Sabtu, 21 Januari 2012

Asyiknya Belajar di Sentra Persiapan

KINI saatnya sentra Persiapan yang akan kita bahas dan diampu oleh Ibu Aulia.
Kemampuan untuk membaca dan menulis tidak muncul begitu saja secara alamiah, melainkan dengan rencana dan pembelajaran yang dirancang secara cermat. Belajar membaca dan menulis itu sangat penting untuk keberhasilan anak di sekolah.
Sentra Persiapan adalah sentra dimana guru mengorganisasikan tempat secara khusus, yang fo-kus didalamnya di-isi dengan berba-gai kegiatan mate-matika, memba-ca, menulis dan pengembangan da-lam kemampuan berbahasa. Walau-pun demikian kegiatan-kegiatan lain yang menuju tahap menulis dan membaca seperti pengenalan angka, huruf, dan latihan untuk mengungkap-kan perasaan atau mengulang suatu kejadian dengan bercerita.
Pekerjaan klasifikasi tetap disediakan untuk anak-anak yang tahap perkembangannya lebih rendah, sehingga anak tetap mendapatkan materi sesuai dengan tingkat kemampuan dan tahap perkembangannya. Dalam hal ini, di kelompok bermain penyajian semua kegiatan tersebut disajikan sambil bermain, sehingga konsep yang akan kita sampaikan lebih tertanam di memori anak. Misalnya saja: main puzzle huruf dan angka, menebali angka atau huruf. Dan tentu saja dengan media yang dekat dengan anak. (Bu Aulia)

Jalan Sehat Bersama Ibu

AKHIR Semester 1 ditandai dengan acara jalan sehat ibu dan anak untuk memperingati Hari Ibu sebagai pencerminan birrul walidain yang diadakan oleh Ikatan Wali Murid KB-TK Birrul Walidain. Alhamdulillah acara berjalan meriah dan lancar.

Usai acara jalan sehat anak-anak melakukan konser bernyanyi bersama dan berdoa untuk kedua orang tuanya. Konser kali ini terhitung berhasil karena anak-anak telah melakukan konser di Aldiyo sebelumnya. Meski beberapa anak masih ada yang menangis tetapi kegembiraan tetap saja tercermin di sana. Terima kasih kami ucapkan kepada para orang tua yang telah mendukung acara ini hingga sukses.

Agenda acara terakhir hari itu adalah penerimaan raport. Alhamdulillah para orang tua dengan setia meng-ikuti acara hingga akhir. Beberapa wali murid sempat mengambil raport saat libur sekolah, tetapi menjadi moment penting pula bagi kami untuk banyak menggali informasi tentang kehidupan anak-anak selama berada d lingkungan sekolah. Terima kasih ayah dan ibu…

Memasuki semester 2 ini kami banyak berbenah.Terutama persiapan untuk acara akhir tahun dan penerimaan siswa baru. Mudah-mudahan kami mampu mengarungi aral melintang yang menghadang. Amin…(Bu Ilmi).-

Efek Musik Bagi Anak-anak

Hasil riset menunjukkan bahwa musikmemberi lebih daripada sekedar hubungan sebab akibat terhadap perkembangan bagian-bagian tertentu dari otak dalam jangka panjang. Musik memicu keterkaitan yang lebih besar daripada yang dapat diberikan oleh stimulasi lainnya terhadap belahan otak sebelah kiri dengan yang kanan dan antara bidang-bidang di dalam otak yang bertanggung jawab atas emosi dan ingatan. Selain itu, alunan beberapa jenis musik mampu memberikan pengaruh tertentu pada pergerakan gelombang otak anak.

Musik meningkatkan kemampuan otak meliputi kemampuan penginderaan, komunikasi dan emosi, kemampuan koordinasi, melatih otot, meningkatkan potensi kecerdasan, dan mampu membentuk anak menjadi manusia yang dinamis. Kini musik juga dipakai untuk terapi stroke dan gangguan lain, seperti kerusakan otak.

Kegembiraan yang disebabkan oleh musik dapat membangun sebuah ikatan batin antara orang tua dan anak sebagaimana bunyi dan ritme yang melingkupi dunia si kecil yang penuh keceriaan. Musik juga memberi pengalaman pembelajaran yang menggembirakan dan mengesankan serta membangkitkan imajinasi dan kreatifitas anak.

