Sabtu, 14 Juli 2012

Sampaikan Nasehat Lewat Dongeng



Dongeng adalah cerita rekaan, tetapi tidak berarti dongeng tidak bermanfaat. Bercerita adalah sebuah proses kreatif anak-anak. Dalam proses perkembangannya, dongeng mengaktifkan tak hanya aspek intelektual, tetapi juga aspek kepekaan kehalusan budi, emosi, seni, fantasi, dan imajinasi. Pendeknya,  mengutamakan otak kiri dan  otak kanan.
                  Cerita atau dongeng menawarkan kesempatan menginterpretasi  kehiPdupan diluar pengalaman langsung mereka. Anak-anak dikenalkan pada berbagai cara, pola, dan pendekatan tingkah laku manusia sehingga mereka mendapat bekal menghadapi masa depan. Untuk mewujudkan hal tersebut, kesungguhan, ketulusan, dan kasih sayang orangtua dalam bercerita mutlak diperlukan.
Dongeng ternyata merupakan salah satu cara yang efektif untuk mengembangkan aspek-aspek kognitif (pengetahuan), afektif (perasaan), sosial, dan aspek konatif (penghayatan) anak-anak. Selain itu, dongeng pun dapat membawa anak-anak pada pengalaman baru yang belum pernah dialaminya. Rasulullah Saw pun tak segan-segan menggunakan metode dongeng atau cerita agar anak-anak terangsang otaknya dan tergugah perasaannya.
  Dari dongeng, banyak hikmah yang membuat anak-anak merasa belajar sesuatu. Lewat dongeng anak-anak tak merasa digurui karena mereka merespons segala sesuatu dengan cara mereka sendiri. Selain itu dengan cara ini, anak-anak merasa diajak ngobrol dan tidak merasa dinasehati. Anak-anak tidak akan suka ketika kita menasehati secara langsung. “Kamu harus begini! Kamu tidak boleh begitu!” Mereka cenderung lari ketika dinasehati secara langsung karena mereka merasa digurui.
Menurut Josette Frank, seperti halnya orang dewasa, anak memperoleh pelepasan emosional melalui pengalaman fiktif yang tidak pernah mereka alami dalam kehidupan yang nyata.
Semoga ulasan diatas bisa bermanfaat. (Sumber: Cara Pintar mendongeng: Kak Andi Yudha)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar