Jumat, 09 Juli 2010

Perpisahan KBAT Birrul Walidain Tahun Pelajaran 2009/2010 Berlangsung Sukses

Hari Sabtu, tanggal 12 Juni 2010 merupakan hari yang amat ditunggu warga KBAT Birrul Walidain. Setelah latihan pentas selama tiga bulan dan sebulan khusus berlatih pentas, dua kali gladi kotor dan sekali gladi bersih serta melakukan fitting baju, kini saatnya anak-anak unjuk gigi pada penonton.

Sejak pagi anak-anak sudsah berkumpul untuk dibereskan riasan anak-anak. Beberapa ada yang demam panggung seperti rewel, sakit perut, pusing, pengen pipis terus dirasakan oleh anak-anak dan para orang tua. Maklum ini adalah pentas pertama bagi anak-anak setelah mulai sekolah. Melihat banyaknya penonton yang akan menyaksikan para orang tua turut deg-degan. Kekhawatiran utama adalah apabila anaknya mogok pentas.

Acara dibuka oleh ibu Rona, MC sekaligus guru TKAT Birrul Walidain. Kemudian dibacakan ayat suci Al-Qur'an oleh ananda Alin dan Gina. Dilanjutkan oleh sambutan-sambutan oleh ibu Rofi' Fajariyah selaku Kepala Sekolah.Selanjutnya adalah prosesi pemberian STSB oleh Ibu Kepala Sekolah. Selanjutnya anak-anak akan mementaskan kebolehan mereka, maka acara ganti baju ini dipergunakan mendengarkan sambutan dari Pak Yusuf mewakili Pengurus KBAT Birrul Walidain, Papa Noula selaku wakil orang tua murid dan Ibu Noor Zakiyah selaku Ketua Himpaudi.

Tibalah saat yang ditunggu-tunggu dimana anak-anak berpentas. Acara pentas diawali dengan Tari Getuk, Senam One Two Three, Tari Rebana, Pentas Hafalan, Tari Melayu dan diakhiri dengan Koor KBAT Birrul Walidain. Semua pentas terasa istimewa.

Saat dibacakan ayat suci Al-Qur'an anak-anak ini memiliki keistimewaan. Alin adalah anak yang mudah menghafal termasuk untuk menghafal Al-Qur'an. Tiap hari tanpa jemu Bu Aulia melatih, selanjutnya saat bu Aulia cuti ibu Opik melanjutkan melatih. Demikian juga Gina, adalah anak KBAT Birrul Walidain yang sudah piawai dalam membaca sehingga terjemahan memang dibaca sendiri. Itu sebabnya ketika kemarin mogok karena sakit, Alin tak bisa menggantikannya.

Tari Getuk ini menonjolkan anak laki-laki untuk bergerak rancak dengan iringan gamelan Jawa. Bu Tatik ahlinya bergerak lincah dengan anak-anak. Agar anak-anak mudah menghafal beberapa gerakan dihafalkan lewat filsafat, seperti pencak silat, kelelahan, ingak-inguk maka anak-anakpun bergerak dengan senang hati dan serempak.

Senam One Two Three atau biasa dijuluki senam Dor karena terdapat adegan seolah menembak sambil berteriak Dor!!! Senam ini diciptakan dan diaransemen sendiri oleh ibu Helida kemudian oleh Ibu Ida diramu agar mudah dilakukan anak-anak. Kostum plus ascesories pun dirancang sendiri oleh ibu Ida dengan barang bekas yang ada di sekitarnya. Disinilah letak soulnya.

Tari Rebana menggambarkan tentang kehidupan beragama agar giat sholat dan mengaji sebelum datangnya Malaikat Maut. Tari ini menonjolkan motorik kasar pada tangan dan kaki berbalut busana Islami dan gendhing Jawa. Meski terlihat sulit tetapi anak-anak berusaha belajar mendengar musik Jawa dan gerakan dipilihkan ibu Helida yang mudah ditiru anak-anak.

Konsep Pentas Hafalan sebetulnya adalah sebuah pementasan yang bersifat fun diramu dengan gerak dan nyanyi. Terbukti anak-anak memang lebih mudah mengerti. Misalnya arti dari do'a untuk kedua orang tua dan doa kebaikan dunia dan akhirat dibuat lagu agar mudah dihafal tetapi sekaligus tahu maknanya. Bu Uud membuat pentas kian menarik karena anak-anak yang pelafalannya kurang, karena berlatih tiap hari, Alhamdulillah artikulasi sekaligus pelafalan makin terbuka. Teknik micingpun teratasi.

Tari Melayu yang apik dibawakan anak-anak ini memakai kostum yang wah...karena rencananya apabila ada lomba, maka anak-anak dengan kostum inilah yang akan diluncurkan. Anak-anak sengaja diambil yang berpostur tinggi, bergerak dengan luwes dan melalui seleksi yang diadakan di sentra seni tiap hari Jum'at. Kostum dirancang sendiri oleh bu Heni dengan gerakan anak-anak yang luwes hingga tak menimbulkan kesulitan saat bergerak

Tadinya para guru merencanakan ada pentas mocopat, geguritan dan menyanyikan lagu daerah. Tetapi lantaran para personil yang multi talenta ini tidak puas hanya melakukan satu tugas(ada yang terpilih di geguritan, mocopat dan menyanyi Isuk-isuk) maka mereka memilih tampil lagi dalam salah satu pementasan di atas. Alhasil acara koor didahului mocopat, geguritan dan saat menyanyi Isuk-isuk teman-teman lain berjalan menempatkan diri di atas panggung. Lagu yang dibawakan adalah Assalamualakum, Sejak Kecil sebagai tanda terima kasih pada orang tua, Selamat Pagi Guruku sebagai tanda sayangnya pada ibu guru dan Selamat Tinggal Birrul Walidain saduran dari Lagu Yek Liang Tai Piao wo Te Sin.

Dan inilah foto-foto anak-anak...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar