi sajian pokok saat berangkat sekolah.
Tetapi  meski menangis, tetap saja ada saat-saat menyenangkan bagi anak-anak yang merupakan pengalaman berharga di sekolah sesuai persepsi masing-masing anak. Itu sebabnya bila ada anak yang tidak mau sekolah dengan alasan tertentu seperti nanti tidak mau bobok, tidak mau ganti baju, tidak mau memakai seragam, tidak mau makan dan sebagainya, tetap kami sarankan untuk sekolah.  Bisa jadi saat masuk ia mendapatkan petualangan menarik bersama temannya.
Dan lihatlah saat mereka berpose usai bercengkrama dengan teman-temannya. Tak sedikit pun tampak raut wajah mendung. Yang ada wajah sumringah, memakai baju baru dan bersalam-salaman dengan semua teman dan guru kelasnya. Minal aidin wal faizin, maafkan lahir dan batin..... (Bu Uud, Bu Ida).-

Sabtu, 14 Juli 2012

KBAT Birrul Walidain TP 2012/2013


   Tahun pelajaran 2012/2013 ini akan dimulai tanggal 16 juli 2012. Tahun ini Kelompok Bermain Birrul Walidain menerima 52 peserta didik. Terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada kami.

   Pada tanggal 16 mei 2012 KBAT Birrul Walidain mengikuti lomba gugus terpadu tingkat kabupaten kudus dan  Alhamdulillah pada tanggal 23 Mei 2012 maju ketingkat karisidenan Pati. Mohon doa restunya tanggal 23 juli ini KBAT Birrul Walidain maju ketingkat propinsi jawa tengah.

PPL ke Jepara Sebuah Sensasi yang Berbeda



   PPL penuh suasana keakraban antara guru dan  anak menjadikan PPL kali ini  berbeda. Bagaimana tidak, biasanya anak-anak bepergian ke luar kota mengendarai bis dengan keluarga, kali ini bersama para guru dan teman-temannya.

Sebelum berangkat kepala sekolah KBAT Birrul Walidain memberikan pengarahan kepada anak-anak dihalaman sekolah. Setelah itu anak-anak menuju bis yang sudah menanti anak-anak. didalam bis anak-anak menempati tempat duduknya masing-masing sesuai dengan arahan ibu guru, tak lupa sebelum bis berangkat anak-anak berdoa dan melambaikan tangan kepada orang tua yang mengantar.

Selama didalam bis anak-anak bersenda gurau dengan teman dan guru sambil membawa jajanan yang mereka bawa dari rumah. Sesampainya di lokasi Pantai Bandengan anak-anak langsung bersorak gembira. Mereka turun dari bis dan berbaris sesuai kelompoknya masing-masing dan dengan arahan guru mereka langsung menuju ke pantai. Main pasir dan main air dipantai sampai berbasah-basahan membuat mereka enggan untuk menyelesaikan permainan. Setelah matahari terasa mulai menyengat, anak-anak segera menyelesaikan permainan dan langsung mandi biar badan menjadi segar kembali.

Selesai mandi, anak-anak tak lupa melaksanakan sholat dhuhur kemudian makan siang dan langsung kembali masuk bis untuk melanjutkan perjalanan pulang. Semoga PPL kali ini menjadi pengalaman yang terindah bagi mereka. (Bu Opik)

  

Birrul Walidain Tempat Tercinta Tak akan Pernah Sirna...



Pentas perpisahan akhir tahun kali ini penuh dengan kejutan. Saat latihan mulus, tetapi saat pentas bisa mogok, saat latihan bermain sendiri tetapi kala pentas bisa begitu manis, saat latihan sering lupa tetapi saat pentas menjadi ingat bahkan saat latihan tidak pernah hadir, saat pentas mengerti kondisi panggung.
Tampaknya panggung mengubah konsep anak menjadi lebih baik. Berada di atas panggung menjadi kebanggaan tersendiri bagi anak-anak.  Bak seorang artis mereka tampil tanpa canggung dan grogi.
Meski beberapa anak mogok, tetapi komentar para tamu acara perpisahan kali ini terbilang sukses. “Yang mogok kan cuma satu, tapi yang lain tetap menari. Itu sudah bagus untuk ukuran KB” kata Hj.Munziyah RM, mewakili PDA Majelis Dikdasmen. Ibu Kepala Sekolah juga menimpali, “Begitu musik berbunyi langsung bergerak mengikuti irama, tidak diam di atas panggung, adalah sebuah prestasi bagi anak-anak.”
Alhamdulillah...kami bangga dan puas dengan penampilan anak-anak. Terima kasih pula pada orang tua yang telah berpartisipasi meng-kondisikan putra-putrinya sehingga tetap bersemangat. (Bu Tatik).-

