Kamis, 30 September 2010

Malaikat Kecil Singgah Kembali di KBAT Birrul Walidain




Ananda Fatih tampak nyaman dalam dekapan ibu


Lahir


Inilah dokumentasi saat para wartawan senior Pikiran Rakyat berkunjung ke Kudus, kota Kretek dan kota terkecil di Jawa Tengah. Tampak masih gagah meski rambut telah berubah dua warna. Tetap semangat ya pak...(Foto : Helida).-

Senin, 20 September 2010

Kunjungan IKPPR (Ikatan Keluarga Pensiunan Pikiran Rakyat) - Bandung Membawa Berkah

IKPPR...apa itu? Ini singkatan dari Ikatan Keluarga Pensiunan Pikiran Rakyat yang bertempat di Bandung. PR atau Pikiran Rakyat adalah nama salah satu koran daerah yang berasal dari Bandung. PR Group memang tidak hanya perusahaan yang bergerak di bidang media massa tetapi mulai merambah ke bidang lain seperti percetakan, apotik, juga beberapa media massa lain yang berbeda nama. Apa hubungannya dengan KBAT Birrul Walidain?...

Salah seorang Penasehat dan Pembina Koran Kecil di KBAT Birrul Walidain bernama Alex Achlish adalah mantan wartawan Pikiran Rakyat dan sempat menjadi Pemimpin Redaksi Fajar Banten. Sebagai pembina sekaligus penasehat, bapak Alex pernah memberikan pengarahan tentang pentingnya membuat berita, berita yang harus terus di-update di tiap-tiap ada perkembangan bahkan membuat buku pegangan untuk kami, para wartawan-wartawati koran kecil.

Sebuah prestasi yang luar biasa ditorehkan sebagai pensiunan wartawan. Ini membuktikan bahwa profesi wartawan ternyata tak mengenal kata pensiun. Wartawan adalah panggilan mulia dari sebuah jiwa yang ingin terus memberikan perubahan ke arah yang lebih baik bagi lingkungannya.

Kunjungan ini menjadikan Bapak Alex merasa tak dilupakan oleh habitat lamanya. Kunjungan yang bermula dari sebuah kekhawatiran dan keprihatinan IKPPR untuk menengok para mantan wartawan yang terkena stroke. Dan sungguh luar biasa kaget pihak IKPPR karena Bapak Alex masih berdiri tegak, dan banyak waktunya digunakan untuk berkiprah bagi banyak orang termasuk untuk KBAT Birrul Walidain.

Apa yang dihasilkan oleh Bapak Alex dibawa sebagai hasil karya abadi seorang pensiunan wartawan, termasuk koran kecil dijadikan sebagai buah tangan untuk dibawa ke Bandung. Masa pensiun yang indah bukan,...diperguinakan untuk membuat bahagia orang lain. Semoga amalan Bapak Alex diridloi Allah SWT. amin... Terima kasih , pak...

Senin, 06 September 2010

Pembinaan Para Guru KB-TKAT Birrul Walidain Perlu Terus Dipupuk.

Pada tanggal 7 Agustus 2010 para guru baik KB maupun TKAT Birrul Walidain diberikan pembinaan oleh para pengurus. Pertemuan ini dihadiri oleh semua guru KB dan TKAT Birrul Walidain, para pengurus yang diwakili oleh Pak Yusuf, Pak Hemi, Pak Imam, Pak Purwanta.

Pertemuan ini menjadi kian menarik karena menggunakan Slide, gambar animasi dan pemutaran video mini sehingga penjelasan menjadi demikian gamblang dan tidak membuat jenuh. Bak Pencerahan bagi kami.

Pembicaraan yang menyangkut pengkaderan, pendidikan SDM dan diakhiri dengan implikasi untuk dunia pendidikan terutama di sekolah KB-TKAT Birrul Walidain Kudus. Semua komponen sekolah berhak mengusulkan yang terbaik untuk Birrul Walidain. Mungkin akan menjadi kian menarik apabila banyak kegiatan kemuhammadiyahan maupun Aisyiyah dan NA bisa terakses langsung di ingternet sehingga syiar terhadap agama dan organisasi kian terasa hingga pucuk-pucuk masyarakat termasuk bagi yang jarang menghadiri pengajian karena berbagai alasan.

Hotmail juga bisa jadi pilihan untuk mengirimkan kritik dan saran bagi orvganisasi dan masyartakat Islam pada umumnya. Semoga di masa mendatang semua ini menjadi kenyataan Amin...(Helida).-



Tampak Bapak Hemi dan Bapak Yusuf tengah mengamati dengan jeli para guru KB-TKATBirrul Walidain saat diadakan pembinaan di ruang serba guna TKAT Birrul Walidain. (Foto : Bu Helida)

Malaikat Kecil Menghampiri Keluarga Pak Habib.

Alhamdulillah pada tanggal 6 Agustus 2010 Bapak Habibi, sang penjaga malam KBAT Birrul Walidain dan ibu Kholimatul Husna mendapatkan berkah luar biasa dari ALLAH SWT dengan hadirnya malaikat kecil di rumah beliau. Kami mendengar kabar bahagia tersebut saat menyelesaikan tugas akbar mengikuti lomba mewarnai dalam rangka HUT RI ke-65 dan melakukan beberapa kegiatan di sekolah dalam rangka memeriahkan HUT RI ke-65 di KBAT Birrul Walidain.

Dan Ananda Zakiya Putri Salsabila, nama sang malaikat kecil ini lahir di rumah beliau dengan ditolong seorang bidan dengan berat 3,5 kg sedang panjang belum diukur sampai berita kami dapatkan. Subhanallah...di zaman seperti ini masih ada yang melahirkan di rumah adalah berkah yang besar. Selamat ya pak-bu, semoga kelak menjadi sholikhah dan pencerah rumah tangga ayah-ibunya. Amin... (Bu Helida).-




Tampak Pak Habib dan Istri tengah berbahagia dengan hadir si kecil. Keduanya bergotong royong mengganti popok bersama. Duh..., rukunnya. Semoga pemandangan ini akan terus nampak hingga akhir hayat ya, pak... Selamat. (Foto : Bu Helida).-

KBAT Birrul Walidain Berjaya di Ajang HUT RI ke-65 sebagai Juara 3 Mewarnai



Ekspresi Hanna penuh kemenangan saat menunjukkan hasil karyanya. Selamat ya, sayang... Teruslah Berkarya...(Foto : Bu Helida).-


Alhamdulillah meski baru sebentar sekolah anak-anak mampu merebut perhatian juri lomba Mewarnai. Yakni sebagai juara 3 atas nama ananda Hanna. Ini tentu di luar dugaan. Setiap anak mempunyai kekuatan bagai magnit yang menyimpan kekuatan besar di dalamnya. Ananda Hanna, Sinok dan Firda memang tampak bagus dalam mewarnai. Gambar apel yang kami berikan mampu diwarnai sesuai dengan warnanya (Apel, batang dan daun).

Tetapi di awal yang tampak nyata adalah Firda dan Sinok. Firda dengan guratan dan pewarnaan yang tajam, halus,nyaris tanpa cacat. Dengan sedikit sentuhan dan polesan kecil kami yakin kemampuannya akan luar biasa. Apalagi didukung oleh kemandirian dan tanpa rewel sejak pertama kali masuk sekolah.

Ananda Sinok yang pernah menjadi juara 3 di lomba Mewarnai dalam rangka Ulang Tahun UMK ini pun tak kalah hebatnya. Usia yang relatif dewasa membuat dia mudah beradaptasi dengan banyak hal. Dalam mewarnai meski kurang halus dan tebal tetapi Sinok adalah pemompa semangat bagi teman-temannya. Sinok selalu berujar aku sudah sampai sini...kalian sampai mana?...dan ini membuat teman-temannya berusaha mengejar keteringgalan. Satu hal yang agak menyulitkan, di pagi hari saat diantar ke sekolah dia masih suka menangis meski sebentar kemudian bisa berhenti dan mengikuti apa kata bu guru.

Ananda Hanna di awal sekolah justru agak rewel. Selalu saja ingin ditunggui ayahnya. Tetapi orang tuanya cukup bijaksana, meski bersedia ditunggui tetapi harus berjanji untuk tetap melakukan kegiatan sekolah. Dan usut punya usut sang ayah bekerja di Brasil dan setahun sekali baru bisa bertemu. Akhirnya pihak sekolah punya kebijakan tersendiri kepada ananda Hanna ini.

Pada saat berlomba mental Hanna justru sangat terjaga. Dia cuek dan santai saat mengerjakan tugasnya. Sedang Firda dan Sinok tengah mengalami masa yang kurang mengenakkan hatinya. Tiba-tiba ingin ditunggui orang tuanya, ingin berangkat ke tempat lomba dengan diantar orang-orang tertentu dan sebagainya. Dan ini membuktikan bahwa mental menjadi hal utama juga untuk diperhatikan. It's OK, masih banyak kesempatan lagi yang bisa kita raih bersama. Jangan pernah putus asa untuk berkarya dan yang penting lagi KBAT Birrul Walidain bangga dengan hasil kerja keras kalian...Selamat ya, sayang... (Bu Helida dan Bu Opik).-


Ananda Firda dan hasil mewarnainya tengah tersenyum lebar penuh kegembiraan. Meski belum berhasil menjadi juara tetapi prestasi Firda tak bisa diremehkan. Konon 20 hasil peserta tingkat playgroup terbaik dipamerkan dan salah satunya terdapat gambar Firda. Tetap semangat untuk berlomba ya, sayang...(Foto : Bu Helida).-


Inilah mbak Sinok beserta gambar hasil lomba mewarnai. Meski belum berhasil di Peringatan HUT RI ke-65 tetapi Sinok pernah menjuarai lomba mewarnai di UMK dalam rangka ulang Tahun UMKbeberapa waktu yang lalu. Tetap semangat ya, sayang...(Foto : Bu Helida).-

Inilah Hasil Bidikan Kamera Kami Saat anak-anak Ditinggalkan Para Orang Tua



Putra sang Kepala Sekolah tak luput dari rewel dan tangis. Bahkan Azka harus membiasakan diri mengenakan seragam sekolah. Allah SWT tentu paling tahu Kepala Sekolah sekaligus Psikolog mendapatkan tantangan lebih besar ketimbang yang lain. Allahu Akbar...(Foto : Pak Au).-


Yuk...kita nyanyi bersama untuk menghilangkan susah dan sedih... satu,...dua...tiga...
Kasih ibu. Kepada Beta. Tak terhingga sepanjang masa...(Foto : bu Ilmi).-


Sesekali anak-anak perlu diajak berfikir di sela-sela menenangkan anak. Inilah metode yang dipakai KBAT Birrul Walidain. (Foto : Pak Habib).-


Bermain ayunan menjadi ajang bermain peran naik bis. Siapa yang belum bayar tiket???(Foto:Bu Ilmi)


Bermain titian, siapa takut???(Foto:Pak Au)


Keceriaan pun nampak di ruang musholla(Foto:Pak Au)


Suasana pengkondisian di area parkir(Foto:Ibu Helida)


KB 2 pun tak kalah stabilnya dengan KB 1(Foto:Ibu Helida)


Bu Ida tengah menenangkan Radit dan Ikhsan di ruang tunggu KBAT Birrul Walidain.


Tampak anak-anak di KB 1 bersemangat untuk diambil gambarnya karena tak menangis lagi. Hebat kan, pak-bu anak-anak tak menangis lagi. Maka bapak dan ibu tak perlu khawatir meninggalkan anak-anak untuk menjalankan aktivitasnya. (Foto : Bu Helida).-


Inilah pose Dicky yang tak menangis sejak bersekolah, cuek dan terus mencari keasyikan bersekolah dengan terus menjelajah ruangan KBAT Birrul Walidain. (Foto : Bu Helida).-


Mama Ikhsan tak perlu khawatir ananda Ikhsan segera berhenti menangis sekitar 10 menit setelah bunda pulang.( Foto : Bu Helida).-


Meski Zidan masih sedih dan menangis tetapi tetap ingin difoto...he...he...he... Dan ini pose yang tak bisa menipu...(Foto : Bu Helida).-


Yang ini adalah suasana saat bu Ida dan Bu Uud berlomba. Selain memperagakan bagaimana cara membuat mereka juga harus membuat proposal dan mempresentasikan di depan juri. Sang juripun bebas menanyakan banyak hal yang menyangkut APE ini. (Foto : Bu Helida).-


Lomba membuat spanduk juga diikuti oleh bu Helida. Oh ya, spanduk ini dipamerkan di GOR dan banyak dipakai penonton untuk berfoto...Tetapi belum berhasil mengantarkan ke gerbang juara. Tak apa-apa ya, bu. Yang penting tetap semangat. (Foto : Bu Helida).-


Ini adalah APE yang dibuat oleh bu Ida dan Bu Uud. Judulnya Pocket Tower atau Menara Berkantung. Jangan putus asa bu Ida dan Bu Uud terus berkarya ya...(Foto : Bu Helida).-

Para Guru KBAT Birrul Walidain Belum Berhasil Memenangkan Juara di Ajang Lomba Hari Anak Nasional 23 Juli 2010

Pada tanggal 23 Juli 2010 tepat di Hari Anak Nasional KBAT Birrul Walidain mengirimkan Bu Ida dan bu Uud untuk mengikuti Lomba membuat APE (Alat Peraga Edukatif) dengan ciptaannya yakni menara saku (Pocket Tower). Idenya cukup brilian bagi kami, yakni kaleng kue yang ditutup dengan kain flanel lantas diberi 5 saku dengan warna, angka, huruf hijaiyyah, abjad atau benda-benda yang berbeda lantas dipergunakan untuk mengelompokkan benda bagi anak-anak. Di bagian atas dipasang kayu sebagai menara/tower untuk memasang sandal bekas yang sudah kami potong sesuai dengan bentuk Lingkaran, persegi dan segitiga. Ketiga bentuk ini masih dikelompokkan antara yang kecil, sedang dan besar agar anak juga memahami perbandingan besar danb kecil selain belajar bentuk. Sedang di bawah kaleng dimanfaatkan untuk belajar puzzle bagi anak-anak.

Meski ide ini brilian bagi kami tetapi tidak bagi panitia. Seperti layaknya semua perlombaan kalah dan menang adalah hal yang biasa maka kami pun menerima kekalahan dengan lapang hati.

Lomba membuat spanduk juga coba diikuti oleh bu Helida. Lomba ini baru kali ini diadakan sehingga kami belum mengetahui persis bentuk lombanya dan penilaiannya. Modal tekad yang kuat untuk berkompetisi dan mencari pengalaman barulah yang kami harapkan. Tetapi di lomba inipun kami belum berhasil mendapatkan juara.

Sebetulnya Lomba HAN adalah lomba yang kami nanti-nantikan. tetapi di tahun ini lomba diadakan dalam waktu yang mendadak dan sangat singkat. Anak-anak KBAT Birrul Walidain pun sudah selesai melangsungkan acara perpisahan sehingga tak satupun lomba anak yang diikuti. Mudah-mudahan tak terjadi lagi di masa yang akan datang. Dan yang penting kami tetep semangat dalam mengikuti lomba apapun. Semoga Allah meridloi...Amin... (Helida Heirani.-)

Permohonan Maaf kepada Pembaca Setia karena Lama Off-line

Pada kesempatan terbaik ini, baik di moment Ramadhan dan Idul Fitri 1431 H yang sebentar lagi akan kita rayakan sebagai hari kemenangan kita atas puasa dalam menahan segala bentuk hawa nafsu ini, kami atas nama KBAT Birrul Walidain memohon maaf lahir dan batin atas segala kesalahan dan kekhilafan selama bergaul dan menyapa para pembaca. Terutama setelah lama kami off-line karena kesehatan yang tengah mendera. Mohon doanya saja agar kami lebih sehat sehingga dapat beraktivitas sebagaimana biasanya.

Hingga kini koran kecil kami belum muncul lagi karena berbagai urusan dalam dan luar sekolah yang dibutuhkan tenaga ekstra sehingga koran kecil belum muncul kembali. Tetapi pembaca tak perlu kecewa karena seperti yang telah kami lakukan segala perkembangan yang terjadi di KBAT Birrul Walidain akan kami up-date sebisa mungkin. Apabila dalam mengup-date berita terdapat keterlambatan dan kesalahan maka ini murni datangnya dari kami pribadi tetapi bila terdapat kemaslahatan di dalamnya maka semua ini datangnya dari Allah SWT. Oke selamat membaca berita-berita kami...(Bu Helida).-