Para ahli berkeyakinan bahwa bermusik (mendengarkan atau bermain musik) ternyata dapat memberikan nutrisi suara untuk meningkatkan gerakan, pendengaran dan ekspresi pada anak-anak. Melalui kegiatan dan mendengarkan musik secara bersama-sama antara orang tua dan anak, maka akan tercipta ketrampilan orang tua dan anak untuk saling melengkapi dalam menyelaraskan hati, pikiran dan raga sebuah keluarga,.

Dari sekian banyak literatur tentang musik yang kita baca, beberapa pencipta lagu seperti Mozart, Sebastian Bach lewat nada-nada klasiknya dipergunakan untuk merangsang perkembangan otak anak. Alunan lembut hingga rancak dimanfaatkan bagi bayi untuk beraktifitas hingga lelap dalam tidur. Tetapi sebagai kaum Muslim alunan ayat-ayat suci Al-Qur‘an terdengar lebih merdu jika diperdengarkan secara terus menerus kepada anak-anak sejak didalam kandungan agar kelak muncul anak-anak Birrul Walidain. Amin…ya robbal aalaamiin….(Dikutip dari buku “Pengaruh Musik bagi Kecerdasan Bayi” karya Dodi Ahmad Fauzi, S.Sos).-

KBAT Birrul Walidain Konser di Aldiyo Music Course

Hari Jum’at, 16 Desember 2011 menutup serangkaian kegiatan PPL di semester satu, KBAT Birrul Walidain melaksanakan PPL (Program Pengenalan Lingkungan) di Aldiyo Music Course and Studio

Titik-titik hujan membasahi di pagi hari, beruntung anak-anak melaksanakan PPL secara indoor, sesuai perkiraan kami. Sejak pagi mereka siap menghafal lagu yang akan mereka pentaskan di Aldiyo. Mereka sangat bersemangat karena ini merupakan kali pertama anak-anak pentas.

Sampai di lokasi anak-anak makin bersemangat melihat banyak alat musik. Apalagi setelah diputarkan slide dimana alat musik ternyata bisa dimainkan oleh anak-anak.

Alhasil, rasanya waktu 10 menit memasuki tiap ruangan masih kurang bagi anak-anak. Meski bu Heni telah meniup peluit tanda selesai masuk di tiap ruangan, anak-anak tak beranjak. Maka mohon maaf kepada para orang tua karena pulangnya agak molor.

Acara diakhiri dengan menyanyi bersama lagu “Bermain Musik” yang dipopulerkan oleh Sherina. Anak-anak bebas menari dan bernyanyi bersama. Dan lagu Ilalliqo’ pun menutup acara hari itu. Wah senangnya..(Bu Helida dan Bu Ida)

Asyiknya Belajar di Sentra Bahan Alam Cair

KINI saatnya sentra Bahan Alam Cair yang akan kita bahas dan diampu oleh Ibu Uud.
Bahan Alam Cair merupakan salah satu sentra/bentuk pembelajaran BCCT (Beyond Center of Circle Time) yang kami ajarkan di KBAT Birrul Walidain. Sentra ini mengenalkan bahan sifat cair dan benda alam di sekitar kita serta pengenalan sains.
Secara tidak langsung anak belajar sambil bermain seperti pengenalan konsep warna (warna dasar yakni merah, kuning, biru) dan pencampuran warna sehingga akan menghasilkan perubahan warna yang nyata pada saat anak bermain.
Selain bermain air , ada juga bermain pasir tetapi akan kami sampaikan pada semester 2 nanti, karena perlu diajarkan aturan per-mainannya sehingga tak ter-jadi hal-hal yang tak kita inginkan.
Manfaat bermain pasir diantaranya anak dapat belajar dan bermain konsep kasar dan halus dan membangun imajinasi anak dalam membentuk pasir .
Untuk itu anak perlu memakai baju ganti (bukan seragam) agar anak dapat bermain dengan enjoy dan all out, tanpa takut seragamnya kotor.
Bermain plastisin berguna untuk mengembangkan imajinasi dan merangsang motorik halusnya yang pada akhirnya diperlukan untuk memegang alat tulis dengan baik.
Saat bermain di sentra Bahan Alam Cair anak harus benar-benar bebas berekspresi dan menikmati sesuai dengan kemasan mainan yang kami sampaikan. (Bu Uut)