Sampaikan Nasehat Lewat Dongeng



Dongeng adalah cerita rekaan, tetapi tidak berarti dongeng tidak bermanfaat. Bercerita adalah sebuah proses kreatif anak-anak. Dalam proses perkembangannya, dongeng mengaktifkan tak hanya aspek intelektual, tetapi juga aspek kepekaan kehalusan budi, emosi, seni, fantasi, dan imajinasi. Pendeknya,  mengutamakan otak kiri dan  otak kanan.
                  Cerita atau dongeng menawarkan kesempatan menginterpretasi  kehiPdupan diluar pengalaman langsung mereka. Anak-anak dikenalkan pada berbagai cara, pola, dan pendekatan tingkah laku manusia sehingga mereka mendapat bekal menghadapi masa depan. Untuk mewujudkan hal tersebut, kesungguhan, ketulusan, dan kasih sayang orangtua dalam bercerita mutlak diperlukan.
Dongeng ternyata merupakan salah satu cara yang efektif untuk mengembangkan aspek-aspek kognitif (pengetahuan), afektif (perasaan), sosial, dan aspek konatif (penghayatan) anak-anak. Selain itu, dongeng pun dapat membawa anak-anak pada pengalaman baru yang belum pernah dialaminya. Rasulullah Saw pun tak segan-segan menggunakan metode dongeng atau cerita agar anak-anak terangsang otaknya dan tergugah perasaannya.
  Dari dongeng, banyak hikmah yang membuat anak-anak merasa belajar sesuatu. Lewat dongeng anak-anak tak merasa digurui karena mereka merespons segala sesuatu dengan cara mereka sendiri. Selain itu dengan cara ini, anak-anak merasa diajak ngobrol dan tidak merasa dinasehati. Anak-anak tidak akan suka ketika kita menasehati secara langsung. “Kamu harus begini! Kamu tidak boleh begitu!” Mereka cenderung lari ketika dinasehati secara langsung karena mereka merasa digurui.
Menurut Josette Frank, seperti halnya orang dewasa, anak memperoleh pelepasan emosional melalui pengalaman fiktif yang tidak pernah mereka alami dalam kehidupan yang nyata.
Semoga ulasan diatas bisa bermanfaat. (Sumber: Cara Pintar mendongeng: Kak Andi Yudha)

Peringatan Hari Kartini ala KBAT Birrul Walidain



Hari Jum’at, 20 April 2012 melakukan kegiatan PPL (Program Pengenalan Lingkungan) dengan bermain outbound ala KBAT Birrul Walidain di Musium Kretek untuk memperingati Hari Kartini.
Hal ini merupakan suasana lain dari PPL kami  tahun ini, setelah tiga tahun terakhir mengenakan baju adat sambil naik mobil kapal. Mengingat betapa susahnya para orang tua mencari baju adat bagi si kecil, kini kami menyajikan acara yang berbeda.
Tiga kegiatan outbound berupa merangkak jaring spider, zig-zag ban dan nggogo iwak tersaji di sana. Para guru memperagakan cara bermain sebelum anak-anak bergiliran bermain. Anak-anak pun bermain dengan riang gembira dan antusias. Tak tampak gurat kelelahan, kesedihan dan ke-kecewaan. Yang ada hanyalah semangat untuk bermain bersama teman-teman. Kami pun para guru merasa lega PPL kali ini disukai anak-anak.
Ikan yang tadi ditangkap saat lomba nggogo iwak dan dimasukkan ke dalam botol, dibawa pulang sebagai souvenir. (Bu Uud, Bu Ida)

Kamis, 12 April 2012

Makin Semaraknya KBAT Birrul Walidain


MENJELANG akhir semester II ini komunikasi dan interaksi anak mulai tanpa batas. Tak ada batasan kelas, gender, besar-kecil juga bahasa. Hal ini menjadi sebuah kebanggaan sekaligus kelucuan bahkan rasa haru bagi kami.

