Minggu, 15 Januari 2012

KIAT ATASI KEBIASAAN BURUK ANAK

Awalnya lucu melihat si kecil mengisap jempolnya. Tapi, lama kelamaan kok sulit ya menghentikannya? Apa saja kebiasaan si kecil yang sering dikeluhkan orang tua? Akan kita bahas satu persatu.

1. Menggigit Kuku
Menggigit kuku kadang merupakan perpanjangan dari kebiasaan mengisap ibu jari. Kebiasaan ini ketika dewasa bisa beralih menjadi kebiasaan merokok, makan permen karet,mengorek hidung atau memainkan rambut. Menurut ahli, kebiasaan buruk ini adalah ekspresi dari kegelisahan, rasa tertekan, kecewa dan kemarahan. Carilah penyebabnya dulu.
Solusi: Beri pengertian kepada anak tentang akibat buruk menggigit kuku dan penyakit yang dapat timbul karena kebiasaan ini. Mengalihkan kebiasaan tersebut pada bentuk permainan dengan teman sebaya.

2. Mengamuk (temper tantrum)
Mengamuk umum terjadi saat anak usia 3-12 tahun, lebih sering pada anak laki-laki. Anak menjerit, memukul, menendang, menjatuhkan badan ke lantai, emukul kepala atau melempar barang. Penyebabnya bisa karena meniru orang tua atau kepribadian anak sendiri (bossy, aktif dan energik), ketakutan luar biasa, ketidakcocokan dengan orang tua saat anak sedang berkembang pribadinya, orangtua yang terlalu over protektif, yidak konsisten, faktor keturunan, kecemburuan pada saudara, dan sebagainya.
Solusi: Jangan penuhi keinginannya bila si kecil tantrum, biarkan saja. Begitu anak menyadari tak mendapat apa-apa, tantrum akan berhenti. Mungkin saja cara ini tak berhasil, yang penting orang tua harus sabar, jangan tergesa-gesa mengambil sikap, misalnya karena malu dilihat orang. Ingat, orangtua sebaiknya selalu konsisten.

3. Gagap
"A....ayah, mmmau booola," mungkin anda pernah melihat anak yang begitu sult bicara. Dikatakan gagap bila anak mengalami kelainan irama atau kelancaran bicara yang disebabkan adanya pengulangan, perpanjangan suara, kata atau suku kata. Gagap biasa terjadi pada usia 2-3 tahun dan 5-7 tahun.Seringkali disertaidengan mengedip-ngedipkan mata atau menggoyang kepala.
Gagap sebenarnya bagian dari perkembangan bahasa yang normal, tetapi bila berlanjut atau berlebihan bisa jadi ada faktor lain seperti gangguan emosi anak dengan orang tua yang perfeksionis. Bisa pula ada faktor keturunan atau kelainan organ seperti lidah yang pendek dan kaku.
Solusi: Jangan terlalu memaksa anak atau memarahi anak bila gagapnya kambuh. Dengarkan ia denga sabar, tidak memberondongnya dengan pertanyaan atau kata-kata. Tumbuhkan rasa percaya dirinya terutama saat ia bergaul dengan teman-teman sebaya. Bila gagap muncul pada anak setelah usia sekolah, mungkin diperlukan terapi lebih lanjut dengan ahli wicara atau psikoterapis.

4. Elective Mutism
Anak disebut berperilaku elective mutism bila ia memaksa dirinya secara mental dan fisik untuk tidak bicara pada orang-orang tertentu yang asing baginya. Sering terjadi pada usia 3-5 tahun. Penyebabnya bisa karena anak dipisahkan denga keluarga (misalnya akanmasuk sekolah), anak sangat tergantung ibu atau terdapat pengalaman traumatis sebelumnya. YAng terpenting mencari pencetus mengapa anak bersikap demikian, dan atasi penyebabnya. (Sumber: MAjalah Maudi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar