Minggu, 26 Februari 2012

Asyiknya Belajar di Sentra Seni

SENTRA pamungkas di KBAT Birrul Walidain adalah sentra seni yang diasuh oleh ibu Helida. Sentra ini sebagai pelengkap materi untuk menyeimbangkan otak kanan dan otak kiri. Selain itu sebagai pengganti kegiatan Ekstra Kurikuler, pendorong bakat anak.

Sentra Seni menyediakan permainan antara lain pembelajaran menggambar, mewarnai dan melukis dengan bermacam-macam media dan cara, membuat bentuk benda, binatang atau tanaman dengan macam-macam bahan. Selain itu anak juga dikenalkan dengan meronce, menggunting sederhana, melipat kertas, mencocok gambar, membatik, jumputan, mozaik, kolase, menganyam dan menjahit sederhana.

Selain kegi-atan di atas disini diperkenal-kan pula kepada anak-anak ber-musik baik se-cara aktif (memainkan alat musik sederhana di ke-las seperti kulin-tang, seruling, gitar mainan dan sebagainya) maupun pasif seperti (menyanyi dan menari baik klasik dengan musik gamelan maupun modern). Semua kegiatan tersebut berguna bagi anak-anak, yakni untuk memahami cara bekerja dengan bahan seni serta melatih pengem-bangan motorik kasar dan halus pada anak. Meski tidak semua berbakat te-tapi musik apapun bentuk-nya bersifat universal bagi semua makhluk, terutama manusia di segala umur. Mulai bunyi air mengalir, suara binatang, gemericik air dan musik alam lainnya. (Bu Helida)

Tahap -Tahap Perkembangan Menulis

Semua orang tua pasti berharap, ketika anaknya masuk sekolah sudah bisa menulis. Tentunya menulis bagi anak juga melalui proses dan tahapan-tahapan. Berikut ini tahapan anak dalam menulis :

Tahap 1: Coretan-coretan Acak. Mulai membuat coretan, random scribbling, coretan awal, coretan acak, coretan-coretan seringkali digabungkan seolah-olah krayon tidak pernah lepas dari kertas. Warna-warna coretan dapat dikelompokkan bersama dan menyatu atau terpisah dalam kelompok-kelompok setiap halaman. Coretan dapat satu warna atau beberapa warna.

Tahap 2: Coretan terarah. Coretan terarah dimunculkan dalam bentuk garis lurus ke atas atau mendatar yang diulang-ulang, garis-garis, titik-titik, bentuk lonjong, atau lingkaran (huruf tiruan) mungkin terlihat tidak berhubungan dan menyebar secara acak di seluruh permukaan kertas.

Tahap 3: Garis dan bentuk khusus diulang-ulang, atau menulis garis tiruan. Diwujudkan melalui bentuk, tanda dan garis-garis yang terarah, dapat terlihat mengarah dari sisi kiri ke kanan halaman dengan huruf-huruf yang sebenarnya atau titik-titik sepanjang garis, dapat mengarah dari atas ke bawah halaman kertas

Tahap 4: Latihan huruf-huruf acak atau nama. Huruf-huruf muncul berulang-ulang diwujudkan dari namanya, beberapa dapat diakui dan yang lainnya sebagai symbol, dapat mengambang di atas kertas, digambarkan di dalam garis, ditulis dalam gambar sederhana yang sudah dikenalkannya seperti sebuah rumah atau saling berhimpit diatas yang lainnya secara berulang-ulang. Huruf-huruf nama mungkin saling tertukar, dan/atau ditulis diatas dan dibawah. Latihan nama dapat menggunakan huruf besar atau yang lainnya kecil, contoh-contoh yang abstrak atau benar.

Tahap 5: Menulis nama. Nama mungkin yang pertama, terakhir, atau gabungan dan tulisan dapat muncul berulang-ulang dalam berbagai warna alat-alat tulis (spidol, krayon, pensil), nama dapat ditulis didepan atau sebagai cerminan pikiran, didalam kotak dengan latar belakang atau bayangan berwarna, nama dapat ditulis diatas kertas dengan gambar dibawah, rangkaian angka-angka dan abjad dapat dimasukkan.

Tahap 6: Mencontoh kata-kata di lingkungan. Menulis kata-kata dari lingkungan secara acak dan diulang-ulang dalam berbagai ukuran, orientasi dan warna, termasuk nama anggota keluarga lainnya

Tahap 7: Menemukan ejaan. Usaha pertama untuk memeriksa dan mengeja kata-kata dengan menggabungkan huruf yang bermacam-macam untuk mewujudkan sebuah kata seperti yang digambarkan berikut ini:

· Huruf konsonan awal (R mewakili Rumah)

· Huruf konsonan awal / akhir (P mewakili Pohon)

Tahap 8: Ejaan umum. Usaha-usaha mandiri untuk memisahkan huruf dan mencatatnya dengan benar menjadi kata lengkap

Tahap 9: Tahap lebih lanjut. Sesuai denga ejaan / menemukan campuran ejaan (Anak mulai membaca dan menulis dalam ejaan yang lebih sesuai setelah belajar beberapa kata dasar tunjuk). Misalnya : Papa dan Mama sayang aku.

(Sumber: Panduan Pendidikan Sentra untuk PAUD)

KBAT Birrul Walidain Berkunjung ke Donut Boys

HARI Jum’at, 20 Januari 2012 KBAT Birrul Walidain melakukan kegiatan PPL (Program Pengenalan Lingkungan) di toko sekaligus perusahaan home industri pembuat donat kentang “Donut Boys”.

Ternyata bahan dasar yang dipakai untuk membuat donat salah satunya adalah kentang. Saat pak Bantoro memberi pengarahan tentang cara membuat donat, mas Nudia (salah seorang peserta didik kami) nyeletuk, “gak ada gulanya ya....” dan pak Bantoro mohon maaf sekaligus berterimakasih karena beliau lupa menyampaikan bahwa gula sebagai salah satu bahan dasar untuk membuat donat.

Tibalah saat yang ditunggu-tunggu yakni topping donat alias menghias bagian atas donat. Telah disiapkan coklat putih dan saus coklat untuk menghiasnya. Anak-anak dengan asyiknya menghias coklat sambil sesekali mencicipi saus coklat. Bahkan beberapa anak yang bersemangat langsung menyan-tapnya.

Alhamdulillah semua berjalan dengan lancar. Anak-anak pulang dengan gembira sambil membawa donat hasil hiasannya dan pengalamannya membuat donat. Itulah yang terpenting bagi kami... (Bu Helida dan Bu Tatik)