Bagaimana tidak, anak-anak yang masih sulit berbicara (si Kecil) bisa bergabung bersama anak yang lebih besar meski dengan bahasa yang hanya dimaknai anak-anak. Sesekali si Kecil ini hanya menyaksikan anak-anak besar bermain dan ikut tersenyum-tertawa atas tingkah polahnya.

Perbedaan bahasa pun tak mengurungkan niat untuk sa-ling menyayangi saat teman-teman yang kecil menangis. Betapa indah persahabatan mereka... Dan inilah keajaiban Allah SWT yang diperlihatkan pada kita untuk kita ambil hikmahnya... .(Bu Heny).-

Tips Menumbuhkan Kepercayaan Diri Pada Anak


Tiap anak mempunyai karakter kepribadian yang berbeda-beda. Ada yang pemberani, ada yang pemalu, ada yang cepat untuk beradaptasi dengan teman dan ada pula yang butuh waktu lama ketika harus mengenal temannya. Hal ini bisa tercipta selain dari pola kehidupan didalam keluarga juga lingkungan dapat membentuk karakter anak. Dibawah ini beberapa tips untuk menumbuhkan kepercayaan diri pada anak:

1. Ciptakan komunikasi aktif dengan anak kita setiap hari walaupun hanya sebentar. Contoh: menciptakan makan malam dirumah dalam suasana hangat bersama seluruh anggota keluarga atau membacakan dongeng kepada anak menjelang tidur malam.

2. Jangan pernah mengekang keinginan anak untuk bertanya, dan jangan abaikan pertanyaan anak sesibuk apapun kita.

3. Ciptakan suasana demokratis dalam keluarga, sehingga tidak tercipta otoritas orang tua yang terlalu mengekang.

4. Ajaklah selalu untuk bertemu sanak keluarga, misalnya seminggu atau sebulan sekali.

5. Ajaklah anak untuk bermain diluar rumah bersama dengan teman-teman seusia di sekitar rumah Anda, misalnya: pada sore hari.

6. Berilah pengertian kepada anak, bahwa semua orang itu sama derajatnya di mata Allah SWT, jadi jangan sampai kita menghina atau meremehkan orang lain.

7. Orang tua hendaklah memberi contoh kepada anak-anaknya, untuk menyapa dan memberikan senyuman kepada teman atau keluarga yang dijumpai. Ketika orang tua terlalu memilih siapa yang dijadikan teman, maka si anak pun akan meniru apa yang dilakukan orang tuanya.

8. Berikanlah kesempatan kepada anak untuk berani tampil di depan umum, misalnya mengikuti perlombaan 17 agustus di RT/desa. Dalam perlombaan ini bukan kemenangan yang utama tapi yang penting anak kita berani untuk tampil.

9. Jangan pernah mencela maupun memarahi anak didepan umum.

10. Dukungan orangtua untuk yakin dan percaya bahwa anak kita bisa melakukannya.

Diatas adalah beberapa tips yang bisa kami berikan. Namun semua itu tidaklah langsung bisa kita lihat hasilnya dalam waktu sekejab, semuanya perlu proses dan kesabaran. Semoga bermanfaat....! (Bu Opik)

Karnaval Maulid Nabi Muhammad SAW ala Birrul Walidain


Hari Jum’at, 3 Februari 2012 anak-anak melakukan karnaval berjalan kaki melewati alun-alun simpang tujuh Kudus memakai topi bergambar unta, burung Ababil, Ka’bah, gajah dan masjid.

Kami melakukan karnaval berjalan kaki dengan peserta didik TKAT Birrul Walidain. Anak-anak TK berjalan sambil membawa poster yang bertuliskan yel-yel tentang kecintaan kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW.

Acara menjadi makin berkesan karena di penghujung perjalanan menuju sekolah, kami diguyur gerimis. Meskipun gerimis, anak-anak tetap berantusias meneruskan perjalanan menuju ke sekolah sambil bercanda bersama teman-temannya.

Dan Alhamdulillah anak-anak semua kuat berjalan cukup jauh sesuai rute yang telah ditentukan. Untuk itu acara karnaval kali ini kami anggap sebagai PPL (Program Pengenalan Lingkungan) di bulan Februari. Dengan karnaval kali ini, anak belajar mengendalikan diri saat di jalan raya dan belajar mengenal serta mematuhi rambu-rambu lalu lintas. Terima

kasih anak-anak. Kalian memang hebat!!! (Bu Uud dan Bu Tatik)

Serunya PPL Di Pemadam PT Djarum Kudus


Hari Rabu, 14 Maret 2012 KBAT Birrul Walidain melakukan kegiatan PPL (Program Pengenalan Lingkungan) ke pemadam ke-bakaran Djarum Kudus.

Sedianya PPL ini dilaksanakan Januari lalu. Meski kegiatan ini diundur hingga Maret tetapi hujan tetap mengguyur kota Kudus sehingga PPL berjalan agak tersendat. Tak tampak sedikitpun gurat kesedihan pada anak-anak, yang ada hanyalah semangat untuk melakukan pembelajaran di luar. Subhanallah...

Di sini kami belajar mengendalikan api kecil, menyemprot air dengan alat pemadam api dengan obyek bola, mejeng di perahu karet dan berkeliling brak Kaliputu menggunakan mobil pemadam kebakaran Djarum. Pulangnya anak-anak mendapat oleh-oleh nasi kuning. Alhamdulillah...(Bu Helida, Bu Ida)

Minggu, 26 Februari 2012

Asyiknya Belajar di Sentra Seni

SENTRA pamungkas di KBAT Birrul Walidain adalah sentra seni yang diasuh oleh ibu Helida. Sentra ini sebagai pelengkap materi untuk menyeimbangkan otak kanan dan otak kiri. Selain itu sebagai pengganti kegiatan Ekstra Kurikuler, pendorong bakat anak.

Sentra Seni menyediakan permainan antara lain pembelajaran menggambar, mewarnai dan melukis dengan bermacam-macam media dan cara, membuat bentuk benda, binatang atau tanaman dengan macam-macam bahan. Selain itu anak juga dikenalkan dengan meronce, menggunting sederhana, melipat kertas, mencocok gambar, membatik, jumputan, mozaik, kolase, menganyam dan menjahit sederhana.

Selain kegi-atan di atas disini diperkenal-kan pula kepada anak-anak ber-musik baik se-cara aktif (memainkan alat musik sederhana di ke-las seperti kulin-tang, seruling, gitar mainan dan sebagainya) maupun pasif seperti (menyanyi dan menari baik klasik dengan musik gamelan maupun modern). Semua kegiatan tersebut berguna bagi anak-anak, yakni untuk memahami cara bekerja dengan bahan seni serta melatih pengem-bangan motorik kasar dan halus pada anak. Meski tidak semua berbakat te-tapi musik apapun bentuk-nya bersifat universal bagi semua makhluk, terutama manusia di segala umur. Mulai bunyi air mengalir, suara binatang, gemericik air dan musik alam lainnya. (Bu Helida)

Tahap -Tahap Perkembangan Menulis

Semua orang tua pasti berharap, ketika anaknya masuk sekolah sudah bisa menulis. Tentunya menulis bagi anak juga melalui proses dan tahapan-tahapan. Berikut ini tahapan anak dalam menulis :

Tahap 1: Coretan-coretan Acak. Mulai membuat coretan, random scribbling, coretan awal, coretan acak, coretan-coretan seringkali digabungkan seolah-olah krayon tidak pernah lepas dari kertas. Warna-warna coretan dapat dikelompokkan bersama dan menyatu atau terpisah dalam kelompok-kelompok setiap halaman. Coretan dapat satu warna atau beberapa warna.

Tahap 2: Coretan terarah. Coretan terarah dimunculkan dalam bentuk garis lurus ke atas atau mendatar yang diulang-ulang, garis-garis, titik-titik, bentuk lonjong, atau lingkaran (huruf tiruan) mungkin terlihat tidak berhubungan dan menyebar secara acak di seluruh permukaan kertas.

Tahap 3: Garis dan bentuk khusus diulang-ulang, atau menulis garis tiruan. Diwujudkan melalui bentuk, tanda dan garis-garis yang terarah, dapat terlihat mengarah dari sisi kiri ke kanan halaman dengan huruf-huruf yang sebenarnya atau titik-titik sepanjang garis, dapat mengarah dari atas ke bawah halaman kertas

Tahap 4: Latihan huruf-huruf acak atau nama. Huruf-huruf muncul berulang-ulang diwujudkan dari namanya, beberapa dapat diakui dan yang lainnya sebagai symbol, dapat mengambang di atas kertas, digambarkan di dalam garis, ditulis dalam gambar sederhana yang sudah dikenalkannya seperti sebuah rumah atau saling berhimpit diatas yang lainnya secara berulang-ulang. Huruf-huruf nama mungkin saling tertukar, dan/atau ditulis diatas dan dibawah. Latihan nama dapat menggunakan huruf besar atau yang lainnya kecil, contoh-contoh yang abstrak atau benar.

Tahap 5: Menulis nama. Nama mungkin yang pertama, terakhir, atau gabungan dan tulisan dapat muncul berulang-ulang dalam berbagai warna alat-alat tulis (spidol, krayon, pensil), nama dapat ditulis didepan atau sebagai cerminan pikiran, didalam kotak dengan latar belakang atau bayangan berwarna, nama dapat ditulis diatas kertas dengan gambar dibawah, rangkaian angka-angka dan abjad dapat dimasukkan.

Tahap 6: Mencontoh kata-kata di lingkungan. Menulis kata-kata dari lingkungan secara acak dan diulang-ulang dalam berbagai ukuran, orientasi dan warna, termasuk nama anggota keluarga lainnya

Tahap 7: Menemukan ejaan. Usaha pertama untuk memeriksa dan mengeja kata-kata dengan menggabungkan huruf yang bermacam-macam untuk mewujudkan sebuah kata seperti yang digambarkan berikut ini:

· Huruf konsonan awal (R mewakili Rumah)

· Huruf konsonan awal / akhir (P mewakili Pohon)

Tahap 8: Ejaan umum. Usaha-usaha mandiri untuk memisahkan huruf dan mencatatnya dengan benar menjadi kata lengkap

Tahap 9: Tahap lebih lanjut. Sesuai denga ejaan / menemukan campuran ejaan (Anak mulai membaca dan menulis dalam ejaan yang lebih sesuai setelah belajar beberapa kata dasar tunjuk). Misalnya : Papa dan Mama sayang aku.

(Sumber: Panduan Pendidikan Sentra untuk PAUD)

KBAT Birrul Walidain Berkunjung ke Donut Boys

HARI Jum’at, 20 Januari 2012 KBAT Birrul Walidain melakukan kegiatan PPL (Program Pengenalan Lingkungan) di toko sekaligus perusahaan home industri pembuat donat kentang “Donut Boys”.

Ternyata bahan dasar yang dipakai untuk membuat donat salah satunya adalah kentang. Saat pak Bantoro memberi pengarahan tentang cara membuat donat, mas Nudia (salah seorang peserta didik kami) nyeletuk, “gak ada gulanya ya....” dan pak Bantoro mohon maaf sekaligus berterimakasih karena beliau lupa menyampaikan bahwa gula sebagai salah satu bahan dasar untuk membuat donat.

Tibalah saat yang ditunggu-tunggu yakni topping donat alias menghias bagian atas donat. Telah disiapkan coklat putih dan saus coklat untuk menghiasnya. Anak-anak dengan asyiknya menghias coklat sambil sesekali mencicipi saus coklat. Bahkan beberapa anak yang bersemangat langsung menyan-tapnya.

Alhamdulillah semua berjalan dengan lancar. Anak-anak pulang dengan gembira sambil membawa donat hasil hiasannya dan pengalamannya membuat donat. Itulah yang terpenting bagi kami... (Bu Helida dan Bu Tatik)

Sabtu, 21 Januari 2012

Asyiknya Belajar di Sentra Persiapan

KINI saatnya sentra Persiapan yang akan kita bahas dan diampu oleh Ibu Aulia.
Kemampuan untuk membaca dan menulis tidak muncul begitu saja secara alamiah, melainkan dengan rencana dan pembelajaran yang dirancang secara cermat. Belajar membaca dan menulis itu sangat penting untuk keberhasilan anak di sekolah.
Sentra Persiapan adalah sentra dimana guru mengorganisasikan tempat secara khusus, yang fo-kus didalamnya di-isi dengan berba-gai kegiatan mate-matika, memba-ca, menulis dan pengembangan da-lam kemampuan berbahasa. Walau-pun demikian kegiatan-kegiatan lain yang menuju tahap menulis dan membaca seperti pengenalan angka, huruf, dan latihan untuk mengungkap-kan perasaan atau mengulang suatu kejadian dengan bercerita.
Pekerjaan klasifikasi tetap disediakan untuk anak-anak yang tahap perkembangannya lebih rendah, sehingga anak tetap mendapatkan materi sesuai dengan tingkat kemampuan dan tahap perkembangannya. Dalam hal ini, di kelompok bermain penyajian semua kegiatan tersebut disajikan sambil bermain, sehingga konsep yang akan kita sampaikan lebih tertanam di memori anak. Misalnya saja: main puzzle huruf dan angka, menebali angka atau huruf. Dan tentu saja dengan media yang dekat dengan anak. (Bu Aulia)

Jalan Sehat Bersama Ibu

AKHIR Semester 1 ditandai dengan acara jalan sehat ibu dan anak untuk memperingati Hari Ibu sebagai pencerminan birrul walidain yang diadakan oleh Ikatan Wali Murid KB-TK Birrul Walidain. Alhamdulillah acara berjalan meriah dan lancar.

Usai acara jalan sehat anak-anak melakukan konser bernyanyi bersama dan berdoa untuk kedua orang tuanya. Konser kali ini terhitung berhasil karena anak-anak telah melakukan konser di Aldiyo sebelumnya. Meski beberapa anak masih ada yang menangis tetapi kegembiraan tetap saja tercermin di sana. Terima kasih kami ucapkan kepada para orang tua yang telah mendukung acara ini hingga sukses.

Agenda acara terakhir hari itu adalah penerimaan raport. Alhamdulillah para orang tua dengan setia meng-ikuti acara hingga akhir. Beberapa wali murid sempat mengambil raport saat libur sekolah, tetapi menjadi moment penting pula bagi kami untuk banyak menggali informasi tentang kehidupan anak-anak selama berada d lingkungan sekolah. Terima kasih ayah dan ibu…

Memasuki semester 2 ini kami banyak berbenah.Terutama persiapan untuk acara akhir tahun dan penerimaan siswa baru. Mudah-mudahan kami mampu mengarungi aral melintang yang menghadang. Amin…(Bu Ilmi).-

Efek Musik Bagi Anak-anak

Hasil riset menunjukkan bahwa musikmemberi lebih daripada sekedar hubungan sebab akibat terhadap perkembangan bagian-bagian tertentu dari otak dalam jangka panjang. Musik memicu keterkaitan yang lebih besar daripada yang dapat diberikan oleh stimulasi lainnya terhadap belahan otak sebelah kiri dengan yang kanan dan antara bidang-bidang di dalam otak yang bertanggung jawab atas emosi dan ingatan. Selain itu, alunan beberapa jenis musik mampu memberikan pengaruh tertentu pada pergerakan gelombang otak anak.

Musik meningkatkan kemampuan otak meliputi kemampuan penginderaan, komunikasi dan emosi, kemampuan koordinasi, melatih otot, meningkatkan potensi kecerdasan, dan mampu membentuk anak menjadi manusia yang dinamis. Kini musik juga dipakai untuk terapi stroke dan gangguan lain, seperti kerusakan otak.

Kegembiraan yang disebabkan oleh musik dapat membangun sebuah ikatan batin antara orang tua dan anak sebagaimana bunyi dan ritme yang melingkupi dunia si kecil yang penuh keceriaan. Musik juga memberi pengalaman pembelajaran yang menggembirakan dan mengesankan serta membangkitkan imajinasi dan kreatifitas anak.

Para ahli berkeyakinan bahwa bermusik (mendengarkan atau bermain musik) ternyata dapat memberikan nutrisi suara untuk meningkatkan gerakan, pendengaran dan ekspresi pada anak-anak. Melalui kegiatan dan mendengarkan musik secara bersama-sama antara orang tua dan anak, maka akan tercipta ketrampilan orang tua dan anak untuk saling melengkapi dalam menyelaraskan hati, pikiran dan raga sebuah keluarga,.

Dari sekian banyak literatur tentang musik yang kita baca, beberapa pencipta lagu seperti Mozart, Sebastian Bach lewat nada-nada klasiknya dipergunakan untuk merangsang perkembangan otak anak. Alunan lembut hingga rancak dimanfaatkan bagi bayi untuk beraktifitas hingga lelap dalam tidur. Tetapi sebagai kaum Muslim alunan ayat-ayat suci Al-Qur‘an terdengar lebih merdu jika diperdengarkan secara terus menerus kepada anak-anak sejak didalam kandungan agar kelak muncul anak-anak Birrul Walidain. Amin…ya robbal aalaamiin….(Dikutip dari buku “Pengaruh Musik bagi Kecerdasan Bayi” karya Dodi Ahmad Fauzi, S.Sos).-