Sabtu, 14 Juli 2012

KBAT Birrul Walidain TP 2012/2013


   Tahun pelajaran 2012/2013 ini akan dimulai tanggal 16 juli 2012. Tahun ini Kelompok Bermain Birrul Walidain menerima 52 peserta didik. Terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada kami.

   Pada tanggal 16 mei 2012 KBAT Birrul Walidain mengikuti lomba gugus terpadu tingkat kabupaten kudus dan  Alhamdulillah pada tanggal 23 Mei 2012 maju ketingkat karisidenan Pati. Mohon doa restunya tanggal 23 juli ini KBAT Birrul Walidain maju ketingkat propinsi jawa tengah.

PPL ke Jepara Sebuah Sensasi yang Berbeda



   PPL penuh suasana keakraban antara guru dan  anak menjadikan PPL kali ini  berbeda. Bagaimana tidak, biasanya anak-anak bepergian ke luar kota mengendarai bis dengan keluarga, kali ini bersama para guru dan teman-temannya.

Sebelum berangkat kepala sekolah KBAT Birrul Walidain memberikan pengarahan kepada anak-anak dihalaman sekolah. Setelah itu anak-anak menuju bis yang sudah menanti anak-anak. didalam bis anak-anak menempati tempat duduknya masing-masing sesuai dengan arahan ibu guru, tak lupa sebelum bis berangkat anak-anak berdoa dan melambaikan tangan kepada orang tua yang mengantar.

Selama didalam bis anak-anak bersenda gurau dengan teman dan guru sambil membawa jajanan yang mereka bawa dari rumah. Sesampainya di lokasi Pantai Bandengan anak-anak langsung bersorak gembira. Mereka turun dari bis dan berbaris sesuai kelompoknya masing-masing dan dengan arahan guru mereka langsung menuju ke pantai. Main pasir dan main air dipantai sampai berbasah-basahan membuat mereka enggan untuk menyelesaikan permainan. Setelah matahari terasa mulai menyengat, anak-anak segera menyelesaikan permainan dan langsung mandi biar badan menjadi segar kembali.

Selesai mandi, anak-anak tak lupa melaksanakan sholat dhuhur kemudian makan siang dan langsung kembali masuk bis untuk melanjutkan perjalanan pulang. Semoga PPL kali ini menjadi pengalaman yang terindah bagi mereka. (Bu Opik)

  

Birrul Walidain Tempat Tercinta Tak akan Pernah Sirna...



Pentas perpisahan akhir tahun kali ini penuh dengan kejutan. Saat latihan mulus, tetapi saat pentas bisa mogok, saat latihan bermain sendiri tetapi kala pentas bisa begitu manis, saat latihan sering lupa tetapi saat pentas menjadi ingat bahkan saat latihan tidak pernah hadir, saat pentas mengerti kondisi panggung.
Tampaknya panggung mengubah konsep anak menjadi lebih baik. Berada di atas panggung menjadi kebanggaan tersendiri bagi anak-anak.  Bak seorang artis mereka tampil tanpa canggung dan grogi.
Meski beberapa anak mogok, tetapi komentar para tamu acara perpisahan kali ini terbilang sukses. “Yang mogok kan cuma satu, tapi yang lain tetap menari. Itu sudah bagus untuk ukuran KB” kata Hj.Munziyah RM, mewakili PDA Majelis Dikdasmen. Ibu Kepala Sekolah juga menimpali, “Begitu musik berbunyi langsung bergerak mengikuti irama, tidak diam di atas panggung, adalah sebuah prestasi bagi anak-anak.”
Alhamdulillah...kami bangga dan puas dengan penampilan anak-anak. Terima kasih pula pada orang tua yang telah berpartisipasi meng-kondisikan putra-putrinya sehingga tetap bersemangat. (Bu Tatik).-

Sampaikan Nasehat Lewat Dongeng



Dongeng adalah cerita rekaan, tetapi tidak berarti dongeng tidak bermanfaat. Bercerita adalah sebuah proses kreatif anak-anak. Dalam proses perkembangannya, dongeng mengaktifkan tak hanya aspek intelektual, tetapi juga aspek kepekaan kehalusan budi, emosi, seni, fantasi, dan imajinasi. Pendeknya,  mengutamakan otak kiri dan  otak kanan.
                  Cerita atau dongeng menawarkan kesempatan menginterpretasi  kehiPdupan diluar pengalaman langsung mereka. Anak-anak dikenalkan pada berbagai cara, pola, dan pendekatan tingkah laku manusia sehingga mereka mendapat bekal menghadapi masa depan. Untuk mewujudkan hal tersebut, kesungguhan, ketulusan, dan kasih sayang orangtua dalam bercerita mutlak diperlukan.
Dongeng ternyata merupakan salah satu cara yang efektif untuk mengembangkan aspek-aspek kognitif (pengetahuan), afektif (perasaan), sosial, dan aspek konatif (penghayatan) anak-anak. Selain itu, dongeng pun dapat membawa anak-anak pada pengalaman baru yang belum pernah dialaminya. Rasulullah Saw pun tak segan-segan menggunakan metode dongeng atau cerita agar anak-anak terangsang otaknya dan tergugah perasaannya.
  Dari dongeng, banyak hikmah yang membuat anak-anak merasa belajar sesuatu. Lewat dongeng anak-anak tak merasa digurui karena mereka merespons segala sesuatu dengan cara mereka sendiri. Selain itu dengan cara ini, anak-anak merasa diajak ngobrol dan tidak merasa dinasehati. Anak-anak tidak akan suka ketika kita menasehati secara langsung. “Kamu harus begini! Kamu tidak boleh begitu!” Mereka cenderung lari ketika dinasehati secara langsung karena mereka merasa digurui.
Menurut Josette Frank, seperti halnya orang dewasa, anak memperoleh pelepasan emosional melalui pengalaman fiktif yang tidak pernah mereka alami dalam kehidupan yang nyata.
Semoga ulasan diatas bisa bermanfaat. (Sumber: Cara Pintar mendongeng: Kak Andi Yudha)

Peringatan Hari Kartini ala KBAT Birrul Walidain



Hari Jum’at, 20 April 2012 melakukan kegiatan PPL (Program Pengenalan Lingkungan) dengan bermain outbound ala KBAT Birrul Walidain di Musium Kretek untuk memperingati Hari Kartini.
Hal ini merupakan suasana lain dari PPL kami  tahun ini, setelah tiga tahun terakhir mengenakan baju adat sambil naik mobil kapal. Mengingat betapa susahnya para orang tua mencari baju adat bagi si kecil, kini kami menyajikan acara yang berbeda.
Tiga kegiatan outbound berupa merangkak jaring spider, zig-zag ban dan nggogo iwak tersaji di sana. Para guru memperagakan cara bermain sebelum anak-anak bergiliran bermain. Anak-anak pun bermain dengan riang gembira dan antusias. Tak tampak gurat kelelahan, kesedihan dan ke-kecewaan. Yang ada hanyalah semangat untuk bermain bersama teman-teman. Kami pun para guru merasa lega PPL kali ini disukai anak-anak.
Ikan yang tadi ditangkap saat lomba nggogo iwak dan dimasukkan ke dalam botol, dibawa pulang sebagai souvenir. (Bu Uud, Bu Ida)