Minggu, 15 Januari 2012

KIAT ATASI KEBIASAAN BURUK ANAK

Awalnya lucu melihat si kecil mengisap jempolnya. Tapi, lama kelamaan kok sulit ya menghentikannya? Apa saja kebiasaan si kecil yang sering dikeluhkan orang tua? Akan kita bahas satu persatu.

1. Menggigit Kuku
Menggigit kuku kadang merupakan perpanjangan dari kebiasaan mengisap ibu jari. Kebiasaan ini ketika dewasa bisa beralih menjadi kebiasaan merokok, makan permen karet,mengorek hidung atau memainkan rambut. Menurut ahli, kebiasaan buruk ini adalah ekspresi dari kegelisahan, rasa tertekan, kecewa dan kemarahan. Carilah penyebabnya dulu.
Solusi: Beri pengertian kepada anak tentang akibat buruk menggigit kuku dan penyakit yang dapat timbul karena kebiasaan ini. Mengalihkan kebiasaan tersebut pada bentuk permainan dengan teman sebaya.

2. Mengamuk (temper tantrum)
Mengamuk umum terjadi saat anak usia 3-12 tahun, lebih sering pada anak laki-laki. Anak menjerit, memukul, menendang, menjatuhkan badan ke lantai, emukul kepala atau melempar barang. Penyebabnya bisa karena meniru orang tua atau kepribadian anak sendiri (bossy, aktif dan energik), ketakutan luar biasa, ketidakcocokan dengan orang tua saat anak sedang berkembang pribadinya, orangtua yang terlalu over protektif, yidak konsisten, faktor keturunan, kecemburuan pada saudara, dan sebagainya.
Solusi: Jangan penuhi keinginannya bila si kecil tantrum, biarkan saja. Begitu anak menyadari tak mendapat apa-apa, tantrum akan berhenti. Mungkin saja cara ini tak berhasil, yang penting orang tua harus sabar, jangan tergesa-gesa mengambil sikap, misalnya karena malu dilihat orang. Ingat, orangtua sebaiknya selalu konsisten.

3. Gagap
"A....ayah, mmmau booola," mungkin anda pernah melihat anak yang begitu sult bicara. Dikatakan gagap bila anak mengalami kelainan irama atau kelancaran bicara yang disebabkan adanya pengulangan, perpanjangan suara, kata atau suku kata. Gagap biasa terjadi pada usia 2-3 tahun dan 5-7 tahun.Seringkali disertaidengan mengedip-ngedipkan mata atau menggoyang kepala.
Gagap sebenarnya bagian dari perkembangan bahasa yang normal, tetapi bila berlanjut atau berlebihan bisa jadi ada faktor lain seperti gangguan emosi anak dengan orang tua yang perfeksionis. Bisa pula ada faktor keturunan atau kelainan organ seperti lidah yang pendek dan kaku.
Solusi: Jangan terlalu memaksa anak atau memarahi anak bila gagapnya kambuh. Dengarkan ia denga sabar, tidak memberondongnya dengan pertanyaan atau kata-kata. Tumbuhkan rasa percaya dirinya terutama saat ia bergaul dengan teman-teman sebaya. Bila gagap muncul pada anak setelah usia sekolah, mungkin diperlukan terapi lebih lanjut dengan ahli wicara atau psikoterapis.

4. Elective Mutism
Anak disebut berperilaku elective mutism bila ia memaksa dirinya secara mental dan fisik untuk tidak bicara pada orang-orang tertentu yang asing baginya. Sering terjadi pada usia 3-5 tahun. Penyebabnya bisa karena anak dipisahkan denga keluarga (misalnya akanmasuk sekolah), anak sangat tergantung ibu atau terdapat pengalaman traumatis sebelumnya. YAng terpenting mencari pencetus mengapa anak bersikap demikian, dan atasi penyebabnya. (Sumber: MAjalah Maudi)